Pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas peranan komite audit

(1)

PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN

KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN

KOMITE AUDIT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

Nourma Utami

107082003373

JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI AUDITING

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : NOURMA UTAMI NIM : 107082003373

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 27 April 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Nourma Utami 2. NIM : 107082003373 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 April 2011

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( _________________ )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Rahmawati, SE, MM ( _________________ )

NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak ( _________________ ) NIP. 19760924 200604 2 002 Penguji Ahli


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 31 Mei 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Nourma Utami

2. NIM : 107082003373 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Mei 2011

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( _________________ )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Rahmawati, SE, MM ( _________________ )

NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

3. Dr. Amilin, SE., Ak, M.Si ( _________________ ) NIP. 19730615 200501 1 009 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MS ( _________________ ) NIP. 19690203 200112 1 003 Pembimbing I

5. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak ( _________________ ) NIP. 19620502 1993031 003 Pembimbing II


(5)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Nourma Utami NIM : 107082003373 Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh independensi, integritas dan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit

Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.

Jakarta, Mei 2011

(Nourma Utami) 10708200373


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Nourma Utami

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Februari 1989

3. Alamat : Jl. WR. Supratman gg. Tangkil Rt.002/05 No.63, Kel. Cempaka Putih, kec. Ciputat Timur, Tangerang 15412

4. Telepon : 085695080470

5. Email : nourma.utami@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. TK. Assalamah Tahun 1994-1995

2. SDN Cempaka Baru 1 Tahun 1995-2001

3. SMP Negeri 2 Ciputat Tahun 2001-2004

4. SMK 2 Mei Ciputat Tahun 2004-2007

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2011

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Osis SMK 2 Mei Ciputat Sebagai Bendahara Umum (2005-2006) 2. STARS 43 Jakarta Sebagai Anggota (2007-Sekarang)

3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Anggota Div. Keputrian (2008-2009) dan sebagai Koordinator Keputrian (2009-2010)


(7)

4. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Sebagai Anggota Kemahasiswaan (2009-2010) dan Anggota Div. Sosial Keagamaan (2010-2011)

5. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN SyaHid sebagai anggota Div. Kehumasan (2010-2011)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Ma’ruf Hidayat

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Mei 1962

3. Ibu : Neneng Noerseha

4. Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 06 Juli 1967

5. Alamat : Jl. WR. Supratman gg. Tangkil Rt.002/05 No. 63 Cempaka Putih, Ciputat Timur 15412


(8)

INFLUENCE OF INDEPENDENCE, INTEGRITY, AND AUTHORITY TO EFFECTIVENESS OF THE AUDIT COMMITTEE

ABSTRACT

This study examines the influence of independence, integrity, and authority to effectiveness of the audit committee. The respondents in this study is audit committee that work for company in Jakarta. The total of audit committee that were visited in this study were 53members of audit committee from 20 company. The method of determining the sample by using purposive sampling method, while the data processing method used by researcher is multiple regression.

The result shows that variable authority influence significantly to effectiveness of the audit committee. Independence and integrity not influence significantly to effectiveness of the audit committee.


(9)

PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Responden dalam penelitian ini adalah anggota satuan Komite Audit yang bekerja diberbagai sektor pada perusahaan di Jakarta. Jumlah anggota Komite Audit yang menjadi sampel penelitian ini adalah 53 orang anggota dari 20 perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, sedangkan variabel kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.


(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Ahmad Rodoni, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

7. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak, selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.


(11)

9. Seseorang yang selalu memberikan semangat serta motivasi yang sangat berharga dan tiada henti-hentinya untuk penulis, serta teman-teman yang selalu membantu, specialnya buat temen2 Komda, BEMJ Akun, dan LDK (Humas). Makasih yah,,,,,,,,

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Mei 2011


(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif... iii

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat... iv

Lembar Pengesahan Uji Skripsi... v

Daftar Riwayat Hidup... vi

Abstract... viii

Abstrak... ix

Kata Pengantar... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel... xv

Daftar Gambar... xvi

Daftar Lampiran... xvii

BAB. I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Tinjaan Literatur... 10


(13)

2. Good Corporate Governance... 12

3. Komite Audit... 14

4. Independensi ... 19

5. Integritas... 20

6. Kewenangan... 21

B. Keterkaitan Antar Variabel ... 24

1. Independensi dengan Efektivitas Peranan Komite Audit... 24

2. Integritas dengan Efektivitas Peranan Komite Audit... 26

3. Kewenangan dengan Efektivitas Peranan Komite Audit 27 C. Hasil Penelitian Sebelumnya... 29

D. Kerangka Pemikiran... 31

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN... 33

A. Ruang Lingkup Penelitian... 33

B. Metode Penentuan Sampel... 33

C. Metode Pengumpulan Data ... 34

1. Riset Lapangan... 34

2. Riset Kepustakaan... 34

D. Metode Analisis ... 35

1. Uji Statistik Deskriptif ... 36

2. Uji Kualitas Data... 36


(14)

3. Uji Asumsi Klasik ... 37

a. Uji Multikolonieritas ... 37

b. Uji Heteroskedastisitas... 38

c. Uji Normalitas Data... 39

4. Uji Hipotesis ... 40

a. Koefisien Determinasi ... 41

b. Uji Statistik F ... 41

c. Uji t... 42

E. Operasional Variabel Penelitian... 43

1. Independensi ... 43

2. Integritas... 43

3. Kewenangan... 44

4. Efektivitas Peranan Komite Audit ... 44

BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Gambaran Objek Penelitian ... 45

1. Tempat dan Waktu Penelitian... 45

2. Karakteristik Profil Responden ... 47

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 48

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif... 48

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 50

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

4. Hasil Uji Hipothesis ... 57


(15)

C. Pembahasan... 62

BAB V. PENUTUP... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 65

C. Keterbatasan... 66

D. Saran... 67

Daftar Pustaka ... 68


(16)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Tabel Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ………. 29

3.1 Tabel Operasional Variabel Penelitian ………... 43

4.1 Tabel Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner ………... 46

4.2 Tabel Data Distribusi Sampel ……… 46

4.3 Tabel Karakteristik Responden ………. 47

4.4 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif ………... 49

4.5 Tabel Hasil Uji Validitas Independensi ……… 50

4.6 Tabel Hasil Uji Validitas Integritas ……….. 51

4.7 Tabel Hasil Uji Validitas Kewenangan ………. 51

4.8 Tabel Hasil Uji Validitas Efektivitas Peranan Komite Audit … 52 4.9 Tabel Hasil Uji Reliabilitas ……… 53

4.10 Tabel Hasil Uji Multikolonieritas ……… 54

4.11 Tabel Hasil Uji Regresi Berganda ……….. 58

4.12 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ………... 59

4.13 Tabel Hasil Uji Statistik F ……… 60


(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran………. 31 4.1 Hasil Uji Normalitas menggunakan GrafikScatterplot …………. 55 4.2 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik P-Plot ……… 56 4.3 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Histogram …………. 57


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Surat Peneliitian Skripsi ... 72

2. Surat Penelitian... 74

3. Surat Keterangan dari Perusahaan... 77

4. Kuesioner Penelitian... 86

5. Daftar Jawaban Responden ... 94


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perhatian dunia usaha terhadap good corporate governance (GCG) meningkat sejak negara-negara di Asia dihantam krisis ekonomi pertengahan tahun 1997 dan terbukanya skandal keuangan perusahaan raksasa dunia, termasuk Enron Corporation, Worldcom dan Global Crossing. Krisis ini berdampak sangat luas terutama dalam merontokkan rezim-rezim politik yang berkuasa di Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Ketiga negara yang diawal tahun 1990-an dipandang sebagai “Macan Asia” harus mengakui bahwa pondasi ekonomi mereka rapuh, yang akhirnya berujung pada krisis keuangan, ekonomi, dan akhirnya merambat kepada krisis politik (Gusnardi, 2008:59). Sebab utama terjadinya krisis keuangan yang melanda banyak negara di Asia saat itu ialah karena lemahnya pelaksanaan good corporate governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan, baik sektor swasta maupun BUMN. Hal ini ditandai dengan kurang transparannya pengelolaan perusahaan sehingga tidak ada kontrol yang baik dan menyebabkan campur tangan antara pemegang saham mayoritas dengan manajemen perusahaan (Murtanto dan Maulana, 2005:2).

Eddy Marta (2006:1) menyatakan bahwa sistem tata kelola yang tertib dan terbuka ini biasa disebut dengan good corporate governance (GCG),


(20)

lembaga keuangan dunia seperti The World Bank dan Asian Development Bank juga berbagai kalangan akademisi di dunia pendidikan. Salah satu prasyarat implementasi good corporate governace (GCG) di BUMN dan perusahaan publik Indonesia adalah keberadaan Komite Audit (Audit Committee) di dalam organisasi perusahaan (Alijoyo, 2003:1).

