Buah Nangka dan Biji Nangka Pati

Di Indonesia penelitian dan pengembangan teknologi kemasan plastik bioplastik masih sangat terbatas. Hal ini terjadi karena selain kemampuan sumber daya manusia dalam penguasaan ilmu dan teknologi bahan, juga dukungan dana penelitian yang terbatas. Dipahami bahwa penelitian dalam bidang ilmu dasar memerlukan waktu lama dan dana yang besar [14].

2.3 Buah Nangka dan Biji Nangka

Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia [23]. Tanaman nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. merupakan salah satu jenis tanaman buah tropis yang multifungsi dan dapat ditanam di daerah tropis dengan ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut yang berasal dari India Selatan. Ciri-ciri buah nangka yang sudah matang yaitu memiliki duri yang besar dan jarang, mempunyai aroma nangka yang khas walaupun dalam jarak yang agak jauh, setelah dipetik daging buahnya berwarna kuning segar, tidak banyak mengandung getah. Buah tersebut bisa dimakan langsung atau diolah menjadi berbagai masakan [24]. Berat biji nangka sekitar 8-15 dari berat buahnya. Biji nangka oval dan tertutup lapisan coklat yang disebut spermoderm yang menutupi kotiledon berwarna putih. Kotiledon ini mengandung pati yang sangat tinggi [25]. Dibawah ini adalah tabel komposisi biji nangka per 100 gram. Tabel 2.1 Komposisi Biji Nangka Per 100 Gram [26] No Kandungan Gizi Unit Biji Nangka 1 Kalori Kal 165,0 2 Protein Gr 4,2 3 Lemak Gr 0,1 4 Karbohidrat Gr 36,7 5 Kalsium Mg 33,0 6 Besi Mg 200,0 7 Fosfor Mg 1,0 8 Vit. B1 Mg 0,20 9 Vit. C Mg 10,0 10 Air 57,7 Universitas Sumatera Utara

2.4 Pati

Pati dihasilkan oleh tanaman dibagian plastida dan tersimpan di berbagai organ tanaman sebagai cadangan makanan, misalnya di batang, buah, akar, dan umbi. Kandungan pati tapioka mencapai 90 dan tertinggi diantara sumber pati lainnya. Pati terdapat di granula, granula pati berwarna putih, mengkilap, tidak berbau dan tidak berasa [13]. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik, yang banyak terdapat pada tumbuhan terutama pada biji-bijian, umbi-umbian. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai atom karbonnya, serta lurus atau bercabang [20]. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Struktur amilosa merupakan struktur lurus dengan ikatan α-l,4-D-glukosa. Amilopektin terdiri dari struktur bercabang dengan ikatan α-l,4-D-glukosa dan titik percabangan amilopektin merupakan ikatan α-l,6. Amilosa memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Konsentrasi kedua komponen ini nantinya akan mempengaruhi sifat mekanik dari polimer alami yang terbentuk [21]. Dengan monomer penyusun yang lebih besar, amilopektin membentuk polimer yang lebih besar dibandingkan dengan amilosa. Rasio amilosa dan amilopekti berbeda-beda untuk setiap sumber pati, tetapi umumnya kandungan amilopektin lebih besar dibandingkan dengan amilosa. Rasio amilosa dan amilopektin akan berpengaruh pada kemampuan pasta pati dalam membentuk gel, mengentalkan, atau membentuk film. Ikatan hidrogen antarmolekul penyusun pati berperan dalam menentukan kekompakan gel atau film. Struktur amilosa yang linier menyebabkan untuk lebih mudah berikatan dengan sesama sendiri melalui ikatan hidrogen dibandingkan dengan amilopektin. Oleh karena itu kekuatan gel atau pati lebih banyak ditentukan oleh kandungan amilosanya. Semakin tinggi kandungan amilosanya maka kemampuan membentuk gel dan lapisan film akan semakin besar. Sebaliknya amilopektin dengan struktur yang sangat besar membentuk ikatan hidrogen yang relatif lemah. Pati dengan amilopektin yang tinggi cocok digunakan sebagai pengental thickening agent [13]. Universitas Sumatera Utara

2.5 Gelatinisasi Pati