21 hanya untuk sementara, maka bila siswa lebih sadar dan mawas diri, kekeliruan
tersebut dapat diperbaiki oleh yang bersangkutan. Analisis kesalahan menurut pendapat Corder dapat diaplikasikan untuk
penelitian tentang kesalahan pelafalan nada ketiga, yaitu penyimpangan mistakes yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten yang muncul dalam hasil
penelitian dikategorikan sebagai error. Dari error inilah penulis menyimpulkan tingkat kesalahan mahasiswa dalam melafalkan nada ketiga.
2.3.2 Praat
Praat berasal dari bahasa Belanda yang artinya suara. Praat merupakan sebuah program yang digunakan para ahli bahasa untuk menganalisis bunyi-bunyi
bahasa. Praat diciptakan oleh Paul Boersma dan David Weenink dari phonetic Science, Department University of Amsterdang. Dalam ilmu linguistik, program
ini sering digunakan untuk menganalisis suara dengan berbagai bahasa yang ada, baik itu bahasa daerah ataupun bahasa internasional. Praat adalah alat ilmiah
untuk para pembelajar bahasa yang dapat menganalisis spektrogram. Melalui program ini para ahli bahasa dapat menganalisis vokal dan konsonan, nada,
frekuensi, durasi dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi bahasa. Praat juga dapat digunakan dalam analisis akustik. Program Praat dapat digunakan untuk
menganalisis suara dengan berbagai bahasa yang ada, baik itu bahasa daerah maupun bahasa internasional.
Dalam penelitian ini Praat akan digunakan untuk menganalisis bentuk pelafalan bunyi nada ketiga bahasa Mandarin. Praat akan digunakan untuk
mengukur bentuk nada ketiga yang dilafalkan oleh mahasiswa Program Studi
Universitas Sumatera Utara
22 Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara sebagai
pembelajar bahasa kedua. Pada tahap akhir akan dibandingkan bentuk nada antara penutur asli dengan mahasiswa Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara sebagai pembelajar bahasa kedua.
2.3.3 Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa
Menurut Setyawadi 2013:13, ada tiga kemungkinan penyebab seseorang melakukan kesalahan dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut :
1. Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti
bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama B1 terhadap bahasa kedua B2 yang sedang
dipelajari si pembelajar siswa. Dengan kata lain sumber kesalahan terletak pada perbedaan sistem linguistik B1 dengan sistem linguistik
B2. 2.
Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. Kesalahan seperti ini sering disebut dengan istilah kesalahan
intrabahasa intralingual error. Kesalahan ini disebabkan oleh: penyamarataan berlebihan, ketidaktahuan pembatasan kaidah,
penerapan kaidah yang tidak sempurna, dan salah menghipotesiskan konsep.
3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini
berkaitan dengan bahan yang diajarkan atau yang dilatihkan dan cara pelaksanaan pengajaran. Bahan pengajaran menyangkut masalah
sumber, pemilihan, penyusunan, pengurutan, dan penekanan. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan teknik penyajian, langkah-
Universitas Sumatera Utara
23 langkah dan urutan penyajian, intensitas dan kesinambungan
pengajaran, dan alat-alat bantu dalam pengajaran.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Mandarin merupakan bahasa resmi Republik Rakyat Tiongkok. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi
bahasa Internasional ke-dua setelah bahasa Inggris. Hal ini membuat banyak negara-negara lain tertarik untuk mempelajari bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin
tergolong jarang dipelajari oleh masyarakat di luar negara Cina karena sangat sulit. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pelajar yang
mempelajari bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Bahasa ini dalam penulisannya menggunakan
sistem penulisan aksara yang dalam bahasa Mandarin disebut hànzì 汉 字
. Bahasa Mandarin juga memiliki sistem alih aksara yang dalam bahasa Mandarin
disebut hày ǔpīnyīn
汉 语
拼 音
. Hày ǔpīnyīn merupakan sarana untuk
mempermudah pelajar bahasa Mandarin dalam tahap awal belajar pelafalan dan nada pada bahasa Mandarin.
Pada proses pemaknaan sebuah silabel dalam bahasa Mandarin, peran setiap nada ini sangat penting. Nada dalam bahasa Mandarin adalah termasuk
unsur fonetik dalam sebuah ilmu linguistik. Sehingga nada-nada ini menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji, khususnya bagi pembelajar bahasa
Mandarin di Indonesia. Fonetik merupakan cabang ilmu linguistik yang menelaah bunyi bahasa berdasarkan fungsinya. Kajian fonetik akustik bertumpu pada
struktur fungsi bunyi-bunyi bahasa dan bagaimana alat pendengaran manusia
Universitas Sumatera Utara