Keberadaan Komite Audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu bagian dari tata kelola organisasi perusahaan yang baik (good corporate governance). Selain itu kehadiran Komite Audit akhir-akhir ini telah mendapat respon yang positif dari berbagai pihak, antara lain Pemerintah, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek Indonesia (BEI), Para Investor, Profesi Hukum (Advokat), Profesi Akuntan serta Independent Appraisal (Muhammad Arif, 2005:51-57).

Teoh dan Wong (1993) dalam Agung (2005:2) menyatakan bahwa Tugas Komite Audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena Komite Audit diharapkan dapat membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran Komite Audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan.

Keharusan membentuk Komite Audit pada perusahaan yanggo public


(21)

Mei 2000 dan Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-315/BEJ/06/2000 yang mewajibkan semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta memiliki Komite Audit. Ketentuan mengenai Komite Audit pada perusahaan yang listed di BEJ telah ditegaskan kembali oleh Bapepam dengan surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003 mengenai kewajiban pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit (Peraturan Nomor IX.1.5) yang kemudian diperbarahui dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 (Makhdalena, 2007 : 980).

Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit bergantung kepada apa yang dilaporkan oleh BRC mengenai laporan keuangan. Karenanya Komite Audit merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Direksi, khususnya dalam melaksanakan proses pengawasan dan pemantauan (Sandra, 2005:3). Selain itu manfaat Komite Audit bagi akuntan independen adalah untuk menilai dan menata kembali hubungannya dengan perusahaan-perusahaan yang menjadi kliennya. Bagi auditor intern, keberadaan Komite Audit akan mempengaruhi mekanisme kegiatannya termasuk tanggung jawabnya dalam penyajian laporan keuangan audit. Bagi profesi akuntansi, keberadaan Komite Audit merupakan suatu tantangan dan peluang yang baru. Dan bagi pihak-pihak lain, seperti pemilik, pemegang saham, dan kreditur, keberadaan Komite Audit memiliki nilai tersendiri (Sanjaya, 2005:149).


(22)

manajemen laba. Komite Audit ternyata juga membutuhkan independensi, integritas, serta kewenangan agar dapat lebih efektif dalam menjalankan perannya, hal ini telah dipertegas dalam keputusan Ketua BAPEPAM. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan yang terdaftar pada BEI harus memiliki Komite Audit. Komite Audit diwajibkan beranggotakan minimal tiga orang independen dan minimal salah satunya memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang akuntansi atau keuangan. Salah satu anggota Komite Audit harus berasal dari komisaris independen yang merangkap sebagai ketua Komite Audit (Sugeng, dkk 2010:2).

Independensi Komite Audit tidak dapat dipisahkan dari moralitas yang melandasi integritasnya seperti yang diterangkan dalam www.firmsstat.com, Rabu (28/7/2010), bahwa hal ini perlu disadari karena Komite Audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan Komisaris dengan Internal Auditor. Dengan demikian status organisasi Komite Audit berbeda dari status auditor internal. Komite Audit dibentuk dalam rangka pendelegasian kewenangan yang ada pada pemegang saham serta dewan komisaris sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menilai pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen. Adanya ketegasan wewenang Komite Audit secara formal dan tertulis, dimuat dalam anggaran dasar dan akte atau statute perusahaan. Wewenang yang didelegasikan kepada Komite Audit berhubungan erat dengan aspek pengendalian, akuntabilitas manajemen, dan efektivitas serta efisiensi pengelolaan bisnis perusahaan.


(23)

Fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh kompetensi para anggota Komite Audit terhadap tekhnik dan kebijakan akuntansi dari audit (Zulaikha, dkk 1999:12).

Menurut Muhammad Arif (2007:1), perkembangan praktek Komite Audit di Indonesia dapat dibedakan atas 3 (tiga) hal sesuai dengan jenis atau kharakteristik perusahaan yang ada, seperti Perbankan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan Publik. Komite Audit yang di berlakukan dikalangan Perbankan dinamakan Dewan Audit atau Badan Audit. Dewan Audit diatur berdasarkan surat keputusan Bank Indonesia No. 27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Komite Audit di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah diatur dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN, antara lain pada pasal 70 disebutkan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membetnuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit tersebut dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Keterangan lebih rinci tentang Komite Audit telah diatur melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor : KEP-133/M-PBUMN/1999 tanggal 6 Maret 1999 tentang pembentukan Komite Audit bagi BUMN. Dan yang ketiga adalah Komite Audit bagi Perusahaan Publik. Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No.


(24)

SE-Audit bahwa anggota Komite SE-Audit harus bebas dari setiap kewajiban kepada perusahaan tercatat dan tidak memiliki suatu kepentingan tertentu terhadap perusahaan tercatat atau Direksi atau Komisaris Perusahaan tercatat dan bebas dari keadaan yang dapat menyebabklan pihak lain meragukan sikap independensinya.

Timbulnya konsep Komite Audit merupakan fenomena untuk meningkatkan efektivitas sistem pengendalian perusahaan. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak harapan yang dibebankan kepada Komite Audit, terutama pada Independensi, Integritas, dan Kewenangan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit sangat dipengaruhi oleh sikap Independensi yang kuat untuk mengahadapi berbagai tekanan peran yang dapat menurunkan kinerjanya. Disamping itu, integritas seorang Komite Audit merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama, integritas yang tinggi akan berdampak kepada perilaku Komite Audit sehingga mampu membaca dan menghadapai perasaan orang lain dengan efektif. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu kunci untuk memperbaiki kinerjanya di masa yang akan datang. Kedua, sampai dengan tahap penyelesaian penelitian ini, peneliti belum menemukan penelitian yang menaruh perhatiannya mengenai kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Independensi, Integritas dan Kewenangan terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”.


(25)

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Murtanto dan Edy ( 2005). Perbedaan Penelitian ini dengan penelitian terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Obyek penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan pada penelitian kali ini, peneliti memilih sampel penelitian dari berbagai sektor perusahaan baik publik, swasta maupun BUMN. Hal ini dikarenakan peneliti tertarik untuk meneliti berbagai sektor perusahaan tersebut, dan bagaimana perbedaannya.

2. Mengganti satu variabel independen dari penelitin sebelumnya. Variabel penelitian yang digunakan sebelumnya adalah independensi, integritas, dan keahlian audit yang diduga mempengaruhi efektivitas peranan komite audit. Sedangakan dalam penelitian ini, peneliti mengganti salah satu variabel yaitu Keahlian yang digantikan dengan variabel kewenangan. Sebab, Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit dalam sebuah perusahaan. Selain itu, kewenangan yang dimiliki oleh komite Audit untuk menjalankan pekerjaannya merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama bagi komite audit.

3. Metode Penentuan Sampel terdahulu adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling, akan tetapi kali ini peneliti menggunakan Purposive Sampling. Hal ini di karenakan peneliti hanya ingin meneliti tentang Komite Audit sebagai target penelitian sebagai sampel tidak acak.


(26)

B. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang penelitian yang peneliti paparkan, peneliti mencoba untuk membagi perumusan masalah penelitian yang dilakukan diantaranya :

1. Apakah independensi, integritas, dan kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit?

2. Berapa besar variabel Independensi, integritas, dan kewenangan mampu mempengaruhi variabel efektivitas peranan Komite Audit?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :

1. Menganalisis independensi, integritas, dan kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.

2. Menganalisis besarnya variabel independensi, integritas, dan kewenangan mampu mempengaruhi variabel efektivitas peranan Komite Audit

D. Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi khususnya dan Pembaca umumnya, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai peranan Komite Audit ditubuh perusahaan, dan bagaimana perannya dalam menjalankan profesinya.


(27)

b. Masyarakat, Sebagai sarana informasi tentang Komite Audit serta menambah wawasan pada bidang akuntansi.

c. Peneliti Berikutnya, Sebagai referensi yang dapat menjadi informasi tambahan sehingga peneliti berikutnya mampu memberikan hasil yang lebih baik.

2. Kontribusi Praktis

a. Komite Audit, Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi Komite Audit untuk dapat bersikap lebih independen dan memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan perannya pada perusahaan khususnya dan masayarakat umumnya.

b. Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI), Agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atas perannya sebagai komite audit yang memiliki peranan sangat penting bagi perusahaan serta dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas Komite Audit di Indonesia.

c. Perusahaan/ user pengguna jasa Komite Audit, Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pengguna ataupun user dari pengguna jasa Komite Audit dapat mengetahui nilai lebih dari menggunakan jasa Komite Audit bagi perusahaan.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur 1. Internal Control

Laporan COSO (Committee of Supporting Organization of The Treadway Commission) mendefinisikan pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manjemen, dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut : (Jusuf, 2001:252 dalam Murtanto dan Edy, 2005:3)

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi

Komponen struktur pengendalian intern terdiri dari lima (5), yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran resiko (risk assesment), aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), dan pemantaun (monitoring) (Arens, et.al, 2003 :274). Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian (control environment).

