BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan cross- sectional, dimana setiap sampel diperiksa satu kali dan pada satu saat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USURSUP Haji Adam Malik Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2012 sampai Juni 2013 yang mencakup pengumpulan data, pengumpulan sampel, penelitian, pengolahan data dan
hasil penelitian.
3.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel 3.3.1.
Populasi
Populasi penelitian mencakup sediaan blok parafin yang berasal dari jaringan biopsi rongga mulut yang telah didiagnosa secara histopatologi dengan pewarnaan
HE KSS rongga mulut pada laboratorium Patologi Anatomi FK USURSUP Haji
Adam Malik Medan.
3.3.2. Sampel Lmp-1 -
Lmp-1 +
Universitas Sumatera Utara
Sampel dalam penelitian ini adalah sediaan blok parafin yang berasal dari biopsi jaringan rongga mulut yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang
sesuai dengan hitungan besar sampel penelitian.
3.3.3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Penaksiran Proporsi Populasi dengan ketelitian absolut Absolute Precision dengan teknik sampling, Cosecutive
sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian dalam kurun waktu tertentu, sehingga
jumlah sampel minimum yang diinginkan dapat terpenuhi. Jumlah sampel yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat
proporsi yang digunakan pada kasus ini sebesar 50 dengan tingkat kemaknaan 0,05 dan interval kepercayaan 90 dari tabe
l yang didapatkan Zα =1,64.
31
Keterangan : n = jumlah populasi
Za = tingkat kepercayaan 90 → Z score = 1,64
P = proporsi seluruh lesi, bila tidak ada dianggap 50 atau 0,5 d = ketepatan 15
Hasil perhitungan : n = 1,64
2
0,15 x 0,5 x 0,5
2
n= 29,8.
Jadi Jumlah sampel minimal adalah 30 sampel KSS rongga mulut.
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
n = Za
2
.p1-p d
2
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Kriteria Inklusi
- Blok parafin yang terdiagnosa sebagai KSS rongga mulut. - Pengambilan spesimen blok parafin dari tahun 2009-2011.
- Data rekam medis dari tahun 2009 – 2011 terdiri dari : diagnosa histopatologi, umur pasien, jenis kelamin dan lokasi lesi.
3.4.2 Kriteria Ekslusi
- Blok parafin KSS rongga mulut yang rusak.
3.5 Kerangka Operasional
Blok parafin 2009-2011 dari biopsi lesi di rongga mulut di Lab Patologi Anatomi FK USURSUP Haji Adam Malik
Medan yang didagnosa secara histopatologi dengan pewarnaan HE
sebagai KSS rongga mulut.
Pewarnaan Imunohistokimia
Lmp-1 -
Lmp-1 +
Pemotongan blok parafin
Pewarnaan Hematoksilin-eosin
—KSS berkeratin - KSS tidak berkeratin
Intensitas warna coklat
Skor 1 = lemah Skor 2 = sedang
Skor 3 = kuat
Luas pulasan frekuensi Skor 1= 10 terpulas fokal
Skor 2= 10-49 terpulas fokal Skor 3 =
≥50 terpulas difus
Intensitas warna dikali luas pulasan
Hasil pewarnaan imunohistokimia
Skor 1 = hasil kali 1-3 lemah Skor 2 = hasil kali 4-6 sedang
Skor 3 = hasil kali 7 kuat
Kontrol positif : -
Kontrol internal jaringan dengan hasil
pewarnaan paling coklat
Universitas Sumatera Utara
3.6. Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel bebas
Karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
3.6.2 Variabel terikat
Latent membrane protein-1 Lmp-1
3.6.3 Variabel Terkendali :
1. Blok Parafin KSS rongga mulut tahun 2009 – 2011.
2. Processing laboratorium pewarnaan HE dan imunohistokimia.
3. Data rekam medis pasien dari tahun 2009 – 2011.
4. Keterampilan operator dua ahli patologi, peneliti dan laboran.
3.7 Definisi Operasional Variabel bebas
Karsinoma sel skuamosa rongga mulut
Variabel terikat
Latent membrane protein-1 Lmp-1
Variabel terkendali
1. Blok Parafin KSS rongga mulut tahun 2009 - 2011. 2. Processing laboratorium untuk pewarnaan HE dan
pewarnaan imunohistokimia. 3. Data rekam medis pasien dari tahun 2009 - 2011.
4. Keterampilan operator dua ahli patolog, penelliti dan laboran
Universitas Sumatera Utara
Blok Parafin adalah Jaringan-jaringan biopsi atau operasi lesi keganasan
rongga mulut dari tahun 2009-2011 yang dikirim ke bagian patologi. KSS rongga mulut
Merupakan keganasan yang berasal dari sel skumosa rongga mulut. Dimana terdapat kelainan seluler berupa diskontinuitas membran
basalis oleh kelompokan sel-sel tumor yang meluas sampai ke jaringan ikat, ukuran
sel beragam, mitosis meningkat, ukuran dan bentuk inti berubah. Biopsi lesi rongga mulut
pengambilan sebagian spesimen rongga mulut sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis ataupun diagnosis.
Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur
derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan. Metode pewarnaan imunohistokimia yang digunakan adalah metode indirect yaitu Polymer-
based immunohistochemistry.
Pewarnaan imunohistokimia Lmp-1
adalah suatu pewarnaan dengan menggunakan antibodi monoklonal EBV Lmp-1 Clones CS1-4, ready to use, Dako
Co, Denmark.
Latent membrane protein-1 Lmp-1 adalah salah satu protein yang
dihasilkan oleh EBV.
Penilaian hasil pulasan imunohistokimia Lmp-1 adalah tampilan warna kecoklatan pada membran inti sel epitel yang dilihat dengan menggunakan miksroskop cahaya
Olympus CX21, yang dinyatakan sebagai: - Negatif : jika tidak tertampil warna coklat pada membran inti sel tumor.
- Positif : jika tertampil warna kecoklatan pada membran inti sel tumor.
Kontrol positif - Kontrol internal dipilih jaringan jaringan dengan hasil pewarnaan paling coklat Lampiran 3 gambar 1.
Hasil pewarnaan imunohistokimia merupakan hasil perkalian dari intensitas warna dan luas tampilan. Hasil perkalian tersebut dibagi menjadi skor
- Skor 0 : tampilan negatif.
Universitas Sumatera Utara
- Skor 1 : tampilan lemah 1-3.
- Skor 2 : tampilan sedang 4-6.
- Skor 3 : tampilan kuat 7-9.
Skor 0-3 diatas didapat melalui : perkalian antara intensitas warna coklat × luas pulasan imunohistokimia Lmp-1.
Nilai intensitas tampilan warna coklat Lampiran 3 gambar 2 adalah - Skor 0
: tidak tertampil. - Skor 1
: tertampil lemah. - Skor 2
: tertampil sedang. - Skor 3
: tertampil kuat. Nilai luas pulasan imunohistokimia frekuensi Lmp-1 adalah
- Skor 0 : negatif.
- Skor 1 : 10 inti sel tumor yang terpulas fokal.
- Skor 2 :10 -49 inti sel tumor yang terpulas fokal. - Skor 3
: 50 inti sel tumor yang terpulas difus.
Untuk mendapatkan tampilan hasil pewarnaan imunohistokimia contoh : intensitas warna skor 2 sedang dikali luas pulasan skor 2 10-49 terpulas fokal
maka akan didapat hasil pewarnaan = 2x2 = 4 skor 2 sedang.
3.8. Alat dan Bahan 3.8.1 Alat-alat penelitian.