SARAN SIMPULAN DAN SARAN

63 diandalkan.Jangan terburu-buru memperkuat perekonomian bahkan mencari keuntungan yang kecil tanpa memperhatikan kepuasan pelanggan. Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang sangat hati-hati dalam menggunakan waktu.Waktu bagi mereka adalah ladang yang harus diolah untuk sesuatu yang lebih menghasilkan.Bangun pagi-pagi adalah tradisi masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang yang selalu diajarkan dalam keluarga. Mereka meyakini bahwa bangun pagi lebih memberikan berkah rezeki bagi mereka.Orang yang malas cenderung menghabiskan waktu dan tidak berusaha untuk memprediksi peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya akibatnya usaha yang dimilikinya tidak akan maju bahkan orang yang malas akan dilecehkan dan dihina. Sikap-sikap yang dimiliki oleh masyarakat Tionghoa tersebut menjadikan motivasi etos kerja dalam berdagang. Latar Belakang Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang terjun dalam sektor perdagangan disebabkan oleh Masyarakat Tionghoa sebagai warga Galang Deli Serdang yang tidak memiliki lahan sebagai lahan pertanian, menaikkan status sosial di dalam masyarakat, profesi sebagai pedagang dianggap lebih terhormat daripada menjadi pegawai, untuk menaikkan taraf hidup, cepat mendatangkan hasil, untuk mewariskan secara turun – temurun kepada anak cucu mereka, memberikan keuntungan jangka panjang dan berkelanjutan dalam waktu yang lama.

6.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang adalah agar Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang Universitas Sumatera Utara 64 tetap mempertahankan dan terus meningkatkan etos kerja yang mengandung suatu nilai yang terdapat pada ajaran Lao Tzu Taoisme, Buddhisme, Khong Fu Tzu Konfusius, dan lain-lain. Terkait dengan ketekunan, kerajinan, berwatak gigih, mudah berbaur, berani, rajin, kerja keras, dan tekun dalam berdagang. Masyarakat Tionghoa dalam berdagang di pasar Galang Deli Serdang agar mempertahankan, meyakinkan diri bahwa mereka sanggup, mampu mengatasi semua permasalahan, dan kesulitan yang mereka hadapi dalam berdagang. Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Masyarakat pribumi sebagai pedagang yang masih banyak tertinggal harus berusaha dengan keras, tekun, dan gigih.Sikap-sikap masyarakat Tionghoa menjadikan teladan bagi masyarakat pribumi untuk mencapai kesuksesan dan keberhasilan.Waktu adalah ladang yang harus diolah untuk sesuatu yang lebih menghasilkan.Bangun pagi- pagi adalah tradisi masyarakat Tionghoa.Setiap hari haruslah bermakna dan menghasilkan, jangan membuang waktu sia-sia dengan hal yang tidak berguna.Menghargai waktu merupakan salah satu menghargai uang. Masyarakat pribumi harus mempunyai prinsip bekerja keras dari pagi subuh hingga malam karena hasil produksi meningkat dan usaha dagang mendapat keuntungan besar, secara otomatis akan mendapatkan balasannya. Bekerja keras terhadap pekerjaan yang ditekuninya.Orang yang malas cenderung menghabiskan waktu dan tidak berusaha untuk memprediksi peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya akibatnya usaha yang dimilikinya tidak akan maju. Masyarakat pribumi juga harus memperhatikan Kondisi lingkungangeografis. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi usaha seseorang dalam berdagang. Masyarakat Universitas Sumatera Utara 65 pribumi harus memiliki bersikap ringan tangan, ramah, dan menjadikan pelanggan sebagai saudara atau paling tidak sahabat dekat.Jangan pernah ragu untuk memberikan hadiah atau sekedar potongan harga yang miring, dan membuat kuis atau undian berhadiah bagi pelangganya. Bagi Penelitian Selanjutnya agar terus berupaya memperbaharui dan mengembangkan hasil penelitian ini secara lebih mendalam dan menjadi perbandingan bagi penelitian-penelitian lain dengan judul yang sama seperti etos kerja masyarakat Tionghoa dalam berdagang. Universitas Sumatera Utara 9

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI