19
Menurut Pardede 2011:604 ada beberapa alasan perusahaan untuk melakukan penggabungan atau pengambialihan, yaiitu:
1. Memperbesar ukuran perusahaan
Apabila perusahaan ingin memperbesar ukurannya, maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melakukan penggabungan atau pengambialihan
dengan perusahaan lain. 2.
Menambah jenis barang yang dibuat Menambah jenis barang agar tidak ketergantungan dengan satu jenis barang
saja dengan cara bergabung dengan, atau mengambilalih, perusahaan lain yang saat ini sedang membuat barang tersebut.
3. Memperoleh sumberdaya-sumberdaya penting
Apabila ada satu perusahaan yang membutuhkan sumberdaya tertentu dimana perusahaan ini tidak dapat memperolehnya dan apabila ada perusahaan lain
yang dapat memperolehnya, maka sebaiknya bergabung atau mengambilalih perusahaan lain tersebut. Pada tingkat penjualan yang membuatnya impas,
yaitu tidak memperoleh laba dan tidak juga mederita rugi, perusaah tersebut tentu saja tidak akan membayar pajak penghasilan.
2.1.2.5 Langkah–langkah Merger dan Akuisisi
Dalam proses melakukan merger terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan sebelum, dalam, maupun setelah merger terjadi.
Langkah–langkah yang harus diambil dapat dibagi menjadi tiga bagian Estanol dan Seldeslachts, 2005 yaitu:
1. Pre–merger
20
Pre–merger dalam hal ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam tahap ini, tugas dari seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau
lebih perusahaan untuk mengumpulkan informasi yang kompeten dan signifikan untuk kepentingan proses merger perusahaan–perusahaan tersebut.
2. Merger stage
Pada saat perusahaan–perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan merger, hal yang harus dilakukan untuk pertama kalinya dalam tahapan ini
adalah menyesuaikan diri dan saling mengintregasikan diri dengan partner agar dapat berjalan sesuai dengan harapan.
3. Post–merger
Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan. Langkah pertama, yang akan dilakukan adalah dengan
melakukan restrukturisasi, dimana dalam merger sering terjadinya dualism kepemimpinan yang akan membawa pengaruh buruk dalam organisasi.
Langkah kedua, yang akan diambil adalah dengan membangun suatu kultur baru dimana kultur atau budaya baru perusahaan atau dapat juga merupakan
budaya yang sama sekali baru bagi perusahaan. Langkah terakhir, yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana yang harus
dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu kerjasama, dalam berupa tim gabungan ataupun kerja sama mutual.
2.1.2.6 Norma Merger dan Akuisisi
Menurut Pardede 2011:614 sebelum memutuskan untuk bergabung dengan, atau mengambilaih perusahaan lain seharusnya setiap perusahaan terlebih
21
dahulu menentukan norma atau kriteria yang harus dimiliki baik oleh perusahaan maupun oleh perusahaan lain yang akan digabungkan dengan, atau yang akan
diambilalih oleh perusahaan yang bersangkutan. Berikut adalah norma yang lazim digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan penggabungan atau
pengambilalihan perusahaan: a.
Ukuran perusahaan b.
Jenis bidang usaha c.
Prestasi atau citra perusahaan d.
Peluang untuk tumbuh e.
Pangsa pasar f.
Harga g.
Pengaruh terhadap modal pemegang saham h.
Sumber pembelanjaan i.
Keserasian manajemen
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Banyak peneliti yang telah dilakukan mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan, namun hasilnya tidak selalu signifikan. Pada
penelitian Widyaputra 2006 menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan pada rasio EPS, NPM, ROE, ROA 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger
dan akuisisi. Pada penelitian Yulianto 2008 secara umum menunjukkan ada perbedaan yang positif signifikan pada FATO, TAT, DER, OPM, dan GPM.
Namun pada CR, QR, DTA, IT, ROI, ROE dan NPM tidak ada perbedaan yang signifikan walaupun hasilnya positif.
22
Pada penelitian Widjanarko 2006 meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998–2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada
perbedaan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Pada penelitian Hamidah Noviani 2013
menunjukkan perbedaan pada CR, ROA, dan PER, sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan. Penelitian Nugroho 2010 juga menunjukkan perbedaan
yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dan lima tahun sesudah merger dan akuisisi.
Rangkuman dari penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan dengan
analisis merger dan akuisisi terdapat pada Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Tahun Judul
Penelitian Variabel
yang Digunakan
Analisis Data
Hasil Penelitian
1. Widjanarko
2006 Pengaruh
Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja
Perusahaan Manufaktur
Rasio keuangan:
ROA, ROE, GPM, NPM,
OPM, dan DER
Kolmogorov- Smirnov
Paired sample t-test
Wilcoxon Signed
Ranks Test Tidak ada
perbedaan signifikan pada
kinerja keuangan
berdasarkan rasio
profitabilitas dan leverage.
