Suka Menerima Umpan Balik Suka Membandingkan Kinerja dengan Orang Lain

46 Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang dalam berdagang mengalami kemajuan yang cepat.Kemajuan tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh sikap gigih dan mudah berbaur tetapi juga dipengaruhi oleh kerja keras dan ketekunan.Kerja keras adalah sikap masyarakat Tionghoa yang pandai membawa peluang dalam berdagang sehingga mereka cepat berkembang.Pikiran, hati, dan telinga selalu terbuka terhadap berbagai perkembangan berdagang.Kerja keras bukanlah hal yang aneh.Menurut informan Yap perempuan, 60 tahun mengatakan bahwa: “Orang yang mau sukses dan berhasil harus memiliki sikap kerja keras, jangan setengah-setengah mengerjakan pekerjaan, bertanggaung jawab bahkan Berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, memiliki tenaga untuk terlihat terus-menerus dalam kerja, dan penuh semangat dan penuh energi.”

5.1.3 Suka Menerima Umpan Balik Suka Membandingkan Kinerja dengan Orang Lain

Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang sangat suka dengan tugas-tugas yang menantang dan kerap mengevaluasi tugas-tugasnya dengan beberapa cara, yaitu membandingkan dengan hasil kerja orang lain atau dengan standard tertentu. Jika memulai suatu pekerjaan, mereka mempunyai dorongan ingin mengetahui bagaimana pekerjaannya, lebih menyukai pekerjaan yang memberikan umpan balik yang cepat, tepat, dan tidak takut kalah dari masyarakat lain.Menurut informan Netty perempuan, 28 tahun menjelaskan bahwa: “Seorang pedagang harus memiliki inisiatif agar barang dagangannya dapat terjual.Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dan mampu membina kenalan atau relasi baru, aktif bergaul dengan siapa saja. Seorang pedagang akan melakukan kegiatannya dengan penuh optimisme, Universitas Sumatera Utara 47 berambisi, dan memiliki banyak ide, jarang terlihat ragu-ragu. Tidak mudah dipengaruhi oleh pendapat dan saran orang lain, akan tetapi pendapat dan saran itu tidak ditolak begitu saja namun dijadikan masukan sebagai pertimbangan, kemudian dapat diputuskan.” Hal ini sependapat dengan Yosai Yok perempuan, 81 tahun yang menjelaskan bahwa: “Selama orang tersebut memiliki kemauan untuk maju serta kemauan keras untuk belajar dan pantang menyerah, niscaya kesuksesan akan hadir di depan. Nasib seseorang tidak akan bisa berubah jika tidak mengubah sendiri dengan usaha sendiridan mau menerima evaluasi, saran dan kritikkan untuk kemajuan. Hal ini juga sependapat dengan Konfusius Lun Yu 2008, II:18 yang mengatakan: “Masih merasa banyak kekurangan sehingga ada keragu-raguan, berhati- hatilah dengan rumusan yang masih dipertahankan, prinsipnya ada perlakuan khusus yang masih terabaikan, banyak terlihat kekurangan akan menjadi malapetaka, berhati-hatilah dengan kepuasan berlebihan dan mengabaikan kegagalan. Rumuskan fakta yang terabaikan, rasa cepat puas dan mengabaikan akan menimbulkan penyesalan, penelitian akan berlangsung seperti ini selama-lamanya.” 5.1.4 Tekun dan Gigih Terhadap Tugas yang Berkaitan dengan Kemajuannya Ketekunan sangatlah dibutuhkan dalam dunia perdaganganuntukmencapai kesuksesan.Ketekunan harus disertai dengan keberanian.Menurut informan Yosai Yok perempuan, 81 tahun menjelaskan bahwa: “yang mengharuskan seorang menjadi pedagang itu harus memiliki keseriusan dalam melakuan aktivitas perdagangan, jangan menganggap berdagang adalah main-main, harus rajin, dan tekun.” Berani mengambil resiko dalam berdagang, jujur, hati-hati dan pandai. Jika tidak memiliki sikap-sikap tersebut usaha dagangnya tidak akan sukses dan berhasil. Menurut Konfusius Lun Yu 2008, VIII:16 mengatakan bahwa: Universitas Sumatera Utara 48 “…Seorang yang hanya berani dan tidak jujur, yang tidak cakap dan tidak hati- hati, yang tidak pandai dan tidak dapat dipercaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya.” Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang sangat hati-hati dalam menggunakan waktu.Waktu bagi mereka adalah ladang yang harus diolah untuk sesuatu yang lebih menghasilkan.Bangun pagi-pagi adalah tradisi masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang yang selalu diajarkan dalam keluarga.Mereka meyakini bahwa bangun pagi lebih memberikan berkah rezeki bagi mereka.Menurut Konfusius Kemdikbud, 2014: 105 mengatakan bahwa: “Bangun pagi lebih awal, tidur malam lebih lambat.Hayati datangnya hari tua, inilah menghargai waktu. Waktu yang berlalu tidak akan kembali lagi, pergunakan sebaik-baiknya dengan hati-hati dan sungguh- sungguh. Apa yang kita lakukan hari ini, akan menentukan masa depan kita.” Orang yang malas cenderung menghabiskan waktu dan tidak berusaha untuk memprediksi peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya akibatnya usaha yang dimilikinya tidak akan maju bahkan orang yang malas akan dilecehkan dan dihina. Oleh karena itu, sifat malas sangat dihindari dalam kehidupanmasyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang.Ajaran Konfusius menggangap pemalas adalah keadaan jauh lebih buruk daripada orang bodoh.Menurut dari Tao Chu Kung Shinta, 2012:94 yang mengatakan bahwa: “Rajinlah dan tekun berusaha, kemalasan berakibat petaka artinya faktor tepenting di balik keberhasilan bisnis adalah berusaha dengan konsisten. Jadilah lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Hadiah yang diperoleh tanpa keringat mudah menyebabkan orang malas berpikir, malas bekerja, dan suka mencari jalan pintas. Orang yang demikian akan dilecehkan dan dihina orang lain, baik secara terselubung atau terang-terangan.” Universitas Sumatera Utara 49 Hal ini sependapat dengan Ajaran Agama Buddha Maitreya Josowanto dan Santoso, 2014: 1-2 yang mengatakan bahwa: “Uttanasampada artinya rajin dan semangat dalam bekerja. Hal ini sama dengan motivasi.Motivasi merupakan suatu usaha yang membangun tindakan untuk meraih hasil yang diinginkan.Usaha dan tindakan adalah hal yang nampak dalam hasil sehingga disebut rajin.Untuk meraih hasil yang diinginkan adalah dorongan dari dalam diri sehingga disebut semangat. Dalam Uttanasampada atau motivasiada dua hal penting yaitu rajin akan diteliti dari aktivitas yang dilakukan pemimpin dalam kesehariannya, jam kerja, kepadatan aktivitas , dan penyelesaian tanggung jawab pemimpin terhadap tugas-tugasnya. Semangat akan diteliti dari alasan pemimpin dapat masih tetap bersemangat dalam bekerja hingga saat ini.” Pada umumnya masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang selalu memulai usaha dari bawah dan mereka berani mengambil resiko baik gagal, rugi, ataupun jatuh dalam usaha dagangnya. Berdagang adalah suatu kegiatan yang penuh resiko tidak ada jaminan untuk berhasil. Oleh karena itu, kegiatan perdagangan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.Musuh utama para pedagang adalah takut bersaing dan takut gagal.Kehidupan perekonomian terdapat persaingan yang keras. Namun, hal ini tidak berarti pedagang boleh menggunakan cara kotor, muslihat, atau tipu daya untuk mengalahkan para pesaingnya dalam berkompetisi di bidang perdagangan. Menurut konfusius Fung Yu lan, 2007: 54 mengatakan: “... Jangan lakukan kepada orang lain sesuatu yang kamu tidak ingin orang lain melakukannya padamu.” Jika masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang gagal.Mereka tidak mengabaikan kegagalan tersebut. Mereka dapat belajar dari kegagalan kemudian mengevaluasi segala kekurangan, kesalahan, dan kegagalan.Mereka terus belajar dari kegagalan.Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangat Universitas Sumatera Utara 50 mereka, justru semakin membuat mereka lebih gigih.Kegagalan yang kedua dijadikan mereka lebih bijak. Kegagalan seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahan mereka. Kegagalan dijadikan sebagai pengalaman dan tidak membuat cepat berpuas diri.Menurut informan Yap perempuan, 60 tahun menjelaskan bahwa: “Saya gagal menjual barang dagangan yang belum banyak diminati konsumen meskipun saya gagal, dan mengalami kerugian tetapi saya tidak akan menyerah. Jika menghadapi penurunan omset pendapatan dalam usaha saya dan saya gagal namun saya tidak akan merasa resah tetap tenang,dan mencoba lagi lebih lagi bekerja keras, tidak mudah menyerah, dan belajar dari kegagalan sebelumnya.” Sekilas terlihat masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang seperti dilahirkan untuk berdagang. Mereka bukan saja berbakat tetapi juga terampil mengendalikan setiap urusan dagang mulai tahap perundingan sampai tahap proses penjualan dan mengurus keuangan. Bakat ini sebenarnya tidak dianugrahkan begitu saja, tetapi mereka memperolehnya dalam waktu yang sangat lama, harus menghadapi kesulitan, dan tahan menanggung derita. Menurut konfusius Fung Yu lan, 2007: 33 mengatakan bahwa: “... Manusia bijaksana menyukai air; manusia baik menyukai gunung. Manusia bijaksana bergerak; manusia baik masih diam. Manusia bijaksana bahagia; manusia baik tahan menanggung derita.” 