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, dan pemilik satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya


(29)

terhadap satuan usaha tersebut. Lingkungan pengendalian terdiri dari sub komponen, yaitu :

a. Integritas dan nilai-nilai etika (integrity and ethical value). b. Komitmen terhadap kompetensi (commitment to competence). c. Partisipasi dewan komisaris atau Komite Audit (board of directors

or audit committee participation).

d. Falsafah manajemen dan gaya operasi (management’s philosophy

and operating style).

e. Struktur organisasi (organizational structure).

f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (assigmnet of authority and responsibility).

g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian (human resources policies and practices).

2. Penaksiran Resiko (risk assesment).

Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapi tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menetukan bagaimana resiko harus dikelola.

3. Aktivitas Pengendalian (control activities).

Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

4. Informasi dan Komunikasi (information andcommunication).

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang


(30)

5. Pemantauan (monitoring).

Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa internal control merupakan suatu pengendalian yang diterapkan di dalam sebuah perusahaan dan digunakan sebagai suatu alat pengendalian yang di rancang untuk mencapai tujuan perusahaan diantaranya adalah keandalan laporan keuangan, kesesuaian peraturan dengan undang-undang yang berlaku serta terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan perusahaan.

2. Good Corporate Governance

DefiniGood Corporate GovernancemenurutForum for Corporate Governance in Indonesia (2006) adalah sebagai berikut :

“Corporate governance can therefore be defined as : a set of rules that define the relationship between shareholders, managers, creditors, the government, employes and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the system by which companies are directed and controlled. (taken from Cadbury Committee of United Kingdom). The objective of corporate governance is to create

added value to the stakeholders”.

FCGI menuliskan prinsip-prinsip Internasional mengenai Good Corporate Governance, (Gunarsih dan Hartadi dalam Murtanto dan Edy, 2005:5) antara lain mencakup :

1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The Rights of Shareholders).


(31)

Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

2. Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (The Equitable Treatment of Shareholders).

Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam.

3. Peranan Stakeholders yang terkait dengan perusahaan (The Roles of Stakeholders).

Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif anata perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.

4. Keterbukaan dan Transparansi(Disclosure and Transparancy).

Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan.

5. Akuntabilitas Dewan Komisaris(The Responsibilities of The Board).


(32)

Eddy Marta (2006), menjelaskan bahwa kaidah-kaidah dasargood corporate governance yang baik merupakan jalinan keterkaitan antar stakeholder perusahaan yang digunakan untuk menetapkan dan mengawasi arah stratejik dan kinerja usaha suatu organisasi. Dalam prakteknyagood corporate governance merupakan acuan tertulis (pedoman) mengenai kesepakatan antar para stakeholders dalam mengidentifikasi dan merumuskan keputusan-keputusan strategis secara efektif dan terkoordinasi (Hitt dkk, 2000). Dengan bekal dari pedoman tersebut maka dapat dibangun saling kepercayaan antara pemilik perusahaaan dan para pimpinan perusahaan (Dewan Direksi dan para Manager tingkat puncak). Guna mengawasi lebih lanjut kinerja perusahaan dan menjaga kepentingan para pemilik modal secara professional, maka pemilik perusahaan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) mengangkat anggota komisaris untuk duduk dalam Dewan Komisaris.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan good corporate governance atau sistem tata kelola perusahaan merupakan peraturan yang mengatur antara pihak di dalam perusahaan diantaranya manager, karyawan dengan pihak luar perusahaan yaitu para pemegang saham.

3. Komite Audit

Menurut Arrens & Loebbecke (2000) yang dimaksud dengan Komite Audit adalah sebagai berikut:


(33)

An audit committee is a selected number of members of company board of directors whose responsibilities include helping auditors remain independent of management. Most audit committees are made up of three to five or sometimes as many as seven directors who are not part of company management”.

Menurut Komite Nasional KebijakanGood Corporate Governance

mengenai Komite Audit adalah :

“suatu Komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komiasaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit”

Menurut Hiro Tugiman (1995 : 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut :

”Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau unutk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen”.

