31 sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak
mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A
dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-
rata yang ditetapkan kolom B Depkes RI, 1979. Tabel 3.3
Syarat penyimpangan bobot
Bobot rata – rata Penyimpanan bobot rata – rata dalam
A B
25 mg atau kurang 15
30 26 mg sampai dengan 150 mg
10 20
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5
15 Lebih dari 300 mg
5 10
3.4.10.2 Uji friabilitas
Penetapan friabilitas tablet menggunakan alat Roche friabilator. Tablet
yang akan diuji sebanyak 20 tablet. Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan
dari debu A dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu kemudian ditimbang B, kehilangan bobot
tidak lebih dari 0,8 Banker dan Anderson, 1994. Friabilitas dapat dihitung dengan rumus:
Friabilitas = A
− B B
x 100
3.4.10.3 Uji kekerasan
Penetapan kekerasan tablet menggunakan alat Strong cobb hardness tester
. Tablet yang akan diuji sebanyak 5 tablet. Diletakkan sebuah tablet antara
Universitas Sumatera Utara
32 anvil dan punch tegak lurus, tablet dijepit dengan cara memutar skrup pemutar
sampai lampu stop menyala. Skrup ditekan dan dicatat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala pada saat tablet pecah. Percobaan ini dilakukan untuk 5
tablet. Syarat kekerasan tablet 4 kg–8 kg Parrott, 1971.
3.4.10.4 Uji waktu hancur
Penetapan waktu hancur tablet menggunakan alat Disintegration tester. Alat ini terdiri dari suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 mL
thermostat dengan suhu 35-39°C dan alat untuk menaik turunkan keranjang dengan frekuensi antara 29-32 kali per menit. Tablet yang diuji sebanyak 6 tablet,
dimasukkan 1 tablet ke dalam masing-masing tabung keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, turun naikkan keranjang secara teratur
antara 29-32 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bahagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan
keenam tablet tidak lebih dari 15 menit. Apabila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian menggunakan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari
18 tablet yang diuji harus hancur sempurna Depkes RI, 1995.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dikirim ke Laboratorium Herbarium Medanese, Universitas Sumatera Utara, dinyatakan tumbuhan yang digunakan
adalah rimpang temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb. dari famili Zingiberaceae.
4.2 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang temulawak, yaitu berbentuk bulat atau bulat memanjang, warna kuning, warna daging kuning
kecoklatan, panjang 5-9 cm. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia diperoleh rajangan warna kuning kecoklatan, bau khas, rasa pahit, getir, sedikit pedas dan
permukaan luar berkerut. Gambar tumbuhan dan simplisia dapat dilihat di Lampiran 2 halaman 55.
Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia rimpang temulawak menunjukkan adanya butiran pati, rambut penutup, serabut sklerenkim, berkas
pembuluh, jaringan gabus, berkas pembuluh, parenkim korteks, tetesan minyak. Gambar mikroskopik dapat dilihat di Lampiran 3 halaman 56.
Hasil penetapan kadar abu memenuhi persyaratan yang menandakan bahwa sampel dicuci dengan bersih sehingga kadar abu yang didapat masih tidak
lebih dari nilai yang dipersyaratan. Penetapan kadar lainnya juga memenuhi persyaratan yang ada. Perhitungan dapat dilihat di Lampiran 8 halaman 61 sampai
halaman 62.
Universitas Sumatera Utara