Pendahuluan Prosedur Sterilisasi TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Adanya penyakit infeksi yang disebabkan mikroorganisme tentunya menimbulkan keinginan manusia untuk meneliti dan berusaha mencegah atau mengurangi angka kejadiannya, salah satu cara yang dikembangkan adalah melalui prosedur sterilisasi. Prosedur ini merupakan suatu kewajiban dirumah sakit. Melalui prosedur ini diharapkan mikroorganisme yang terdapat pada alat-alat kedokteran gigi yang digunakan dapat dihilangkan atau diminimalkan jumlahnya. 11 Sehingga, hal ini dapat menjadi salah satu usaha pencegahan infeksi silang di bidang medis.

2.2 Infeksi Silang dalam Kedokteran Gigi

Infeksi dapat timbul dikarenakan beberapa penyebab salah satunya mikroorganisme yang bersifat patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan lain-lain. Mikroorganisme sebagai makhluk hidup harus terus berkembang biak, dan berpindah tempat untuk bertahan hidup. 16 Infeksi silang adalah transmisi dari agen infeksi dan operator dalam lingkungan klinis. Infeksi silang dapat terjadi melalui jalur sebagai berikut yaitu antara pasien, dokter gigi beserta staf, instrumen dan udara. Mikroorganisme banyak sekali terdapat dirumah sakit atau klinik, karena disanalah pusat orang sakit yang mungkin saja membawa mikroorganisme yang membahayakan. Rumah sakit sebagai unit pelayanan medis tentu tak lepas dari pengobatan dan perawatan bagi pasien penderita infeksi, dengan kemungkinan mikroorganisme sebagai penyebabnya. 13

2.2.1 Jalur Penyebaran Infeksi

Apabila tindakan kontrol infeksi tidak dilakukan maka akan terjadi penularan infeksi melalui jalur penularan infeksi sebagai berikut: Gambar 1.Jalur penularan infeksi yang dapat terjadi di klinik 3 Cara penularan infeksi seperti pada gambar: 3 1. Kontak langsung dari jaringan dengan cairan atau darah 2. Droplets yang mengandung mikroorganisme infeksi 3. Terkontaminasi benda tajam dan instrumen yang disterilkan dengan cara yang tidak benar. Transmisi bisa terjadi dari kontak antar orang atau melalui objek yang terkontaminasi. 3 Umumnya suatu infeksi terjadi apabila terdapat inang yang sensitif, adanya mikroorganisme patogen dengan daya infeksi yang cukup dan jalur masuk yang sesuai. 3 Menurut Miller dan Palenik pada tahun 2010, infeksi tidak akan terjadi bila daya tahan tubuh tinggi, virulensi dan jumlah bakteri rendah. Penularan mikroorganisme penyebab infeksi terbagi tiga yaitu infeksi silang yang disebabkan karena mikroorganisme yang didapat dari orang lain secara langsung atau tidak langsung cross infection, infeksi lingkungan environmental infection yang disebabkan oleh bakteri dari benda atau instrumen di lingkungan klinik serta air yang digunakan dan infeksi dari diri sendiri self infection. 1

2.2.2 Kontrol infeksi di kedokteran gigi

Dokter gigi dan semua tenaga kesehatan di bidang kedokteran gigi diharapkan selalu mengasumsikan bahwa setiap pasien yang datang berpotensi membawa suatu infeksi. 12 Rongga mulut pasien merupakan sumber utama penyebab infeksi. Berbagai jenis bakteri, virus dan jamur berpotensi ditularkan dalam prosedur perawatan gigi. Cara yang paling aman untuk mencegah penyebaran infeksi adalah dengan melakukan tindakan standard precautions untuk kontrol infeksi. Kontrol infeksi adalah semua cara yang dilakukan untuk mencegah penularan mikroorganisme yang berpotensi patogen. 12 Pelaksanaan pencegahan infeksi ini dilakukan dengan prosedur: 3 1. Evaluasi pasien 2. Perlindungan pribadi 3. Membersihkan perlengkapan 4. Penggunaan barang sekali pakai f5. Disinfeksi 6. Pembuangan sampah dengan aman 7. Teknik asepsis dalam menangani pasien dan pekerjaan di laboratorium 8. Pelatihan staff Terjadinya infeksi berbahaya dapat dicegah dengan cara melakukan suatu tindakan pencegahan dan kontrol infeksi. 3 Tujuan kontrol infeksi adalah untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah jumlah mikroorganisme antar-individu atau antara individu dengan permukaan yang terkontaminasi. Salah satu upaya kontrol infeksi adalah dengan mensterilisasi alat atau instrumen serta tindakan asepsis selama perawatan hingga mencegah dapat terjadinya infeksi silang. Mensterilisasi instrumen akan menghilangkan dan mengurangi jumlah mikroba yang dapat menyebar dari satu pasien pada pasien berikutnya. Sterilisasi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. 13

2.2.3 Instrumen kedokteran gigi

Beberapa alat pencabutan gigi meliputi: tiga serangkai sonde, pinset dan kaca mulut, elevator bein, tang, jarum suntik dan karpul. Untuk menentukan tingkat sterilisasi yang sesuai, maka alat pencabutan gigi tersebut digolongkan sesuai dengan penggunaannya. Berikut ini merupakan penggolongan alat-alat tersebut: 17 1. Peralatan kritis Alat-alat yang langsung berkontak dengan daerah steril tubuh seperti semua struktur atau jaringan yang tertutup mukosa atau kulit, karena daerah tersebut rawan infeksi, contohnya jarum suntik. Sebaiknya peralatan yang termasuk dalam peralatan kritis disterilisasi dengan autoklaf sebelum dibuang. 2. Peralatan semikritis Peralatan yang bisa bersentuhan akan tetapi tidak sampai menembus membran mukosa,contohnyasonde, pinset, kaca mulut, tang, elevator bein, kuret dan karpul. Peralatan yang termasuk dalam alat-alat semikritis dapat disterilisasi dengan menggunakan sabun yang mengandung detergen, kemudian direndam dengan menggunakan Chloroxylenol 0,5 selama 10 menit dan bilas dengan air mengalir. Setelah dilap dengan menggunakan kain steril, alat kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf. 3. Peralatan nonkritis: Peralatan medis dan peralatan perawatan yang digunakan untuk kontak dengan kulit saja, contohnya stetoskop. Peralatan ini cukup didesinfeksi dengan desinfeksi tingkat menengah atau tingkat rendah. 16 Instrumen-instrumen yang terkontaminasi atau berkontak dengan saliva dan darah harus segera dibersihkan pre-cleaning atau direndam pre-soaking dalam larutan jika instrumen tidak dapat langsung dibersihkan. Setelah itu tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan sterilisasi atau disinfeksi. 18 Terdapat beberapa cara untuk dekontaminasi alat-alat bekas pakai yaitu : 3 1. Sterilisasi adalah proses membunuh dan menghilangkan semua mikroorganisme dan spora dalam suatu material atau objek 2. Desinfeksi yaitu proses membunuh atau menghilangkan sel-sel vegetatif yang menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya 3. Antiseptis yaitu merupakan pengaplikasian bahan kimia secara eksternal pada permukaan benda hidup kulit atau mukosa untuk menghancurkan mikroorganisme atau menghambat pertumbuhannya, oleh karena itu semua agen antiseptik dapat digunakan untuk desinfeksi, tetapi tidak semua desinfektan dapat digunakan sebagai antiseptik karena toksisitasnya. Prinsip pekerjaan aseptik adalah dengan meminimalkan jumlah mikroorganisme patogen atau oportunistik dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang aman untuk jaringan hidup.

2.3 Sterilisasi dalam Kedokteran Gigi

Banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, dan mikroorganisme yang bersifat patogen. Jika terdapat mikrorganisme pada daerah bekas pencabutan, maka luka bekas pencabutan akan bertambah parah dan proses penyembuhan menjadi tertunda. Dokter gigi umumnya mencegah terjadinya komplikasi pasca pencabutan ini dengan mengunakan teknik aseptik dan dengan melakukan sterilisasi pada instrumen yang digunakan selama operasi. 19

2.3.1 Definisi Sterilisasi

Sterilisasi merupakan tindakan untuk membunuh dan menghilangkan segala bentuk mikroorganisme dan spora yang melekat pada peralatan medis dengan prosedur fisik atau kimia. 3,18 Secara fisika sterilisasi di kedokteran gigi dapat dilakukan dengan pemanasan. Sedangkan secara kimia sterilisasi dilakukan dengan menggunakan bahan yang bersifat bakteriostatik dan bakterisid seperti etilena oksida, detergen, formaldehid, alkohol dan sodium hipoklorit. 3 Langkah-langkah presterilisasi sendiri terdiri dari membersihkan instrumen dengan air mengalir untuk menghilangkan debris, dilanjutkan dengan debridement dengan ultrasonic cleaner untuk menghilangkan debris yang telah lengket dan darah yang mengering, setelah itu menggunakan disinfektan yaitu cairan pembersih enzym- based dan selanjutnya dikeringkan di udara yang panas atau dengan spons di bawah udara yang mengalir, langkah ini penting untuk menghindari kerusakan instrumen selama proses sterilisasi. 18

2.3.2 Metode Sterilisasi

Ada 3 macam proses sterilisasi yang digunakan di kedokteran gigi yaitu sterilisasi panas, sterilisasi gas dan sterilisasi dengan cairan kimia. Metode sterilisasi fisika terdiri dari metode yang melibatkan pemanasan dan paling sering digunakan. Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan yang tahan panas. Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila disterilkan pada suhu tinggi, misalnya bahan-bahan yang terbuat dari plastik.Metode sterilisasi gas yaitu metode sterilisasi yang akurat terutama untuk benda-benda yang dapat rusak akibat panas dan cairan. 20 Semua tindakan sterilisasi harus dilakukan menggunakan alat-alat sterilisasi yang didesain khusus untuk mensterilisasi instrumen dental. Frekuensi dilakukannya sterilisasi, temperatur dan parameter operasi lainnya harus dilakukan sebagaimana direkomendasikan disarankan oleh produsen alat tersebut. 9

2.3.2.1 Autoklaf Pemanasan dengan menggunakan uap bertekanan

Sterilisasi uap adalah sterilisasi dengan memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu pada suhu dan waktu tertentu terhadap suatu objek sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara irreversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. 18 Sterilisasi dapat dilakukan pada suhu 121 o Celcius pada 15psi selama 15 menit atau 132 o C pada 30psi selama 3-7 menit untuk mensterilkan instrumen yang tidak dibungkus, serta tambahan 5 menit untuk instrumen yang dibungkus. 2 Selama proses sterilisasi, dilakukan pengaturan suhu dan waktu disesuaikan dalam suatu tahap yang disebut siklus sterilisasi. Siklussterilisasipada autoklaf dapat dibagimenjadi tigaperiodeyaitu heating-up period, holding period dan cooling period. 3 Selama waktu sterilisasi dilakukan alat tidak boleh dibuka walaupun untuk mengambil atau menambahkan instrumen. Gangguan yang terjadi selama siklus sterilisasi akan menyebabkan instrumen menjadi tidak steril yang akan membahayakan jika digunakan kepada pasien nantinya. 20,21 Penggunaan autoklaf merupakan metode yang paling efektif dilakukan karena bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol. Selain itu autoklaf juga merupakan pembawa energi termal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi. Kebanyakan jenis mikroorganisme pada alat kedokteran gigi tidak tahan panas terhadap suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme tersebut akan mati bila melalui proses sterilisasi menggunakan autoklaf. Agar sterilisasi berjalan efektif, uap yang dihasilkan harus bisa mendorong keluar udara yang ada didalam ruang sterilisasi. 3

2.3.2.2 Sterilisasi panas kering dry-heat

Pada sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi hingga terjadinya koagulasi protein sel. Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diserap oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasa digunakan pada alat-alat yang tidak mudah menyerap uap, atau pada peralatan yang terbuat dari kaca. 18 Pada sterilisasi panas kering menggunakan temperature 160 o C 320 o F selama 1 hingga 2 jam untuk mencegah terjadinya korosi untuk alat logam dan alat gelas. 18,22 Temperatur yang lebih tinggi memungkinkan waktu sterilisasi yang lebih singkat dari waktu yang ditentukan oleh peraturan. Sebaliknya temperatur yang lebih rendah membutuhkan waktu yang lebih lama. Sterilisasi panas kering digunakan untuk mensterilkan bahan yang mungkin akan rusak oleh panas lembab. Meskipun panas kering memiliki keuntungan dari biaya operasional yang rendah dan tidak berkarat. Penggunaan jangka panjang dan suhu tinggi tidak baik untuk perawatan pada pasien tertentu. 9

2.3.2.3 Sterilisasi menggunakan uap kimia khemiklaf

Kombinasi dari formaldehid, alkohol, aseton, keton dan uap pada tekanan 138 kPa menghasilkan agen sterilisasi yang efektif. Secara umum, penggunaan uap kimia mensterilkan lebih lambat dari autoklaf30 menit dibandingkan 15-20 menit, tetapi lebih cepat dari dry-heat. Temperatur dan kombinasi tekanan yang biasa yaitu 127- 132°C pada138-176 kPa selama 30 menit. 3 Proses sterilisasi ini tidak dapat digunakan untuk bahan atau benda yangdapat dirusak oleh bahan kimia ataupun yang terbuat dari bahan yang peka terhadap panas. Umumnya karat tidak terjadi jika instrumen telah dikeringkan sebelum sterilisasi dilakukan karena kelembaban yang relatif rendah pada proses ini sekitar 7-8. Keuntungan utama dari khemiklaf adalah membutuhkan proses sterilisasi yang lebih cepatdibandingkan sterilisasi dry-heat, tidak menimbulkan korosi pada instrumen atau bur dan instrumen langsung kering segera setelahsiklus sterilisasi berakhir. Instrumen harus dikeringkanuntuk menghilangkan asap sisa pada pembukaan ruanganpada akhir siklus. 3 Pembungkusan instrumen yang dianjurkan pada metode ini adalah kain muslin, kertas dan plastik yang dapat menembus uap atau nilon. 2

2.3.2.4 Sterilisasi dengan Etilen Oksida

Sterilisasi ini adalah alternatif lain untuk alat yang sensitif terhadap panas. Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya. 23 Etilen oksida merupakan senyawa organik kelompok epoksida dari golongan eter. Beberapa parameter untuk sterilisasi dengan etilen oksida : a. Konsentrasi, makin tinggi konsentrasi gas, waktu yang diperlukan makin tinggi. Konsentrasi dinyatakan dalam mgliter ruang chamber. b. Semakin tinggi suhu, waktu yang diperlukan makin rendah, biasanya menggunakan suhu 47-60 o C c. Kelembaban untuk meningkatkan daya penetrasi gas d. Waktu siklus 2-6 jam tergantung suhu dan konsentrasi. Adapun keuntungan dari metode ini adalah menggunakan temperatur rendah dan memiliki kemampuan penetrasi gas yang baik. Sedangkan kerugiannya adalah agen kimia yang digunakan bersifat karsinogenik dan mutagenik. Metode sterilisasi gas biasa diaplikasikan untuk mensterilkan materi yang sensitif terhadap panas seperti sediaan enzim, antibiotik, obat-obatan lain, serta alat-alat endoskopi yang terbuat dari kaca atau kateter. 23 Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sterilisasi 26 Metode Sterilisasi Kelebihan Kekurangan Autoklaf - Dapat digunakan untuk alat-alat dari logam, kain, gelas dan karet - Efektif menghancurkan semua bentuk mikroorganisme - Menyebabkan karat pada alat yang terbuat dari instrumen baja karbon yang tidak terlindung - Diperlukan perawatan khusus Dry-heat - Tidak menyebabkan korosi - Harga relatif murah - Tidak mengakibatkan alat-alat tajam menjadi tumpul - Penggunaan jangka panjang dan suhu tinggi tidak cocok untuk pasien dan perangkat tertentu Khemiklaf - Korosi minimal - Proses sterilisasi lebih cepat dibandingkan dry-heat - Tidak dapat digunakan pada instrumen yang sensitif terhadap panas - Instrumen harus benar-benar kering sebelum pemrosesan Etilen Oksida - Kemampuan penetrasi gas yang baik - Tidak merusak bahan yang rentan terhadap panas - agen kimia yang digunakan bersifat karsinogenik dan mutagenik - membutuhkan waktu yang lama

2.4. Prosedur Sterilisasi

Prosedur sterilisasi atau desinfeksi instrumen dalam kedokteran gigi terdiri dari beberap tahapan, yaitu: 12 1. Penerimaan, pembersihan dan dekontaminasi Instrumen yang digunakan ulang, perlengkapan dan peralatan harus diterima, disusun, dibersihkan dan didekontaminasi dalam satu bagian pada suatu area. Pembersihan harus melalui semua proses desinfeksi dan proses sterilisasi harus mengeliminasi debris. Kontaminasi dicapai baik dengan menggosok menggunakan surfaktan, deterjen, air atau dengan proses otomatis dengan menggunakan bahan kimia. Jika debris masih terlihat, baik materi organik atau anorganik, tidak disingkirkan maka akan menggangu inaktivasi mikroba dan dapat membahayakan proses desinfeksi dan sterilisasi. Setelah dibersihkan instrumen harus dibilas dengan air untuk menghilangkan residu kimia atau deterjen. Percikan harus diminimalisasi sewaktu pembersihan dan pembilasan. Sebelum desinfeksi akhir atau sterilisasi, instrumen harus ditangani seolah-olah instrumen terkontaminasi. 9 Terdapat dua sistem pembersihan kedokteran gigi yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration FDA karena keamanan dan keefektifannya yaitu pembersih ultrasonik dan instrument washer.Penggunaan pembersih ultrasonik dapat mengurangi kontak langsung dengan instrumen yang terkontaminasi dibandingkan dengan menyikat instrumen dengan tangan. Pembersih ultrasonik menghasilkan gelembung gelembung yang menghasilkan turbulensi tinggi pada permukaan instrumen sehingga dapat melunturkan debris yang terdapat dalam instrumen atau melarutkannya dalam larutan. 24 Prosedur pembersihan awal juga dapat dilakukan tanpa menggunakan kedua alat sebelumnya, yaitu dengan melakukan penyikatan manual. Metode dengan penyikatan juga dapat efektif jika dilakukan dengan benar. Gunakan sikat dengan gagang yang panjang untuk menjaga tangan sejauh mungkin dari instrumen yang tajam. 9 Jika instrumen tidak dapat langsung dibersihkan, instrumen tersebut harus dimasukkan kedalam larutan penahan holding solution. Tujuannya adalah untuk mencegah saliva atau darah mengering. Prosedur perendaman instrumen didalam larutan penahan yang terlalu lama dapat menyebabkan korosi pada beberapa instrumen sehingga hal ini tidak direkomendasikan. Larutan penahan dapat berupa detergen yang biasa digunakan untuk prosedur pembersihan, air, atau larutan enzimatik. 24 Perendaman instrumen yang terlalu lama tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan karat pada beberapa instrumen. Larutan desinfektan yang digunakan untuk merendam harus diganti sekurang-kurangnya sehari sekali atau apabila larutan deterjen terlihat kotor. 25 Setelah dilakukan perendaman peralatan dan barang yang akan dipakai kembali haruslah dibersihkan dengan air mengalir, kemudian dibilas lalu dikeringkan. 26 2. Pengemasan Pemrosesan instrumen yang baik tidak hanya sterilisasi instrumen tetapi juga pengambilan instrumen steril dari sterilisator ke kursi pasien yang dirawat. Untuk ini petugas harus dapat mempertahankan sterilitas instrumen setelah diproses melalui sterilisator. Pengemasan alat sebelum diproses dalam sterilisator mencegah terkontaminasi instrumen ketika didistribusikan ke kursi perawatan. Instrumen yang tidak dikemas akan langsung terpapar oleh debu atau aerosol di udara. Sebelum dikemas instrumen terlebih dahulu harus dicek kembali apakah masih terdapat debris. 24 Setelah dilakukan sterilisasi instrumen harus tetap dalam keadaan steril hingga digunakan kembali. Instrumen steril harus ditempatkan dalam tempat yang kering, tertutup dan terlindung dari debu dan sumber kontaminasi lainnya. Penyimpanan instrumen sangat penting seperti halnya proses sterilisasi. Hal ini dikarenakan penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tidak steril lagi. 24

2.5 Mikroorganisme dalam rongga mulut

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bell’s Palsy Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Desember 2014 – Januari 2015

4 62 54

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Trigeminal Neuralgia Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari 2015-Februari 2015

2 108 70

Tingkat Pengetahuan penggunaan Antibiotik Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode september 2013 – maret 2014

4 77 84

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap Pencegahan Komplikasi Lokal pada Penggunaan Anestesi Lokal di Departemen Bedah Mulut FKG USU periode Mei 2015 - Juni 2015

2 58 54

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 6 66

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap Pencegahan Komplikasi Lokal pada Penggunaan Anestesi Lokal di Departemen Bedah Mulut FKG USU periode Mei 2015 - Juni 2015

0 0 10

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap Pencegahan Komplikasi Lokal pada Penggunaan Anestesi Lokal di Departemen Bedah Mulut FKG USU periode Mei 2015 - Juni 2015

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Trigeminal Neuralgia Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari 2015-Februari 2015

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efektivitas Sterilisasi Autoklaf Pada Penggunaan Instrumen Medis Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari – Maret 2015

0 0 16

Efektivitas Sterilisasi Autoklaf Pada Penggunaan Instrumen Medis Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari – Maret 2015

0 0 14