Karakteristik Umum Sampel yang diteliti Distribusi Frekuensi Tampilan Imunohistokimia Lmp-1 Pada KSS

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Blok parafin yang digunakan oleh peneliti, dikumpulkan dari RSUP HAM Medan dengan jumlah sampel 30 blok parafin. Sampel penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

4.1 Karakteristik Umum Sampel yang diteliti

Sampel penelitian yang telah dikumpulkan diambil datanya melalui rekam medik. Data yang diambil yaitu diagnosa histopatologi, lokasi lesi, jenis kelamin, dan usia. tabel 2 Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik umum sampel berdasarkan data rekam medis sampel yang diteliti. Karakteristik Frekuensi orang Persentase Diagnosa histopatologi KSS berkeratin KSS tidak berkeratin Total 23 7 30 76,6 23,3 100,0 Lokasi Lesi Lidah Maksilla Mandibula Palatum Gingiva Total 17 3 3 5 2 30 56,6 10,0 10,0 16,6 6,6 100,0 Jenis kelamin Universitas Sumatera Utara Laki-laki Perempuan Total 13 17 30 43,3 56,6 100,0 Umur 20-39 tahun 40-59 tahun 60-79 tahun Total 8 11 11 30 26,7 36,7 36,7 100,0 Tabel 2 tentang karakteristik umum berdasarkan data rekam medis sampel yang diteliti. Menunjukkan persentase diagnosa histopatologi KSS berkeratin 76,6 lebih tinggi dibandingkan KSS yang tidak berkeratin 23,3. Lokasi lesi dengan kasus KSS rongga mulut tertinggi adalah pada lidah 56,6, yang diikuti lokasi lesi pada maksila 10, mandibula 10, dan palatum 16,6, sedangkan lokasi dengan kasus KSS terendah adalah gingiva 6,6. Berdasarkan jenis kelamin kasus KSS rongga mulut baik berkeratin atau nonkeratin pada wanita 56,6 ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki dan 43,3. Berdasarkan umur, KSS rongga mulut tertinggi adalah pada kelompok usia 61-80 tahun 40, diikuti oleh kelompok usia 41 - 60 tahun 33,3. Kasus karsinoma sel skuamosa rongga mulut paling rendah dijumpai pada kelompok usia 20 - 40 tahun 26,6.

4.2 Distribusi Frekuensi Tampilan Imunohistokimia Lmp-1 Pada KSS

Rongga mulut. Tabel 3. Distribusi frekuensi tampilan imunohistokimia Lmp-1 pada KSS rongga mulut. Diagnosa histopatologi Lmp-1 Total Positif Negatif KSS n n N Berkeratin 23 100,0 23 100 Universitas Sumatera Utara Tidak berkeratin 4 57,1 3 42,9 7 100 Total 27 90,0 3 10 30 100 Tabel 3 menunjukkan ditemukan 90 kasus Lmp-1 + dimana pada KSS K 23 kasus 100 dan KSS TK yaitu 4 kasus 57,1 dan 10 kasus Lmp-1 - yang hanya ditemukan pada KSS TK yaitu 3 kasus 42,9. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tampilan Imunohistokimia Lmp-1 Positif Pada KSS Rongga Mulut. Diagnosa histopatologi Lmp-1 + Persentase KSS berkeratin 23 85 KSS tidak berkeratin 4 15 Total 27 100 Tabel 4 menunjukkan jumlah Lmp-1 + lebih banyak ditemukan pada KSS berkeratin yaitu 23 kasus 85 dibandingkan KSS tidak berkeratin yaitu 4 kasus 15. Tabel 5. Distribusi Intensitas Tampilan Pewarnaan Imunohistokimia Lmp-1 Positif Pada KSS Rongga Mulut. Diagnosa histopatologi Intensitas warna Lmp-1 + Total KSS Kuat Sedang lemah n n n N Berkeratin 22 95,6 1 4,3 0 23 100 Tidak berkeratin 3 75 1 25 0 4 100 Total 25 92,5 2 7,4 27 100 Universitas Sumatera Utara Kuat = warna coklat kuat, Sedang = warna coklat sedang, lemah = warna coklat lemah Tabel 5. Menunjukkkan Distribusi Intensitas Tampilan Pewarnaan Imuno- histokimia Lmp-1 Positif Pada KSS Rongga Mulut. Dari 23 sampel KSS berkeratin dengan Lmp-1 + ditemukan intensitas warna coklat kuat sebanyak 22 kasus 92,6, intensitas coklat sedang sebanyak 1 kasus 4,3 dan tidak ditemukan hasil dengan intensitas warna coklat lemah. Dari 4 sampel KSS tidak berkeratin dengan Lmp-1 + ditemukan intensitas warna coklat sebanyak 3 kasus 75, intensitas coklat sedang sebanyak 1 kasus 25 dan tidak ditemukan hasil dengan intensitas warna coklat lemah. Tabel 6. Distribusi Luas Tampilan Pewarnaan Imunohistokimia Lmp-1 Positif Pada KSS Rongga Mulut. Diagnosa histopatologi Skor Luas Tampilan Lmp-1 + Total KSS 3 2 1 n n n N Berkeratin 20 86 3 14 23 100 Tidak berkeratin 1 3,3 3 10 0 4 100 Total 21 77,8 6 22,2 27 100 Skor 1 = Luas tampilan pewarnaan 10; Skor 2 = Luas tampilan pewarnaan 10- 50; Skor 3 = Luas tampilan pewarnaan 50 Tabel 6. Menunjukkkan Distribusi Luas Tampilan Pewarnaan Imunohisto- kimia Lmp-1 Positif Pada KSS Rongga Mulut. Dari 23 sampel KSS berkeratin dengan Lmp-1 + ditemukan luas tampilan dengan skor 3 sebanyak 20 kasus 86, luas tampilan dengan skor 2 sebanyak 3 kasus 14 dan tidak ditemukan hasil dengan luas tampilan skor 1. Dari 4 sampel KSS tidak berkeratin dengan Lmp + ditemukan luas tampilan dengan skor 3 sebanyak 1 kasus 3,3, luas tampilan dengan skor 2 sebanyak 3 kasus 10 dan tidak ditemukan hasil luas tampilan dengan skor 1. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Distribusi Hasil Perkalian Intensitas Warna Dengan Luas Tampilan Imunohistokimia Hasil pewarnaan imunohistokimia Lmp-1 Positif Pada KSS Rongga Mulut. Diagnosa histopatologi KSS Hasil pewarnaan imunohistokimia Lmp-1 + Kuat Skor 3 Sedang Skor 2 Lemah Skor 1 Total n n n N Berkeratin 19 82,6 4 17,4 23 100 Tidak berkeratin 1 25 3 75 4 100 Total 20 74 7 26 27 100 Kuat Skor 3 = hasil perkalian 7, Sedang Skor 2 = hasil perkalian 4-6, lemah Skor 1 = hasil perkalian 1-3 Tabel 7 menunjukkan dari 23 kasus KSS K dengan Lmp-1 + 19 kasus 82,6 menampilkan hasil pewarnaan imunohistokimia dengan intensitas kuat, 4 kasus 17,4 menampilkan hasil pewarnaan dengan intensitas sedang, dan tidak ada menampilkan pewarnaan dengan intensitas lemah. Dari 4 kasus KSS TK sebanyak 1 kasus 25 menampilkan hasil pewarnaan dengan intensitas kuat, sebanyak 3 kasus 75 menampilkan hasil pewarnaan dengan intensitas sedang dan tidak ada menampilkan hasil pewarnaan dengan intensitas lemah. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN