Orientasi Nilai Budaya Manusia dengan Alam

53

5.2.2 Orientasi Nilai Budaya Manusia dengan Alam

Masyarakat Tionghoa sebagai warga Galang Deli Serdang yang tidak memiliki lahan sebagai lahan pertanian.Hal ini melatar belakangi mereka harus aktif dan dinamis dalam mencari celah usaha di luar pertanian yang tentu telah dikuasai oleh penduduk asli sehingga menjadikan masyarakat Tionghoa berkecimpung dalam dunia perdagangan.Oleh karena itu, Masyarakat Tionghoa harus memperhatikan Kondisi lingkungangeografis di pasar Galang Deli Serdang. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi usaha seseorang dalam berdagang. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang dalam menjalankan perdagangan sehari-hari sangat memperhatikan feng shui.Menurut informan Yosai Yok perempuan, 81 tahun yang mengatakan bahwa: “Saya biasanya mengikuti tradisi nenek moyang saya yaitu tradisi Feng Shui dalam membuka usaha.Saya harus memperhatikan tempat yang strategi.Tempat yang mudah untuk dikunjungi, dihubungi, dan dicari. Tempat yang baik akan menarik banyak orang yang berkunjung.” Feng Shui sebagai ilmu tata letak bangunan yang berusaha menyelaraskan alam dengan manusia, untuk menentukan arsitektur yang membawa kebaikan.Arsitektur berperan sebagai metode pemecahan masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis untuk menjawab kebutuhan lingkungan.Dasar keilmuan arsitektur feng shui awalnya dilandasi oleh gagasan kuno bahwa manusia harus hidup selaras dengan kosmos dan menyejajarkan aturan-aturan Universitas Sumatera Utara 54 yang menentukan terjaganya harmoni-harmoni kosmis itu, khususnya dalam aturan-aturan pembangunan rumah Thomas Liem Tjoe, 2007: 77-78. Feng Shui sebagai konsep arsitektur diaplikasikan masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang yang masih totok dan diwariskan secara turun temurun.Feng Shui membahas secara rinci arsitektur, berbagai dampak yang terjadi, serta solusi yang diupayakan untuk meningkatkan faktor keberuntungan hidup melalui analisis sifat pertanahan, gunung , sungai, danau, jalan, laut, tata ruang, saluran air dan perabot. Rumah toko merupakan arsitektur khas Tionghoa yang ada di pasar Galang Deli Serdang menyebar hampir ke seluruh wilayah yang berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Elemen arsitektur ditetapkan beberapa elemen pada eksterior dan interior yang dibahas pada rumah toko masyarakat Tionghoa. Pemilihan elemen eksterior pada rumah toko meliputi: posisi tata letak lahan serta hubungan arsitektur dengan lingkungan sekitarnya. Pada bagian dalam arsitektur, ruang interior, tata letak perabot, pintu dan jendela dianalisa sesuai dengan fungsinya pada rumah toko.Batasan fungsi ruang yang ditetapkan, diambil dari ruang dalam yang memiliki posisi penting dalam rumah tinggal masyarakat Tionghoadi pasar Galang Deli Serdang.Konsep rumah tinggal mereka menjelaskan kamar tidur, dapur dan kamar mandi memiliki fungsi penting yang menentukan kedudukan dan posisi masing-masing ruangnya.Pemilihan batasan elemen arsitektur dibahas berdasar aplikasi Feng Shui terhadap pengaruh aliran angin yang ada. Para pengguna feng shui percaya nasib baik dalam berdagang memiliki hubungan antara kosmos dan bumi serta roh positif atau negatif yang Universitas Sumatera Utara 55 mempengaruh setiap kondisi fisik suau lokasi.Satu hal yang menarik bahwa banyak pedagang Tionghoa perantauan sangat terpengaruh oleh budaya tradisional. Para pedagang Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang akan meminta seorang ahli feng shui untuk mengidentifikasi arah dan lokasi bangunan sebelum memutuskan untuk akan menanam modal pada real estat atau memilih kantor untuk berdagang. Mereka menganggap feng shui yang baik berarti keberuntungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Ann Wan Seng 2007:128 yang menjelaskan bahwa: “Ketika saya membuka usaha, saya harus mengikuti feng shui karena feng shui memiliki peranan penting dalam menentukan lokasi, dan kondisi lingkungan.Feng Shui digunakan untuk mencari tanah, tempat melakukan kegiatan perdagangan dan membangun rumah yang sesuai.” 5.2.3 Orientasi Nilai Budaya Manusia dengan Waktu Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu dimana kehidupan manusia dapat berfokus pada masa lalu, masa kini atau masa depan. Orientasi yang kuat terhadap masa lalu cenderung menonjol pada kelompok budaya yang menempatkan tradisi dan pemujaan terhadap leluhur dalam posisi yang utama. Sedangkan, masa kini lebih menonjolkan perhatian dengan mengesampingkan peristiwa peristiwa yang telah berlalu, serta sesuatu yang bisa terjadi di masa depan. Dimensi waktu yang dilalui manusia yang selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk individu, keluarga, kelompok, maupun manusia di dunia secara mayoritas.Waktu penting dalam kehidupan manusia yang selalu diperingati untuk meneruskan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.Peristiwa penting itu diantaranya seperti hari kelahiran Universitas Sumatera Utara 56 seseorang, hari kelahiran tokoh masyarakat, hari peperangan, hari kemenangan, peristiwa bencana alam, peristiwa pemberontakan, dan lain-lain. Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang sangat menyadari pentingnya waktu. Mereka selalu memperhatikan tanggal dan waktu saat bekerja yang menjadi simbol menghargai hari-hari yang sudah dan akan berlalu. Bagi mereka setiap hari haruslah bermakna dan menghasilkan, jangan membuang waktu sia-sia dengan hal yang tidak berguna.Menurut informan Jumiati perempuan, 40 tahun mengatakan bahwa: “Seorang pedagang harus memanfaatkan dan memanajemen waktu sebaik mungkin karena waktu adalah aset yang sangat berharga bahkan menjadi seorang pedagang harus lebih berhati-hati, berdisiplin, jujur, dan dapat dipercaya.” Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang mempunyai prinsip perlu bekerja keras dari pagi subuh hingga malam karena hasil produksi meningkat dan usaha dagang mendapat keuntungan besar, secara otomatis mereka akan mendapatkan balasannya. Mereka menghabiskan waktu untuk berada di toko sehingga pembeli sangatlah mudah untuk datang membeli karena mereka hanya menutup tokonya ketika menjelang hari perayaan agama mereka.Mereka lebih menghabiskan waktu dengan usahanya sampai tua selama masih bisa bekerja, dan selalu berada di toko untuk menjalankan usaha dagangnya. Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang dalam menghargai waktu merupakan salah satu menghargai uang.Mereka selalu tepat waktu dalam menjalankan usahanya.Berbagai hal yang dilakukan mereka dalam menghargai waktu sangat tinggi.Mereka memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk usahanya.Mereka sangat menghargai waktu dalam berdagang. Berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara 57 penanaman etos kerja yang kuat adalah mereka bangun lebih awal di waktu pagi, tidur tepat waktu di malam hari, waktu yang lalu takkan kembali, hargai waktu mulai dari saat ini kemudian memulai usahanya lebih awal dari orang lain dan menutup usahanya lebih akhir dari orang lain sehingga, menjadikan kebiasaan pelanggan untuk datang pada jam berapa toko buka dan pada jam berapa berakhir untuk menutupnya. Penghargaan terhadap ketepatan waktu telah diajarkan sejak dini mulai masa kanak-kanak untuk menentukan sikap hidup dimasa dewasa.Kebiasaan tersebut merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam berdagang. 5.2.4 Orientasi Nilai Budaya Tentang Hakekat Pekerjaan Menurut Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang pekerjaan adalah bentuk usaha manusia yang meliputi aktivitas jasmaniah dan rokhaniah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik kebutuhan fisik yang meliputi pakaian, makanan, dan tempat tinggal maupun kebutuhan psikologis yang mengarah kepada kepuasan.Menurut informan Jumiati perempuan, 40 tahun yang mengatakan bahwa: “Keberhasilan seseorang dalam menjalankan usaha berkaitan dengan sifat kepribadian seseorang seperti melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.Adanya motivasi diri, percaya diri dan berpikir positif, serta komitmen dalam bekerja maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan hasilnya akan memuaskan.” Mereka bekerja keras terhadap pekerjaan yang ditekuninya.Sistem yang digunakan masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang adalah sistem berdagang yang hanya fokus pada satu bidang jenis usaha dagang. Jika sudah menentukan satu jenis usaha dagang, masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Universitas Sumatera Utara 58 Serdang akan bersungguh-sungguh, bekerja keras agar usaha dagangnya benar- benar sukses. Saat mengelola usaha dagangnya, dan usaha dagangnya tersebut belum sukses pantang bagi mereka merintis atau mengeola jenis usaha dagang yang lain. Namun, kalau mereka menganggap jenis usaha dagang yang ia kelola tidak memiliki prospek yang bagus, barulah mereka berganti jenis yang prospeknya jauh lebih bagus. Menurut informan Jumiati perempuan, 40 tahun mengatakan bahwa: “ Seorang pedagang harus memiliki tujuan yang ingin dicapai dan berusaha mewujudkannya. Seorang pedagang harus fokus terhadap kerja, jangan mempersoalkan masalah pekerjaan kemarin, tetapi memikirkan apa yang harus dikerjakan besok. Memiliki tujuan dan target yang terencana membuat pedagang memiliki motivasi untuk selalu maju dan berpikir ke depan, tidak terpaku pada masa lampau, gagasan-gagasan lama, tetapi berpandangan kedepan dan mencari ide-ide baru.” Masyarakat Tionghoa di pasar Galang Deli Serdang juga harus menunjukkan kesungguhan dan komitmen yang tinggi agar terus berdagang tanpa mengenal musim.Mereka sendiri tidak suka berdagang secara musiman meskipun ada di antara mereka yang mengusahakan perdagangannya secara kecil- kecilan.Hal itu jauh lebih baik daripada berdagang musiman karena pedagang itu memiliki peluang untuk berkembang. Pedagang musiman bukan saja tidak berkembang, melainkan akan menghadapi masalah modal dan likuiditas ketersediaan dana yang siap dicairkan untuk memulai kegiatan berdagangnya.

5.2.5 Orientasi Nilai Budaya Tentang Hubungan Manusia dengan Sesamanya