Latar Belakang Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011 (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan. Melalui persaingan yang sehat akan tersaring perusahaan yang tetap bertahan, berkembang atau keluar tutup. Keadaan tersebut menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan pengembangan strategi yang tepat agar dapat mempertahankan keberadaan, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki kinerja agar menjadi perusahaan yang besar dan kuat. Perusahaan dapat menggunakan strategi menambah kapasitas pabrik, menambah produk, atau dengan cara menggabungkan usaha untuk tetap dapat bertahan di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Apabila perusahaan memperluas kegiatan perusahaan dengan menambah kapasitas pabrik, menambah produk, atau mencari pasar yang baru, maka cara ini disebut dengan ekspansi internal. Sedangkan menggabungkan usaha disebut dengan ekspansi eksternal. Ekspensi eksternal tersebut dapat dilakukan melalui penggabungan perusahaan merger atau pengambilalihan perusahaan lain akuisisi. Perusahaan memilih merger dan akuisisi sebagai strateginya adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Menurut Sitanggang 2013:200, merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu perusahaan dengan tetap mempertahankan identitas dan badan hukum perusahaan utama, sementara perusahaan lain akan melebur pada perusahaan utama dengan menghentikan usahanya atau membubarkan badan 2 hukumnya. Sedangkan akuisisi berarti ‘pencaplokan’ suatu perusahaan yang sudah dalam keadaan sulit oleh perusahaan lain yang sedang berjalan dengan baik Pardede, 2011:600. Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah banyak melakukan merger dan akuisisi, terlebih pada masa-masa krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Pada tahun 1980an di Amerika Serikat terjadi kira-kira 55.000 merger dan akuisisi, sejak 1993 jumlah merger dan akuisisi berkembang setiap tahunnya dan tahun 2001 akuisisi juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan Eropa untuk membangun kekuatan pasar mereka dan memperluas jangkauan mereka di seluruh Uni Eropa Hitt et al, 2002:31. Kegiatan merger dan akuisisi dikatakan berhasil apabila nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi melebihi jumlah nilai perusahaan masing- masing secara terpisah sinergi. Tetapi tidak semua merger dan akuisisi efektif dan berhasil, kesulitan dalam menyatukan budaya organisasi yang beragam adalah salah satu alasan mengapa banyak aktivitas merger dan akuisisi, selain itu turunnya semangat kerja karyawan karena pemecatan dan relokasi, dan utang perusahaan yang besar juga menyebabkan gagalnya merger dan akuisisi. Keputusan merger dan akuisisi mempunyai pengaruh besar dalam memperbaiki kondisi dan kinerja perusahaan karena tujuan menggabungkan usaha melalui merger dan akuisisi adalah untuk mendapatkan sinergi, yaitu kemampuan dua atau lebih unit atau perusahaan untuk menciptakan nilai yang lebih besar melalui kerja sama daripada yang bisa mereka capai dengan kerja sendiri-sendiri. Dengan bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan 3 usaha, sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan sendiri. Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Oleh karena itu, salah satu ukuran untuk menilai keberhasilan merger dan akuisisi adalah dengan melihat kinerja perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja keuangan. Cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan, maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan dianalisis untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang, serta menentukan setiap kekuatan yang dapat menjadi suatu keunggulan perusahaan. Perhitungan laporan keuangan tersebut dilakukan dengan melihat rasio-rasio keuangan. Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas return on assets, rasio leverage debt to equity ratio, rasio nilai pasar earnings per share, rasio likuiditas current ratio, dan rasio aktivitas total assets turnover Berikut adalah data dari Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Earnings per Share EPS,Current Ratio CR dan Total Asset Turnover TATO pada perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi periode tahun 2010–2011, dimana data amatan dimulai pada 1 tahun sebelum hingga 2 tahun sesudah merger dan akuisisi. 