Penemuan Kasus Implementasi Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Batang Pane II Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2016

4. Sarana dan Prasarana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana sudah mendukung untuk pelaksanaan program TB paru. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana dalam Program Penanggulangan TB paru di Puskesmas Batang Pane II

4.4 Pelaksanaan Kegiatan Program TB Paru

1. Penemuan Kasus

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan tentang penemuan kasus dalam program TB paru yaitu penemuan kasus dilakukan secara Informan Pernyataan Informan 1 Dinas Kesehatan Terkait sarana, yang menjadi masalah di puskesmas adalah ruang lab yang belum memadai. Soalnya kan puskesmas tahu lah kecil, sempit. Ya, memang sebagian yang ada khusus ruang labnya sebagian lagi tidak. Dan kalaupun ada ruang labnya, fasilitasnya belum memadai, logistik untuk ruang labnya belum memadai. Informan 2 Kepala Puskesmas Kalau dalam program TB paru ini kan ada namanya puskesmas satelit. Kita memang sebagai puskesmas satelit belum ada fasilitas labnya karena ketidaktersediaan sarana dan alat. Kalau sarana labnya belum tersedia lah secara lengkap. Informan 3 Petugas TB Kalau dana untuk program TB ini palingan untuk kaca slidenya aja nya. kalau mengenai sarana yang diperlukan palingan kaca slide, lidi, lilin dan plastik untuk membungkus kaca slidenya itu nanti. Kalau itu selalu tersedia di puskesmas lah. Informan 4 Petugas Analis Lab Terkait sarana yang diperlukan yaitu kaca slide, lidi, lilin, korek api, alkohol, karbol fuksil, methylin blue, rak tempat menyusun sediaan, dan mikroskop. Kalau sarana lengkap semua. Universitas Sumatera Utara pasif dan penemuan kasus secara aktif. Petugas TB turun ke desa sekali dalam sebulan untuk melakukan penemuan kasus secara aktif home to home terhadap suspek TB paru yang ada di desa tersebut atas informasi dari bidan desa. Penemuan kasus secara pasif yaitu puskesmas melayani pasiensuspek TB paru yang datang berobat ke puskesmas. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan tentang Penemuan Kasus dalam Program Penanggulangan TB paru di Puskesmas Batang Pane II Informan Pernyataan Informan 2 Kepala Puskesmas Untuk pelacakan kita libatkan juga bidan desa disamping pelacakan oleh petugas TB. Bidan desa mengambil dahak suspek TB paru, kemudian spesimen itu diantar ke puskesmas kemudian kita fiksasi di puskesmas barulah dibawa ke PRM. Kita juga melayani pasiensuspek TB paru yang berobat ke puskesmas. Informan 3 Petugas TB Kita kan pelacakan kan nggak mengasih ruang untuk musyawarah. Pelacakan kita mendatangi home to home . Misalnya kita ke Batang Pane III, bidan desanya harus tahu dimana disitu yang ada suspek TB, itu yang harus kita datangi. Ada juga bidan desanya yang mengambil dahak suspek kemudian dibawanya ke puskesmas untuk di fiksasi. Informan 5 Pasien TB paru Bapak kan batuk-batuk sudah lama, datang lah bapak ke puskesmas. Ditanya keluhannya baru diperiksa dokternya. Kemudian di puskesmas ditampung dahaknya, baru bapak disuruh pulang dulu dan disuruh menampung dahak pas bangun tidur dan mengantar dahak itu ke puskesmas. pas disana ditampung lagi sekali lagi. Informan 7 Pasien TB paru yang sembuh Awal mulanya itu kan, ibu berobat ke bidan. Ditengoknya lah keluhan-keluhan ibu ini. Baru dibilangnya ke ibu tampung dulu dahaknya ya bou biar ku bawa ke puskesmas ya bou. Baru ibu tampung lah dahaknya itu, baru ibu kasih sama kakamu itu bidan desa. Seminggu setelah itu, Universitas Sumatera Utara

2. Pemeriksaan DahakSputum