demi pencapaian tujuan bersama individu, kelompok, dan organisasi. Sedangkan pemimpin adalah orang yang memegang kendali atas suatu organisasi untuk
mempengaruhi bawahan atau pengikutnya agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, pemimpin adalah
seseorang yang menjalankan proses kepemimpinan.
1.5.1.2 Teori Kepemimpinan
Menurut Pamudji 1992: 145 teori – teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan faktor-faktor yang memungkinkan munculnya
kepemimpinan dan sifat nature dari kepemimpinan. Mengikuti berbagai pendapat tentang teori-teori kepemimpinan yang diajukan sementara, dapat
disimpulkan beberapa teori yang penting seperti dibawah ini. 1.
Teori serba sifat Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan
serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi.
2. Teori lingkungan
Telah dikemukakan bahwa teori lingkungan ini mengkonstantir bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu merupakan hasil daripada
waktu, tempat dan keadaan atau situasi dan kondisi. Suatu tantangan atau suatu kejadian penting dan luar biasa akan menampilkan seseorang untuk
menjadi pemimpin.
Universitas Sumatera Utara
3. Teori pribadi dan situasi
Teori ini pada dasarnya mengakui bahwa kepemimpinan merupakan produk dari terkaitnya tiga faktor yaitu :
a. Perangai sifat-sifat pribadi dari pemimpin.
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya; dan
c. Kejadian-kejadian atau masalah-masalah yang dihadapi oleh
kelompok. Maka dikemukakan bahwa kepemimpinan seseorang ditentukan
oleh kepribadiannya dengan menyesuaikannya kepada situasi yang dihadapi.
4. Teori interaksi dan harapan
Golongan teori ini mendasarkan diri pada variabel-variabel: aksi, reaksi, interaksi dan perasaan action, interaction dan sentiment. Seorang
pemimpin menggerakkan pengikut dengan harapan-harapan bahwa ia akan berhasil, ia akan mencapai tujuan organisasi, ia akan mendapatkan
keuntungan, penghargaan dan sebagainya. 5.
Teori humanistik Menurut teori ini perlu dilakukan motivasi pada pengikut, dengan
memenuhi harapan-harapan mereka dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka.
6. Teori tukar-menukar
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa interaksi sosial menggambarkan suatu bentuk tukar-menukar dalam mana anggota-
anggota kelompok memberikan kontribusi dengan pengorbanan-
Universitas Sumatera Utara
pengorbanan mereka sendiri dan menerima imbalan dengan pengorbanan- pengorbanan kelompok atau anggota-anggota yang lain.
Menurut Wursanto 2005: 197 dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Organisasi menjelaskan teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang menjadi
pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu :
1. Teori Kelebihan
Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan daripada para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu kelebihan ratio, kelebihan rohaniah, kelebihan badaniah.
2. Teori Sifat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat
menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai
daya tarik, enerjik, persuasif, komunikatif dan kreatif. 3.
Teori Keturunan Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan
atau warisan, karena orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.
4. Teori Kharismatik
Universitas Sumatera Utara
Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut mempunyai kharisma pengaruh yang sangat besar. Pemimpin ini
biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. 5.
Teori Bakat Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa
pemimpin lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus
dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.
6. Teori Sosial
Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia
diberi kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal
maupun pengalaman praktek. Dalam buku Miftah Thoha 1995: 32 terdapat beberapa teori
kepemimpinan, yaitu: 1.
Teori sifat Trait theory Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman
Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat. Teori the Great Man menyatakan
bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai
pemimpin.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori kelompok
Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang
positif di antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. 3.
Teori situasional dan model kontijensi Dimulai pada tahun 1940-an ahli-ahli psikologi sosial memulai
meneliti beberapa variabel-situasional yang mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan, dan perilakunya, berikut pelaksanaan
kerja dan kepuasan para pengikutnya. Dan akhirnya ia mengetahui bahwa gaya kepemimpinan yang dikombinasikan degan situasi akan mampu
menentukan keberhasilan pelaksanaan. 4.
Teori jalan kecil – tujuan path – goal theory Seperti telah diketahui secara luas pengembangan teori kepemimpinan
selain berdasarkan pendekatan kontijensi, dapat pula didekati dari teori path- goal yang mempergunakan kerangka teori motivasi. Hal ini merupakan
pengembangan yang sehat karena kepemimpinan di suatu pihak sangat dekat berhubungan dengan motivasi kerja, dan pihak lain berhubungan dengan
kekuasaan. Setiap teori yang berusaha mensitesakan bermacam-macam konsep kelihatannya merupakan suatu langkah yang mempunyai arah yang
benar.
1.5.1.3 Gaya dan Tipe Kepemimpinan