Gambar 4.8 diatas menunjukkan hasil karakterisasi SEM partikel pati biji nangka yang berukuran 100 mesh dengan perbesaran 1000 kali. Hasil analisa SEM
menunjukkan bahwa morfologi pati biji nangka memiliki ukuran partikel yang belum seragam sesuai dengan gambar diatas. Karakterisasi SEM merupakan suatu metode
untuk membentuk bayangan daerah mikroskopis permukaan sampel [63]. Hasil analisa SEM pati biji nangka yang diperoleh pada penelitian ini memiliki ukuran
granula pati sebesar 7,6 µm.
4.6.2 Hasil Karakterisasi Morfologi Permukaan Bioplastik dengan Scanning Electron Microscope SEM
Karakterisasi SEM Scanning Electron Microscope bioplastik tanpa pengisi kitosan dan plasticizer Etilen Glikol dan bioplastik berpengisi kitosan dan plasticizer
etilen glikol ditunjukkan pada Gambar 4.13 dibawah ini.
a b
Gambar 4.9 Karakterisasi SEM Produk Bioplastik a Bioplastik Tanpa Pengisi Kitosan dan Plasticizer Etilen Glikol 0,35
mlgram dengan Perbesaran 1000 kali b Bioplastik dengan Penambahan Kitosan 3 gram dan Plasticizer
Etilen Glikol 0,35 mlgram dengan Perbesaran 1000 kali Gambar 4.9 a menunjukkan hasil karakterisasi SEM produk bioplastik dan
tanpa penambahan pengisi kitosan dan plasticizer etilen glikol dengan perbesaran 1000 kali. Pada Gambar 4.9 a terlihat bahwa bioplastik tanpa pengisi masih telihat
granula pati yang belum tergelatinisasi walaupun beberapa bagian sudah tergelatinisasi. Gambar 4.9 a juga menunjukkan bahwa bioplastik tanpa pengisi
Pati tergelatinisasi
Granula Pati void
Universitas Sumatera Utara
memiliki struktur yang kurang rapat dan permukaannya tidak halus. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pengisi yang mengakibatkan bioplastik ini menjadi
rapuh dan tidak rapat pada morfologi permukaannya. Berbeda dengan gambar 4.9 b yang terlihat lebih rapat morfologi permukaannya dibanding dengan gambar 4.9 a.
Pada gambar 4.9 b tidak terlihat granula pati yang artinya pati sudah tergelatinisasi secara sempurna. Gelembung void yang terlihat pada Gambar 4.9 b disebabkan
oleh ikatan rantai hidrogen pada pati mulai rusak saat tercapainya temperatur gelatinisasi dan molekul air mulai menyusup masuk ke gugus hidroksil pada molekul
pati [64].
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.3 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu : 1.
Dari hasil analisa terhadap biji nangka diperoleh kadar pati 68,22 , kadar amilosa 16,39 , kadar amilopektin 53,83 , kadar air 6,04 , kadar abu 1,8
, kadar protein 4,68 , kadar lemak 0,54 , temperatur gelatinisasi 88,82
o
C dengan peak viscosity sebesar 3.276,5 cP.
2. Karakterisasi FT-IR terhadap spektrum pati biji nangka diperoleh gugus O-H,
C=O, C-O, N-H dan C-H. Spektrum kitosan diperoleh gugus C-H, C-N, O-H, C=O, dan C-O. Spektrum bioplastik pati biji nangka tanpa kitosan diperoleh
gugus O-H, C-H, C=O dan C-O. Spektrum bioplastik pati biji nangka dengan kitosan diperoleh gugus O-H, C-H, C=O, C-O dan N-H
3
. 3.
Hasil analisa densitas bioplastik dari pati biji nangka diperoleh nilai tertinggi yaitu pada perbandingan pati : kitosan ww = 7 : 3 dengan penambahan
plasticizer etilen glikol 0,2 mlgram dengan nilai densitas 1,058 gramcm
3
. 4.
Hasil analisa penyerapan air terhadap bioplastik dari pati biji nangka diperoleh nilai daya serap air yang rendah yaitu pada perbandingan pati : kitosan ww =
7 : 3 dengan penambahan plasticizer etilen glikol 0,20 mlgram dengan nilai
penyerapan air sebesar 48,91 .
5. Hasil analisa kekuatan tarik terhadap bioplastik dari pati biji nangka diperoleh
nilai kekuatan tarik tertinggi yaitu pada perbandingan pati : kitosan ww = 7 : 3 dengan penambahan plasticizer etilen glikol 0,35 mlgram dengan nilai
kekuatan tarik sebesar 28,271 MPa. 6.
Hasil analisa pemanjangan pada saat putus terhadap bioplastik dari pati biji nangka diperoleh nilai pemanjangan saat putus tertinggi yaitu pada
perbandingan pati : kitosan ww = 9 : 1 dengan penambahan plasticizer etilen glikol 0,35 mlgram dengan nilai pemanjangan pada saat putus sebesar 1,999
.
Universitas Sumatera Utara