15 terkadang mengalami perubahan, namun pada penulisan lambang nada pada han
yu pin yin tetap ditulis nada ketiga V.
2.2.4 Vokal Dan Konsonan
Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang tidak menggunakan tulisan Latin,. Namun pada tahun 1958, RRT secara resmi menggunakan sistem fonetik
pinyin yang dibuat oleh lembaga pembaharuan tulisan RRT. Pinyin merupakan sistem alihaksara untuk membaca aksara cina, pinyin terdiri dari huruf vokal
声 母
sh ēng mǔ, huruf konsonan
韵母 yùn m
ǔ , dan nada 声调
sh ēng diào.
Pinyin dalam bahasa Mandarin memiliki 21 konsonan 韵母
yùn m ǔ ,
yaitu: Tabel 2.1
Bunyi Konsonan Lafal Indonesia
b po p pho
m mo f fo
d te t the
n ne l le
g ke k khe
h he j ci
q chi x si
z ce
Universitas Sumatera Utara
16
Bunyi Konsonan Lafal Indonesia
c che s se
zh ceur ch cheur
sh sheur r re
Pinyin dalam bahasa Mandarin memiliki 39 bunyi vokal 声母
sh ēng mǔ,
yaitu: Tabel 2. 2
Bunyi Vokal Lafal Indonesia
a a o o
e e u wu
ü yiu e
ȇ er er
i yi -i sì
ai ai ei ei
ao ao ou ou
ia ya ie ye
ua wa uo wo
Universitas Sumatera Utara
17
Bunyi Vokal Lafal Indonesia
üe yue io yo
iao yao iou you
uai wai uei wei
an an ian yan
uan wan üan yiuan
en en in yin
uen yen ün yuin
ang ang iang yang
uang wang eng weng
ing ying ueng weng
ong ong iong yiong
2.2.5 Fonetik Akustik
Fonetik akustik merupakan pembagian dari jenis-jenis Fonetik, dan fonetik merupakan pembagian dari dua cabang kajian fonologi. Dikemukakan oleh Chaer
1994:102 bahwa Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari,
Universitas Sumatera Utara
18 menganalisis dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa, yang secara
etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan logi yaitu ilmu. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan science yang
menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana
otak manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia, Oconor dalam Muslich, 2008:8. Sedangkan menurut Marsono 2008:1 Fonetik
ialah ilmu yang mnyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang hal ikhwal bunyi bahasa. Bagaimana cara terbentukya: berapa frekuensi, intensitas,
timbrenya sebagai getaran udara: dan bagaimana bunyi itu diterima oleh telinga. Fonetik menurut Dew dan Jensen dalam muslich, 2008 dapat dibagi menjadi tiga
bagian kajian, yaitu Fonetik Artikulatoris, Fonetik Akustik dan Fonetik Auditoris. Fonetik Artikulatoris adalah fonetik yang mengkaji tentang penghasilan bunyi-
bunyi bahasa berdasarkan fungsi mekanisme biologis organ tutur manusia. Fonetik akustik adalah kajian yang bertumpu pada struktur fisik bunyi-bunyi
bahasa dan bagaimana alat pendengaran manusia memberikan reaksi kepada bunyi-bunyi bahasa yang diterima. Fonetik Auditoris yaitu fonetik yang mengkaji
bagaimana manusia menentukan pilihan bunyi-bunyi yang diterima alat pendengarannya.
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai gejala fisik. Bunyi- bunyi diselidiki berhubungan dengan frekuensi getarannya, amplitudo, intensitas,
dan timbrenya. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan fisika dan laboratorium fonetis Marsono, 2008:2. Fonetik akustik merupakan fonetik yang paling eksak
Universitas Sumatera Utara
19 karena didasarkan pada penemuan-penemuan ilmu fisika dan
matematika,Yulianto dan Tirtawijaya dalam Karsono, 2013: 2
2.3 Landasan Teori