Gejala klinis infeksi EBV Siklus Hidup EBV

Gambar 4 . Dua virions Epstein-barr virus Virus EBV ditransmisi melalui kontak terhadap saliva, infeksi primer terjadi pada anak-anak berupa infeksi laten dari limfosit-B. EBV merupakan virus yang dibungkus oleh double stranded genom Deoxyribonucleic acid DNA yang mengkode delapan puluh lima gen. EBV mengubah pertumbuhan limfosit-B, yang dihasilkan pada transformasi pertumbuhan permanen dari regulasi tampilan di gen viral yang multipel. Gen tersebut terdiri dari tiga protein membran yang integral berupa latent membran protein-1 Lmp-1, EBV nuclear antigen EBNA-1 dan EBV RNA EBER. Gen hasil interaksi dihubungkan dengan adanya homolog pada molekul antiapoptosis yang bervariasi, sitokinesis, promotor infeksi EBV, immortalisasi dan transformasi. 13 5,18

2.2.1 Gejala klinis infeksi EBV

Sama seperti virus herpes lainnya, EBV juga tinggal di dalam tubuh manusia untuk bertahan hidup. Pada beberapa kasus, EBV bisa menjadi reaktif apabila pertahanan tubuh melemah dan dapat menyebabkan beberapa orang terinfeksi virus ini dua kali bahkan juga kambuhan. EBV dapat menimbulkan berbagai macam gejala tergantung dari kekuatan virus dan beberapa faktor lainnya seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang virus ini. Pada anak yang berumur kurang dari lima tahun, biasanya infeksi tidak menimbulkan gejala, sebaliknya pada orang dewasa dan remaja mungkin terlihat atau mungkin juga tanpa menimbulkan gejala. Periode inkubasi infeksi ini berkisar antara 30 sampai 50 hari. Ada beberapa gejala yang timbul karena infeksi EBV, yaitu pembengkakan kelenjar di leher, ketiak atau selangkangan, demam yang dimulai dari sedang sampai parah, kelelahan yang terkadang sangat ekstrim, luka dan nyeri pada tenggorokan, menyerupai tonsilitis. Gejala lain yang sering ditemukan pada beberapa pasien adalah pelebaran tonsil, sakit kepala, nyeri pada otot dan di bagian perut, nafsu makan berkurang, terdapat ruam pada kulit. Tidak semua dari gejala tersebut dirasakan oleh penderita, biasanya infeksi dimulai dari keadaan sakit seperti umumnya. Gejala yang tidak jelas ini Universitas Sumatera Utara diikuti dengan terjadinya demam luka nyeri pada tenggorokan dan pembengkakan pada limpa. Demam biasanya mencapai puncak pada 103 F sekitar 39 C di sore hari atau menjelang malam. 5,20,24

2.2.2 Siklus Hidup EBV

EBV dapat menginfeksi sel B, virus akan berikatan pada protein permukaan sel complement reseptor type 2 CR2, cluster of differentiation 21CD21 menembus glikoprotein 350220 Gp350220 glikoprotein viral. EBV juga menginfeksi sel epitel dan merusak CD21 melalui glikoprotein GH viral. Virus diproduksi oleh sel epitel kemudian menginfeksi sel limfosit B dan dapat menetap dalam waktu yang lama. Sel yang terinfeksi EBV akan menghindari apoptosis didalam lingkungannya oleh ekspresi Lmp-1. Molekul ini bersama-sama memberi signal kehidupan yang diperlukan, karena Lmp-1 merupakan cluster of diferentiation 40 CD40 yang homolog. Mekanisme ini mereduksi kehilangan dari infeksi EBV di sel B oleh dukungan perkembangan didalam populasi sel B yang hidup lama. Setelah terjadi infeksi primer maka EBV akan menetap secara laten dan tampilan gen EBV menjadi terbatas. Ketika suatu reaksi terjadi, litik yang berat pada protein viral akan ditampilkan dengan aktivasi inhibisi mekanisme imun, termasuk Interleukin 10 IL- 10 homolog yang menginhibisi co-stimular antigen presenting fungsi dari monosit, makrofag dan beberapa interferon yang mengurangi pelepasan sitokin. 20

2.2.3 Patogenesis