4 Tabel 1.1 Data ROA, DER, EPS, CR dan TATO pada Empat Perusahaan yang Melakukan Merger Periode 2010-2011 Nama Perusahaan Jenis Rasio Keuangan Kinerja Keuangan 1 Tahun Sebelum Merger Tahun Merger 1 Tahun Sesudah Merger 2 Tahun Sesudah Merger PT. Bentoel Internasional Investama Tbk ROA -0,030 0,044 0,048 -0,046 DER x 1,561 1,302 1,818 2,604 EPS Rp -21,972 30,196 42,264 -44,661 CR x 2,077 2,499 1,119 1,642 TATO x 1,482 1,816 1,589 1,420 PT. Indonesian Paradise Property Tbk ROA 0,007 0,029 0,001 0,006 DER x 0,019 0,419 0,778 0,861 EPS Rp 2,264 9,918 0,870 4,724 CR x 15,527 3,820 1,569 2,007 TATO x 0,026 0,019 0,069 0,087 PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk ROA 0,115 0,004 -0,051 0,005 DER x 0,464 1,012 1,340 1,230 EPS Rp 0,113 0,002 -0,028 0,003 CR x 2,075 1,759 1,434 1,314 TATO x 1,723 1,369 1,354 1,314 PT. Matahari Departement Store Tbk ROA 0,115 0,192 0,263 0,391 DER x 4,039 -1,896 -2,516 -4,758 EPS Rp 214,103 159,632 264,272 394,295 CR x 1,004 0,917 0,799 0,901 TATO x 0,755 1,940 1,917 2,299 Sumber: www.idx.co.id Data Diolah Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa beberapa perusahaan yang melakukan merger dari tahun 2010-2011 mengalami perbedaan kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio-rasio keuangannya. Terdapat dua perusahaan yang mengalami kenaikan pada rasio DER dan mengalami penurunan pada rasio ROA, EPS, dan TATO setelah melakukan merger. Perusahaan tersebut adalah PT. Bentoel Internasional Investama Tbk dan PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Selain itu, PT. Indonesian Paradise Property Tbk dan PT. Matahari Departement Store Tbk merupakan perusahaan yang mengalami penurunan pada rasio TATO dan penurunan pada rasio CR. 5 Tabel 1.2 Data rata-rata dari ROA, DER, EPS, CR dan TATO pada Empat perusahaan yang melakukan Akuisisi periode 2010-2011 Nama Perusahaan Jenis Rasio Keuangan Kinerja Keuangan 1 Tahun Sebelum Akuisisi Tahun Akuisisi 1 Tahun Sesudah Akuisisi 2 Tahun Seudah Akuisisi PT. Aneka Tambang Tbk ROA 0,136 0,126 0,151 0,018 DER x 0,282 0,411 0,535 0,709 EPS Rp 176,485 202,117 313,794 42,978 CR x 3,817 10,642 2,514 1,836 TATO x 0,710 0,680 0,530 0,516 PT. Jasa Marga Persero ROA 0,062 0,061 0,062 0,043 DER x 1,368 1,102 1,529 1,610 EPS Rp 176,60 193,944 225,854 182,032 CR x 1,650 1,060 0,679 0,761 TATO x 0,231 0,225 0,366 0,362 PT. Berau Coal Energy Tbk ROA 0,037 0,078 -0,083 -0,081 DER x 4,056 2,929 7,866 23,965 EPS Rp 17,760 0,004 -0,005 -0,004 CR x 1,482 1,316 1,196 1,053 TATO x 0,575 0,804 0,713 0,712 PT. Resources Alam Indonesia Tbk ROA 0,314 0,460 0,227 0,162 DER x 0,718 0,488 0,416 0,446 EPS Rp 166,026 450,203 0,023 0,017 CR x 2,502 2,823 1,947 1,735 TATO x 1,838 2,175 2,070 1,823 PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk ROA 0,018 0,058 0,053 0,012 DER x 0,996 0,598 0,780 0,972 EPS Rp 4,508 17,071 19,177 5,192 CR x 0,459 0,459 3,647 2,867 TATO x 0,179 0,205 0,197 0,331 Sumber: www.idx.co.id Data Diolah Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa terdapat dua perusahaan yang mengalami penurunan pada rasio ROA, dan EPS, tetapi mengalami kenaikan pada rasio DER setelah melakukan akuisisi. PT. Aneka Tambang Tbk dan PT. Berau Coal Energy Tbk. Dan PT. Resources Alam Indonesian Tbk adalah perusahaan yang mengalami penurunan pada kelima rasio, yakni ROA, DER, EPS, CR dan TATO. 6 Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan, namun hasilnya tidak selalu sejalan atau konsisten. Seperti yang dilakukan oleh Widyaputra 2006 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan Earning per Share EPS, Net Profit Margin NPM,Return on Equity ROE, dan Return on Asset ROA untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah merger dan akuisisi; rasio keuangan ROE untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi. Begitu pula pada penelitian yang dilakukan Yulianto 2008 yang memberikan hasil adanya perbedaan yang positif signifikan pada rasio keuangan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan hasil penelitian Widjanarko 2006 menunjukkan tidak adanya perubahan kinerja keuangan perusahaan yang signifikan dari rasio–rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Perbedaan penelitian yang dihasilkan oleh Widyaputra 2006, dan Yulianto 2008 yang menunjukkan adanya sinergi setelah melakukan merger dan akuisisi yang dilihat dari kinerja keuangan. Penelitian yang berlawanan dengan Widjanarko 2006 yang menyatakan tidak ada sinergi setelah dilakukannya merger dan akuisisi. Perbedaan dari beberapa penelitian yang disebutkan diatas, maka tema ini menarik untuk diuji kembali yaitu mengenai kinerja keuangan perusahaan melalui rasio–rasio keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi MA. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu, yaitu dengan menggunakan sampel pada semua perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan 7 periode laporan keuangan tahun 2010-2011. Berdasarkan uraian diatas, maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011 Studi Pada Perusahaan Non Keuangan”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 17

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 9 22

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Periode 2006-2009).

2 16 15

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 34 88

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

2 20 115

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011 (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan)

0 0 9

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011 (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan)

0 0 10