Analisis Pati Analisis Produk Bioplastik

3. Kemudian dibuat larutan pati dan larutan kitosan sesuai dengan volume yang telah dihitung pada beaker glass. 4. Beaker glass 500 ml yang berisi larutan pati diletakkan di atas magnetic stirrer dan diatur temperatur sebesar 88,82 o C selama 25 menit sambil terus diaduk dengan magnetic stirrer berkecepatan 400 rpm 5. Setelah 25 menit ditambahkan etilen glikol dengan variasi 20, 25, 30, 35 dan 40 pada larutan pati, lalu diaduk selama 15 menit. 6. Setelah 15 menit, magnetic stirrer dimatikan. 7. Larutan dituangkan sebanyak 50 ml ke dalam cetakan flexiglass 20x20 cm, kemudian dikeringkan dalam oven pada T = 60 o C selama 24 jam. 8. Setelah dikeringkan, diangkat dan dimasukkan ke dalam desikator selama 24 jam. 9. Kemudian bioplastik dilepas dari cetakannya dan siap dianalisa

3.4. Prosedur Analisa Bioplastik

3.4.1 Analisis Pati

3.4.1.1 Kadar Air Dengan Standar AOAC Adapun prosedur analisis kadar air adalah sebagai berikut [44]: 1. Cawan porselin dikeringkan terlebih dahulu didalam oven pada suhu 105 o C selama 3 jam, lalu didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang sehingga beratnya tetap . 2. Sampel kira – kira ditimbang sebanyak 3 gram dalam cawan . 3. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 – 105 o C selama 3 jam atau beratnya konstan. 4. Cawan yang berisi sampel dikeringkan dalam desikator lalu ditimbang hingga beratnya tetap. ����� ��� = ����� ���� −����� ��ℎ�� ����� ���� � 100 3.4.1.2 Kadar Abu Dengan Standar AOAC Adapun prosedur analisis kadar abu adalah sebagai berikut [44]: 1. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan porselin . Universitas Sumatera Utara 2. Cawan yang berisi sampel dipijarkan diatas nyala api pembakar bunsen hingga tidak berasap lagi . 3. Kemudian dimasukkan kedalam furnace dengan suhu 550 o C selama ± 12 jam. 4. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator lalu ditimbang hingga beratnya tetap. ����� ��� = ����� ���� −����� ��ℎ�� ����� ���� � 100

3.4.2 Analisis Produk Bioplastik

3.4.2.1 Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength Dengan Standar ASTM D 638 Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan produk bioplastik yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan produk bioplastik. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal Ao. Produk bioplastik dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik sesuai dengan standar ASTM D 638. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 500 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada dialat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya. 3.4.2.2 Uji Densitas Dengan Standar ASTM D792-91, 1991 Adapun prosedur analisis densitas adalah sebagai berikut [45]: 1. Film dipotong dengan ukuran 5 cm x 5 cm dan tebal tertentu, kemudian dihitung volumenya. 2. Kemudian potongan film tersebut ditimbang. 3. Rapat massa densitas dari film dapat ditentukan dengan rumus : �������� = ����� ������ 3.4.2.3 Karakterisasi Fourier Transform Infra-Red FTIR Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red FTIR yaitu berupa : Universitas Sumatera Utara 1. Pati biji nangka 2. Kitosan 3. Bioplastik tanpa pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol 4. Bioplastik dengan penambahan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat apakah ada atau tidak terbentuknya gugus baru dalam produk bioplastik dengan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol. Analisa Fourier Transform Infra-Red FTIR dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan. 3.4.2.4 Karakterisasi Scanning Electron Microscope SEM Sampel yang akan dianalisa dengan Scanning Electron Microscope SEM yaitu berupa : 1. Pati biji nangka 2. Bioplastik tanpa pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol 3. Bioplastik dengan penambahan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat morfologi pati biji nangka, morfologi penyebaran dengan dan tanpa penambahan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol dalam matriks pati biji nangka. Analisa Scanning Electron Microscope SEM dilakukan di Laboratorium Scanning Electron Microscope SEM, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. 3.4.2.5 Karakterisasi Temperatur Gelatinisasi Sampel yang akan dianalisa temperatur gelatinisasinya yaitu berupa : 1. Pati biji nangka 2. Larutan pati biji nangka dengan penambahan asam asetat 3. Larutan pati biji nangka dengan pengisi kitosan tanpa plasticizer etilen glikol 4. Larutan pati biji nangka dengan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol Tujuan dilakukan analisa ini adalah untuk melihat temperatur gelatinisasi pati biji nangka, temperatur gelatinisasi dengan dan tanpa penambahan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol dalam matriks pati biji nangka. Analisa Temperatur Gelatinisasi dilakukan Laboratorium Jasa Uji Ilmu Fakultas Teknologi Industri Universitas Sumatera Utara Pertanian Universitas Padjajaran. Adapun prosedur karakterisasi temperatur gelatinisasi sebagai berikut : 1. Isi bak pendingin dengan akuades sampai tanda pada display muncul tanda bahwa air sudah cukup terisi. 2. Pasang kabel pada stop kontak, nyalakan alat dengan menekan tombol yang berada di bagian belakang alat, nyalakan juga air pendingin. 3. Atur temperature, time, pump, refrigerate. 4. Jika semua parameter pengaturan sudah sesuai, tekan tombol ON sampai semua pengaturan posisi on perhatikan tanda di display 5. Pilih menu STD 1 pada menu utama 6. Pasang flashdisk pada alat RVA. 7. Timbang sampel sebanyak 3,5-4 gram sesuaikan dengan kandungan air sampel dan masukan ke canister 8. Tambahkan akuades atau buffer sebanyak 25 gram sesuaikan dengan penimbangan sampel. 9. Simpan canister pada alat dan mulai pengukuran dengan menekan tombol √, lalu tower sampel pada alat. 10. Alat akan memutar sampel dengan pemanasan pada 50 – 95 C selama ± 23 menit. 11. Jika sudah selesai, grafik pengukuran bisa di lihat pada display, lalu pilih option save. 12. Saving data pada flashdisk. Universitas Sumatera Utara 3.4.2.6 Uji Penyerapan Air Dengan Standar ASTM D570-98, 2005 Adapun prosedur analisis penyerapan air adalah sebagai berikut [40]: 1. Dipotong plastik dengan diameter 50,8 mm dan tebal ± 0,18 mm dan ditimbang berat sampel. 2. Masukkan sampel plastik ke dalam wadah berisi air distilat denngan temperatur 23±1 o C selama 24 jam. 3. Setelah 24 jam, sampel diambil dan dibersihkan dengan menggunakan kain kering. Penyerapan air dihitung dengan rumus : Penyerapan air= ����� ������ ���� −����� ������ ��ℎ�� ����� ������ ��ℎ�� � 100 3.4.2.6 Uji Densitas Dengan Standar ASTM D792-91, 1991 Adapun prosedur analisis densitas adalah sebagai berikut [31]: 1. Film dipotong dengan ukuran dan tebal tertentu, kemudian dihitung volume film yang telah dipotong. 2. Kemudian potongan film tersebut ditimbang. 3. Rapat massa densitas dari film dapat ditentukan dengan rumus : �������� = ����� ������ Universitas Sumatera Utara 3.5 Flowchart Percobaan 3.5.1 Flowchart Ekstraksi Pati