Bertanggung Jawab Secara Personal Atas Performa Kerja

43 timbal balik, atau saling menguntungkan dan itu harus ditebus dengan kerja keras. Itu sebabnya dengan rendah hati mereka memikirkan dan mencari tahu apa yang orang lain inginkan untuk mereka penuhi. Hal ini jelas berlawanan dengan kecenderungan umum yang menginginkan agar orang lain memberikan dan melakukan apa yang mereka inginkan.

5.1.2 Bertanggung Jawab Secara Personal Atas Performa Kerja

Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang lebih mengutamakanpendidikan. Menurut Yosai Yok perempuan, 81 tahun yang mengatakan bahwa: “Pendidikan adalah hal yang penting karena pendidikan mengasah kepintaran, ketrampilan, keahlian, pola pikir, dan sikap sebagai pelaku ekonomi.Pendidikan sebenarnya tidak lepas menjangkau bisnis bukan menjadikan pendidikan sebagai bisnis tetapi mengajarkan nilai-nilai yang siap diterapkan dalam menjalankan kehidupan dan bisnis pada umumnya.” Konfusius sangat menekankan pentingnya pendidikan bagi manusia, karena baginya pendidikan dapat mengubah serta menghapuskan kebodohan yang terdapat dalam masyarakat. Pendidikan baginya adalah jalan yang akan mengantarkan suatu negeri mencapai kemakmuran. Melalui jalur pendidikan, konfusius berusaha memengaruhi orang-orang muda yang diharapkan akan menjadi penguasa. Konfusius mengajarkan bahwa pendidikan wajib dimiliki setiap orang, karena pendidikan membuat masyarakat tahu yang benar dan salah bukan berbicara tentang suka atau tidak suka. Menurut konfusius Boye De Mente, 1989: 261 yang mengatakan bahwa: “... Kesukaan dan ketidaksukaan tidak boleh mempengaruhi pertimbangan kita.Kita harus memihak yang benar dan menentang yang salah.” Universitas Sumatera Utara 44 Konfusius mengutamakan pendidikan yang tidak hanya berarti mengajar dalam pengertian sempit, melainkan segala hal yang dapat melatih karakter dan tingkah laku individu atau meningkatkan pengetahuan dan keahlian seseorang juga bentuk dari pendidikan.Dengan demikian pendidikan juga terdapat dalam disiplin keluarga, berburu, perkumpulan sosial, dan dialog pribadi. Pendidikan harus diterapkan sejak usia dini karena banyak ilmu yang dapat kita ketahui, dan dapat dibagikan bahkan kita dapat mengambil keputusan dengan bijak. Menurut konfusius Fung Yu lan, 2007: 57 mengatakan bahwa: “Pada usia 15 tahun, saya tetapkan hati pada ilmu, pada usia 30 tahun saya dapat mengambil sikap, pada usia 40 tahun saya tidak mempunyai kebimbangan, pada usia 50 tahun saya mengambil keputusan alam ketuhanan. Pada usia 60 tahun saya telah mematuhi keputusan ini. Pada usia 70 tahun saya dapat mengikuti kehendak jiwa saya tanpa melampaui batas-batas apa yang benar.” Konfusius berkecimpung di dunia pendidikan tidak sekedar demi pendidikan belaka melainkan mempersiapkan para muridnya terjun ke dunia kerja untuk bekerja dan berjuang demi prinsip-prinsip yang mereka anut.Nilai-nilai moral sehingga menjadi seseorang yang terhormat, tidak menjadi orang yang rendah yang selalu mencari keuntungan.Ajaran ini selalu disampaikan kepada murid-muridnya secara integratif dengan memadukan antara belajar, berpikir, dan praktek. Menurut Konfusius Boye De Mente, 1989:22 yang mengatakan bahwa: ...“Seorang terhormat mengerti tentang moral. Seorang yang rendah tahu apa yang menguntungkan.” Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang untuk menjadi pedagang tidak boleh mementingkan diri sendiri, cepat-cepat meraih keberhasilan, dan mengharapkan keuntungan kecil. Hal ini membuat para pedagang Tionghoa Universitas Sumatera Utara 45 tidak akan maju. Mereka bersiap-siap dalam menghadapi segala kemungkinan, yaitu kerugian, dan kegagalan pada tahap awal. Keuntungan yang diperoleh sebaiknya tidak dibelanjakan.Konfusius tegas-tegas menyatakan mengejar keuntungan adalah perbuatan amoral.Menurut konfusius dalam Mulyaningtyas, 2012: 34 mengatakan bahwa: “Janganlah melakukan sesuatu dengan selalu ingin berhasil dengan cepat, dan janganlah mengutamakankeuntungan yang kecil saja. Anda ingin cepat berhasil, maka Anda tidak akan pernah maju, anda hanya mengutamakan keuntungan kecil saja, maka perkara besar tidak akan pernah anda selesaikan secara sempurna.” Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang mengutamakan kepuasan pelanggan.Apabila pelanggan merasa puas, pelanggan tersebutakan menjadi pelanggan seumur hidupnya maka dengan sendirinya di masa yang akan datang secara otomatis akan mendapatkan keuntungan. Memperkuat perekonomian akanmemperkuat posisi pasar terlebih dahulu dari pada memperoleh keuntungan. Mengalami kerugian selama beberapa waktu tidak masalah yang penting harus berusaha merebut pasar melalui produk atau jasa-jasa yang dapat diandalkan.Jangan terburu-buru memperkuat perekonomian bahkan mencari keuntungan yang kecil tanpa memperhatikan kepuasan pelanggan. Hal ini dapat mengalami kerugian. Menurut Konfusius Boye De Mente, 1989: xxiii yang mengatakan bahwa: “Jangan terlalu terburu-buru mengerjakan sesuatu, jangan hanya memperhatikan keuntungan yang kecil. Jika orang tergesa-gesa, pekerjaanya tidak akan sempurna. Jika dia hanya memperhatikan keuntungan-keuntungan yang kecil tak ada pekerjaan besar yang dapat dilakukannya.” Universitas Sumatera Utara 46 Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang dalam berdagang mengalami kemajuan yang cepat.Kemajuan tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh sikap gigih dan mudah berbaur tetapi juga dipengaruhi oleh kerja keras dan ketekunan.Kerja keras adalah sikap masyarakat Tionghoa yang pandai membawa peluang dalam berdagang sehingga mereka cepat berkembang.Pikiran, hati, dan telinga selalu terbuka terhadap berbagai perkembangan berdagang.Kerja keras bukanlah hal yang aneh.Menurut informan Yap perempuan, 60 tahun mengatakan bahwa: “Orang yang mau sukses dan berhasil harus memiliki sikap kerja keras, jangan setengah-setengah mengerjakan pekerjaan, bertanggaung jawab bahkan Berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, memiliki tenaga untuk terlihat terus-menerus dalam kerja, dan penuh semangat dan penuh energi.”

5.1.3 Suka Menerima Umpan Balik Suka Membandingkan Kinerja dengan Orang Lain