5.2 Latar Belakang Masyrakat Tionghoa di Pasar Galang Deli Serdang Terjun dalam Sektor Perdagangan 5.2.1 Orientasi Nilai Budaya Manusia dengan Makna Hidup Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang dalam memaknai usaha dagang yaitu untuk menaikkan status sosial di dalam masyarakat.Semua Universitas Sumatera Utara 51 orang sepakat bahwa orang kaya jelas lebih terhormat daripada miskin.Meski tidak selalu benar anggapan tersebut, namun setidaknya hampir semua orang lebih mendapatkan tempat di hati masyarakat, dan sebaliknya hanya sedikit orang miskin yang dihormati. Miskin dengan indentik dengan kesengsaraan, miskin menyeret keluarga besar ikut dalam kesulitan.Adapun dengan kaya lebih mudah seseorang bisa memperoleh kedudukkan tinggi di tengah masyarakat.Jadi, sejak kecil anak-anak masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang ditanamkan untuk menjadi kaya. Satu-satunya jalan yang paling mudah dancepat untuk menjadi kaya adalah berdagang.Profesi sebagai pedagang dianggap lebih terhormat daripada menjadi pegawai.Pegawai yang hanya sementara dalam proses belajar, selanjutnya harus bisa berdiri sendiri sebagai pimpinan. Berpenghasilan sedikit asal menjadi pimpinan lebih disegani daripada menjadi orang yang menerima gaji. Bagi masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang menjadi pegawai dengan gaji tinggi tetap saja pegawai atau orang suruhan. Menurut informan Jumiati perempuan, 40 tahun menjelaskan bahwa” “Konsep kewibawaan dan status sosial lebih mudah digapai dengan menjadi pedagang atau pebisnis, tidak menjadi pegawai yang di gaji oleh orang lain.” Seperti halnya yang diujarkan oleh Yap perempuan, 60 tahun yang mengatakan bahwa: “Saya selalu beranggapan lebih baik mendapatkan penghasilan kecil- kecilan sebagai seorang pedagang daripada mendapat penghasilan yang banyak dari gaji bekerja dengan orang lain, lagi pula golongan yang mendapat penghasilan berupa gaji, tidak memiliki status sosial yang tinggi di dalam masyarakat.” Universitas Sumatera Utara 52 Selain status sosial di masyarakat, masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang sebagai masyarakat perantauan dalam memaknai usaha dagang yaitu untukmenaikkan taraf hidup.Bagi mereka hidup dalam perantauan harus memiliki modal nekad, tanpa ada saudara yang bisa menolong.Kerja yang paling gampang dilakukan dengan cepat mendatangkan hasil adalah berdagang.Mereka sudah terbiasa hidup dalam tekanan.Semangat untuk menaikkan taraf hidup bagi mereka sangat kuat, dan mereka pantang menyerah sebelum berhasil.Mempertahankan hidup sekaligus mempersiapkan kebutuhan hari ini dan besok, sehinggatidak berhenti bila belum mendapatkan hasil. Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang juga memaknai usaha dagang yaitu untuk mewariskan secara turun – temurun kepada anak cucu mereka.Tujuannya adalah agar mereka memiliki pengalaman dan mengenal ilmu perdagangan secara baik, memiliki sikap mental yang matang dan terampil dalam berdagang.Prinsip ini harus ditanamkan dalam diri setiap pedagang karena mereka tidak ingin usaha dagangnya hancur di tangan generasi penerusnya.Terkait pentingnya pengalaman adalah guru yang baik bagi mereka dalam merintis perdagangan.Oleh karena itu, mereka meminta kepada anak cucu untuk belajar di tempat usaha yang telah didirikannya.Mereka suka berdagang yang memberikan keuntungan jangka panjang dan berkelanjutan dalam waktu yang lama.Lebih baik mendapatkan keuntugan sedikit namun berkelanjutan dan terus-menerus dibandingkan mendapatkan keuntungan banyak namun tidak berkelanjutan.Bagi mereka berdagang adalah pekerjaan yang serius dan bukan pekerjaan yang ikut- ikutan. Universitas Sumatera Utara 53

5.2.2 Orientasi Nilai Budaya Manusia dengan Alam