2. Widyaputra
2006 Analisis
Perbandingan Kinerja
Perusahaan Abnormal
Return Saham Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi di
Bursa Efek Jakarta Periode
1998-2004 Rasio
keuangan: EPS, OPM,
NPM, ROE, ROA, PER,
PBV dan TATO
Kolmogorov- Smirnov
Wilcoxon Signed
Ranks Test Penelitian 2
tahun sebelum dan 2 tahun
setelah merger dan akuisisi
terdapat perbedaan
secara signifikan pada rasio EPS,
NPM, ROE, dan ROA
23
Lanjutan Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
3. Yulianto
2008 Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan
Publik yang Melakukan
Merger dan Akuisisi Selama
dan Sesudah Krisis Moneter
Rasio keuangan:
FATO, TAT, DER, OPM,
GPM, CR, QR, DTA,
IT, ROI, ROE, dan
NPM Independen
sample t-test Ada perbedaan
yang positif signifikan pada
rasio FATO, TAT, DER,
OPM dan GPM. CR, QR, DTA,
IT, ROI, ROE dan NPM tidak
ada perbedaan
4. Nugroho
2010 Analisis
Perbandingan Kinerja
Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Merger
dan Akuisisi Pada
Perusahaan Pengakuisisi,
Periode 2002- 2003
Rasio keuangan:
NPM, ROA, ROE, DER,
EPS, TATO dan CR
Uji normalitas
Wilcoxon Signed
Ranks Test Uji Manova
Penelitian 1 tahun sebelum
dan 5 tahun sesudah merger
dan akuisisi tidak
terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan
5. Hamidah
dan Noviani
2013 Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Merger dan
Akuissisi Pada Perusahaan
Pengakuisisi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Periode 2004- 2006
Rasio keuangan:
TATO, DR, CR, ROA,
dan PER Paired
sample t-test Ada perbedaan
pada rasio CR, ROA, dan PER,
sedangkan pada rasio TATO dan
DR tidak mengalami
perubahan
Di dalam penelitian-penelitian terdahulu memiliki perbedaan dalam periode
penelitian, sampel yang digunakan, jenis, maupun rasio keuangan yang digunakan. Dalam penggunaan periode penelitian ada yang menggunakan periode
penelitian selama satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah, dua tahun sebelum
24
dan dua tahun sesudah, dan ada pula yang menggunakan periode penelitian dua tahun sebelum dan tiga tahun sesudah. Dalam penelitian ini menggunakan
perusahaan yang terdaftar di BEI dan melakukan kegiatan merger dan akuisisi pada periode tahun 2010-2011.
Ada persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Adapun persamaannya adalah sama-sama menganalisis kinerja
perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini sampel perusahaan yang
melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 2010-2011.
2.3 Kerangka Konseptual
Salah satu strategi perusahaan untuk mengembangkan usahanya adalah dengan ekspansi eksternal melalui merger dan akuisisi. Merger dan akuisisi
merupakan usaha pengembangan usaha yang paling cepat karena tidak membutuhkan persiapan seperti pengembangan bisnis dari awal.
Untuk menilai keberhasilan merger dan akuisisi adalah dengan melihat kinerja perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja
keuangan. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi. Banyak rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan tinjauan pustaka serta
beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas yang diukur dengan return on
assets, rasio nilai pasar yang diukur dengan earnings per share, rasio solvabilitas
25
yang diukur dengan debt to equity ratio, rasio likuditas yang diukur dengan current ratio, dan rasio aktivitas yang diukur dengan total assets turnover.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari penjualannya. Jika terjadi sinergi yang baik, maka secara umum tingkat
profitabilitas perusahaan tersebut akan lebih baik dari sebelum melakukan merger dan akuisisi, dimana Return on Assets ROA juga akan meningkat.
Rasio nilai pasar mengukur seberapa besar nilai saham perusahaan dibanding dengan nilai buku. Maka perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi berharap bahwa strategi tersebut dapat memberikan keuntungan perusahaan yang diperoleh dari tiap harga saham EPS.
Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Jika terjadi sinergi dari kegiatan merger dan
akuisisi, maka secara umum kesertaan modal perusahaan tersebut akan cukup baik, sehingga ekuitas perusahaan DER dapat diminimalisir.
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek. Dengan
melakukan merger dan akuisisi maka semestinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek CR.
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan mengelola aktivanya. Dengan melakukan merger dan akuisisi, maka perusahaan
dapat meningkatkan efektifitasnya sehingga aset yang dimiliki dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan penjualan TATO.
26
Uraian di atas dapat disederhanakan sebagaimana model kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
2.4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan return on assets sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011.
2. Terdapat perbedaan debt to equity ratio sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011.
3. Terdapat perbedaan earnings per share sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011.
Kinerja Keuangan sebelum Merger dan Akuisisi
Kinerja Keuangan sesudah Merger dan Akuisisi
1. Return on Assets
2. Debt to Equity Ratio
3. Earnings per Share
4. Current Ratio
5. Total Assets Turn Over
Uji Beda
27
4. Terdapat perbedaan current ratio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011.
5. Terdapat perbedaan total asset turnover sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011.
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Menurut Siregar 2014:15 adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri, tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan yang diteliti dari Indonesian Capital Market Electronic Library
ICaMEL dan www.idx.co.id. Penelitian ini mengambil periode tahun 2010– 2011. Penelitian dilakukan mulai Maret 2015 sampai dengan Mei 2015.
