4. Sarana dan Prasarana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana sudah mendukung untuk pelaksanaan program TB
paru. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana dalam Program Penanggulangan TB paru di Puskesmas Batang
Pane II
4.4 Pelaksanaan Kegiatan Program TB Paru
1. Penemuan Kasus
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan tentang penemuan kasus dalam program TB paru yaitu penemuan kasus dilakukan secara
Informan Pernyataan
Informan 1 Dinas Kesehatan
Terkait sarana, yang menjadi masalah di puskesmas adalah ruang lab yang belum memadai. Soalnya kan
puskesmas tahu lah kecil, sempit. Ya, memang sebagian yang ada khusus ruang labnya sebagian
lagi tidak. Dan kalaupun ada ruang labnya, fasilitasnya belum memadai, logistik untuk ruang
labnya belum memadai.
Informan 2 Kepala Puskesmas
Kalau dalam program TB paru ini kan ada namanya puskesmas satelit. Kita memang sebagai puskesmas
satelit belum
ada fasilitas
labnya karena
ketidaktersediaan sarana dan alat. Kalau sarana labnya belum tersedia lah secara lengkap.
Informan 3 Petugas TB
Kalau dana untuk program TB ini palingan untuk kaca slidenya aja nya. kalau mengenai sarana yang
diperlukan palingan kaca slide, lidi, lilin dan plastik untuk membungkus kaca slidenya itu nanti. Kalau
itu selalu tersedia di puskesmas lah.
Informan 4 Petugas Analis Lab
Terkait sarana yang diperlukan yaitu kaca slide, lidi, lilin, korek api, alkohol, karbol fuksil, methylin blue,
rak tempat menyusun sediaan, dan mikroskop. Kalau sarana lengkap semua.
Universitas Sumatera Utara
pasif dan penemuan kasus secara aktif. Petugas TB turun ke desa sekali dalam sebulan untuk melakukan penemuan kasus secara aktif home to home terhadap
suspek TB paru yang ada di desa tersebut atas informasi dari bidan desa. Penemuan kasus secara pasif yaitu puskesmas melayani pasiensuspek TB paru
yang datang berobat ke puskesmas. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.10
berikut. Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang Penemuan Kasus dalam
Program Penanggulangan TB paru di Puskesmas Batang Pane II Informan
Pernyataan Informan 2
Kepala Puskesmas Untuk pelacakan kita libatkan juga bidan desa
disamping pelacakan oleh petugas TB. Bidan desa mengambil dahak suspek TB paru, kemudian
spesimen itu diantar ke puskesmas kemudian kita fiksasi di puskesmas barulah dibawa ke PRM.
Kita juga melayani pasiensuspek TB paru yang berobat ke puskesmas.
Informan 3 Petugas TB
Kita kan pelacakan kan nggak mengasih ruang untuk musyawarah. Pelacakan kita mendatangi home to
home . Misalnya kita ke Batang Pane III, bidan
desanya harus tahu dimana disitu yang ada suspek TB, itu yang harus kita datangi.
Ada juga bidan desanya yang mengambil dahak suspek kemudian dibawanya ke puskesmas untuk di
fiksasi.
Informan 5 Pasien TB paru
Bapak kan batuk-batuk sudah lama, datang lah bapak ke puskesmas. Ditanya keluhannya baru
diperiksa dokternya. Kemudian di puskesmas ditampung dahaknya, baru bapak disuruh pulang
dulu dan disuruh menampung dahak pas bangun tidur dan mengantar dahak itu ke puskesmas. pas
disana ditampung lagi sekali lagi.
Informan 7 Pasien TB paru yang
sembuh Awal mulanya itu kan, ibu berobat ke bidan.
Ditengoknya lah keluhan-keluhan ibu ini. Baru dibilangnya ke ibu tampung dulu dahaknya ya bou
biar ku bawa ke puskesmas ya bou. Baru ibu tampung lah dahaknya itu, baru ibu kasih sama
kakamu itu bidan desa. Seminggu setelah itu,
Universitas Sumatera Utara
2. Pemeriksaan DahakSputum