konsumen tersebut akan berusaha mencari segala sesuatu tentang merek tersebut agar timbul suatu kepercayaan. Dalam konteks industri pemasaran,
Swan et al 1985 dalam Lau dan Lee 1999 menyatakan bahwa seorang salespeople yang konsumennya mempunyai persepsi bahwa salespeople
tersebut menyenangkan, maka konsumen cenderung lebih percaya. Brand liking juga membangun dasar yang kuat untuk evaluasi dan kepuasan dengan
performa dan hubungan dalam penjualan.
D. Kepercayaan pada Merek Trust in a Brand
Menurut Bennet 2000: “Trust is a key variable in the establishment of relationship and is the main antecedent to commitment”, yang artinya
kepercayaan adalah penentu utama dalam membangun suatu hubungan dan merupakan tahapan awal yang akan mengarah pada komitmen. Menurut Lau
dan Lee 1999, trust in a brand diartikan sebagai suatu kemauan untuk mengandalkan suatu merek walaupun hal itu beresiko. Timbulnya kemauan
tersebut berdasarkan pemahaman terhadap pengalaman yang telah dilalui pada masa lampau.
Kepercayaan dan komitmen merupakan variabel mediasi dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan konsumen. Assael 2001:
131 mengemukakan bahwa dalam mengukur kepercayaan terhadap merek diperlukan penentuan atribut dan keuntungan dari sebuah merek. Pembahasan
tentang kepercayaan terhadap merek akan lebih lengkap dengan menjelaskan tentang tiga komponen sikap, yaitu :
a. Kepercayaan Sebagai Komponen Kognitif Kepecayaan konsumen tentang merek adalah karakteristik yang
diberikan konsumen pada sebuah merek. Seorang pemasar harus mengembangkan atribut dan keuntungan dari produk untuk membentuk
kepercayaan terhadap merek ini. b. Komponen Afektif, Evaluasi Terhadap Merek
Komponen ini mempresentasikan evaluasi konsumen secara keseluruhan terhadap sebuah merek. Kepercayaan konsumen terhadap
sebuah merek bersifat multidemensional karena hal itu terkait dengan atribut pruduk yang diterima di benak konsumen. Kepercayaan terhadap
merek jadi relevan pada saat hal itu berpengaruh pada eveluasi terhadap merek.
c. Komponen Konatif, Niat Melakukan Pembelian Yaitu kecenderungan konsumen untuk berperilaku terhadap sebuah
obyek, dan hal ini diukur dengan niat untuk melakukan pembelian. Kepercayaan juga mencakup sebuah ekspektasi kepada suatu pihak akan
kemampuan pihak tersebut untuk memberikan hasil yang positif, walaupun ada kemungkinan bahwa tindakan tersebut akan menuai hasil
yang negatif Worchel dalam Lau dan Lee,1999. Kepercayaan atas merek akan berpengaruh terhadapa loyalitas atas
merek. Hal ini disebabkan karena kepercayaan menciptakan suatu hubungan timbal balik yang bernilai sangat tinggi. Jadi dapat juga dikatakan bahwa
loyalitas adalah suatu proses yang berkesinambungan sebagai akibat dari
terbentuknya kepercayaan atas merek Morgan dan Hunt dalam Karsono, 1997.
E. Kesetiaan Merek Brand Loyalty