3.3 Batasan Operasional
Pembatasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal
ini membatasi penelitian sebagai berikut: 1.
Periode penelitian adalah periode tahun 2010–2011. 2.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Return on Assets ROA, Debt to Equity Ratio DER, Earning per Share EPS, Curretnt Ratio CR,
dan Total Assets Turnover TATO. 3.
Laporan keuangan digunakan dari perusahaan yang melakukan merger dn akuisisi yang terdaftar di BEI.
29
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk
mengukur. Pada dasarnya variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini difokuskan terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan indikator rasio, yaitu:
1. Rasio Profitabilitas
Return on Assets mengukur seberapa efektif aset yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Jika terjadi sinergi yang baik maka secara umum
tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum melakukan merger dan akuisisi.
ROA = ��� ������
����� ������
2. Rasio Nilai Pasar
Rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning per Share EPS. Dimana EPS menunjukkan bagian laba yang dinikmati oleh pemegang
saham untuk tiap lembar saham yang dimiliki. Besar kecilnya EPS dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah saham yang dimiliki perusahaan.
EPS = ��� ������
������ �� ����������� �����
30
3. Rasio Leverage
Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio DER. DER mengukur kemampuan pemilik perusahaan dengan equity
yang dimiliki, untuk membayar hutang kepada kreditor.
DER = ����� ����
����� ������
4. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio CR. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi
hutang lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin likuid perusahaan tersebut.
CR = ������� ������
������� �����������
5. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Assets Turnover TATO. Rasio ini mengukur seberapa efektif aktiva perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan operasional.
TATO = ��� �����
����� ������
Masing–masing variabel penelitian secara operasional dapat didefinisikan
dalam tabel sebagai berikut:
31
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi
Formula Skala
Ukur
Return on
Assets Rasio untuk
mengukur seberapa efektif aset yang ada
mampu menghasilkan
keuntungan.
ROA = ��� ������
����� ������ Rasio
Debt to Equity
Ratio Rasio untuk
mengukur kemampuan pemilik
perusahaan dengan equity yang dimiliki,
untuk membayar hutang kepada
kreditor.
DER = ����� ����
����� ������ Rasio
Earning per
Share Rasio untuk
menunjukkan bagian laba yang dinikmati
oleh pemegang saham untuk tiap
lembar saham yang dimiliki
EPS = ��� ������
������ �� ����������� ����� Rasio
Current Ratio
Rasio untuk menunjukkan
seberapa besar kemampuan
perusahaan melunasi hutang lancar.
CR = ������� ������
������� ����������� Rasio
Total Assets
Turnover Rasio ini mengukur
seberapa efektif aktiva perusahaan
mampu menghasilkan
pendapatan operasional
TATO = ��� �����
����� ������ Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di BEI selama periode 2010 sampai
2011 yang berjumlah 20 perusahaan. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah:
32
1. Perusahaan tidak termasuk pada sektor perbankan atau lembaga keuangan
2.
Melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada periode 2010-2011
3. Tersedia laporan keuangan untuk 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah
aktivitas merger dan akuisisi. 4.
Tanggal dilakukan merger dan akuisisi diketahui dengan jelas. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 14 perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kriteria diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan
No. Perusahaan Aktivitas
Tanggal MA D-M-Y
1. PT. Bentoel Internasional Investama Tbk
Merger 04-01-2010
2. PT. Indonesian Paradise Property Tbk
Merger 27-04-2010
3. PT. Astra International Tbk
Akuisisi 27-12-2010
4. PT. Tri Polyta Indonesia Tbk
Merger 01-01-2011
5. PT. Agung Podomoro Land Tbk
Akuisisi 13-04-2011
6. PT. Aneka Tambang Tbk
Akuisisi 18-05-2011
7. PT. Island Concepts Indonesia Tbk
Merger 25-05-2011
8. PT. Jasa Marga Persero Tbk
Akuisisi 10-06-2011
9. PT. Berau Coal Energy Tbk
Akuisisi 21-06-2011
10. PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Akuisisi 28-06-2011
11. PT. Mobile 8 Telecom Tbk
Akuisisi 19-07-2011
12. PT. Resources Alam Indonesia Tbk
Akuisisi 18-08-2011
13. PT. Matahari Departement Store Tbk
Merger 16-09-2011
14. PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk
Akuisisi 27-11-2011
Sumber: Indonesian Capital Market Electronic Library
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Indonesian Capital Market Electronic Library ICaMEL dan
www.idx.co.id. Alasan peneliti menggunakan data sekunder adalah dikarenakan data sekunder lebih mudah diperoleh, biayanya lebih murah, sudah ada penelitian
33
sebelumnya serta lebih dapat dipercaya keabsahannya karena untuk laporan keuangan sudah diaudit oleh akuntan publik.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data
yang sudah ada. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian terdahulu, yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku, artikel, jurnal
maupun situs yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara
memperoleh data, dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab
persoalan penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji Normalitas