Menurut Bapepam (2004) dalam penelitian Murtanto dan Edy (2005:5) Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang :

a. Berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.

b. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau perusahaan Publik.

c. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau


(34)

d. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.

Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik

(Good Corporate Governance), BEI mewajibkan perusahaan tercatat memiliki Komisaris Indpenden dan Komite Audit. Keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang diantaranya adalah Komisaris Independen perusahaan yang tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya, pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan (Agung, 2005:3)

Tujuan dan manfaat di bentuknya Komite Audit sebenarnya telah ada dalam definisi Komite Audit itu sendiri. Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit mempunyai tujuan membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Dan manfaat Komite Audit di kemukakan oleh Hiro Tugiman (1995:11) adalah:

a. Dewan Direksi dan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan.

b. Bagi eksternal auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara


(35)

langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan Komite Audit.

Forum For Corporate Governance in Indonesia memberikan saran bahwa Komite Audit harus memiliki suatuCharter atauterms of reference

yang secara jelas mendefinisikan peran dan tanggung jawab Komite Audit serta kerangka kerja fungsional mereka. Tanpa adanya Charter akan sulit atau bahkan mustahil Komite Audit dapat berperan dengan baik. Merujuk pada bebreap praktek terbaik du dunia dan juga dariForum For Corporate Governance in Indonesia, ada 8 (delapan) komponen Charter Komite Audit yang dapat dipakai sebagai masukan pembuatan Charter komite Audit di BUMN dan perusahaan publik Indonesia. 8 (Delapan) komponen tersebut (Alijoyo, 2003:3) adalah :

a. Tujuan Umum dan Otoritas Komite Audit. b. Peran dan Tanggung jawab Komite Audit.

c. Fungsi dari pihak-pihak yang terkait dengan Komite Audit. d. Struktur Komite Audit.

e. Syarat-syarat Keanggotaan. f. Rapat-rapat Komite Audit. g. Pelaporan Komite Audit. h. Kinerja Komite Audit.

Komite Audit pada saat ini telah diakui keberadaannya di hampir semua perusahaan di negara maju, terutama di Amerka Serikat, Inggris, dan Kanada, namun hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai tolak


(36)

(1993) dalam penelitian Muhammad Arif (2005) telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Komite Audit. Hasil penelitian yang dimuat di Auditing A Journal Practise & Theory berjudul “Audit Committee Effectiveness: An Empirical Investigation of the Contribution of Power”, antara lain mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga) faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Komite Audit dalam menjalankan tugasnya, yaitu :

a. Kewenangan Formal dan tertulis bagi Komite Audit. b. Kerjasama Manajemen.

c. Kualitas (Kompetensi) personil dari Komite Audit.

Salah satu aspek yang cukup penting dalam keberhasilan Komite Audit dalam menjalankan tugasnya adalah masalah komunikasi. Oleh karena itu Komite Audit harus meningkatkan komunikasi dengan Dewan Komisaris, manajemen, Internal Aduitor dan Eksternal Auditor. Adanya komunikasi yang lancar antara Komite Audit dengan berbagai pihak tersebut dapat menunjukkan eksistensi Komite Audit lebih efektif dan dapat meringankan tugas komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan (Muhammad Arif, 2005:5).

Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Komite Audit adalah sekelompok orang yang terdiri dari tiga orang anggota dan dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu mengawasi jalannya perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan tata kelola perusahaan dengan baik.


(37)

4. Independensi

Independensi adalah bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 1998).

Independensi adalah cara pandang yang tidak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksanaan dan penyusunan laporan audit (Arens dan Loebbecke, 1996:84).

Murtanto dan Edy (2005:7) mendefinisikan independensi dalam auditing sebagai cara pandang yang tidak memihak di dalam penyelenggaraaan audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.

Independensi satuan Team Komite Audit dapat dilihat dari persyaratan keanggotaan Komite Audit sebagai berikut Bapepam (2004) : a. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor

Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non audit dan atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) Bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris.

b. Bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan tanggungjwab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris, kecuali Komisaris Independen.


(38)

c. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal anggota Komie Audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain.

d. Tidak mempunyai :

a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertical dengan Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik.

b) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.

Beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Independensi adalah suatu sikap yang tidak memihak atau berdiri sendiri. Dalam hal ini yang berarti seorang anggota Komite Audit haruslah tidak di kendalikan ataupun terpengaruh oleh pihak lainnya yang berkepentingan. Dan tidak merangkap pekerjaan dalam satu perusahaan

5. Integritas

Definisi Integritas menurut kamus kompetensi Integritas kerja adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri


(39)

dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya (Edratna, 2007).

Menurut Edratna (2007) integritas seorang bawahan maupun calon pemimpin dapat dilihat dari beberapa hal, yakni :

a. Kode Etik yang telah dilakukan.

b. Bagaimana cara mengatasiConflict Interest yang terjadi. c. Memiliki sifatrisk taker ataurisk avoider.

d. Komitmen terhadap Organisasi. e. Perhatian terhadap sesama.

Integritas Satuan Team Komite Audit dapat terlihat dari kewenangan Komite Audit (Bapepam, 2004 dalam Murtanto dan Edy, 2005:8), yaitu Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksankan wewenang, Komite Audit bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi internal audit.

Penjelasan di atas menyimpulkan bahwa integritas merupakan suatu tindakan yang konsisten dan sesuai dengan kode etik perusahaan yang berkaitan dengan tugas dari seorang anggota Komite Audit.

6. Kewenangan

Menurut Satria (2009), ada 2 (dua) pandangan mengenai sumber kewenangan, yaitu :


(40)

a. Formal, bahwa wewenang dianugerahkan karena seseorang diberi atau dilimpahkan atau di warisi hal tersebut.

b. Penerimaan, bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu di terima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.

Terdapat beberapa pendapat terkait wewenang komite audit. berdasarkanForum for Corporate Governance in Indonesia (2001:15):

“Wewenang komite audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu dewan komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi pada dewan komisaris). Kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewan komisaris, misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor eksternal dan memimpin suatu investigasi khusus”.

Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Audit akan mendapatkan wewenang, seperti akses terhadap dokumen-dokumen perusahaan, fasilitas perusahaan, dan karyawan perusahaan, (Moeller 2009:734).

Wewenang menurut Adi Satrio (2005:601) berarti kuasa, atau hak atas sesuatu. Kewenangan yang dapat diartikan sebagai batas atau sejauh mana kekuasaan yang dimiliki suatu pihak dalam menjalankan usahanya dalam berbagai hal antara lain membuat keputusan tertentu, memerintah, atau mendapatkan informasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Arbyantoro, 2009:14).

Menurut Rizky (2010:24), persamaan tanggung jawab dan wewenang adalah baik dalam teori, tetapi sukar di capai. Dapat


(41)

panjang. Dan dalam jangka pendek, tanggung jawab lebih besar peranannya dari pada wewenang itu sendiri.

Wewenang komite audit dalam peraturan No. IX. 1.5. tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, lampiran keputusan ketua Bappepam No. 29/PM/2004 bahwa Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

Beberapa hal yang menjadi wewenang komite audit yaitu (PT Indofarma ,Committee Audit Charter):

a. Kepada anggota baru komite audit diberikan orientasi program pengenalan mengenai peran, tanggung jawab dan kerangka kerja komite audit.

b. Komite audit menerima otoritas dan penugasan dari dewan komisaris dengan memperhatikan peraturan yang terkait dengan pasar modal dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

c. Dalam menjalankan tugasnya komite audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

d. Komite audit, berdasarkan surat tugas dari dewan komisaris, memiliki akses atas informasi yang ada pada perusahaan dari direksi, SPI dan


(42)

penyimpangan komite audit perlu meneliti/klarifikasi kasus-kasus tersebut.

e. Komite audit dengan persetujuan komisaris dapat meminta saran dan bantuan dari tenaga ahli dan profesional lain atas beban perseroan.

Dengan wewenang yang memadai diharapkan komite audit dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya secara efektif sebab hal tersebut akan memudahkan dalam mengakases informasi dan mengambil tindakan yang diperlukan.

B. Keterkaitan Antara Variabel

1. Independensi dengan Efektivitas Peranan Komite Audit

Menurut penelitian yang dilakukan oleh DeZoort dan Salterio (2002) dalam Vera-Munoz (2005) bahwa pengalaman dan pengetahuan audit menunjukkan hasil bahwa semakin banyak pengalaman komisaris independen dan semakin banyak pengetahuan audit berhubungan dengan semakin besar anggota Komite mendukung auditor. Sebaliknya, anggota yang memiliki pengalaman sebagai dewan komisaris dan manaejmen senior cendrung mendukung manajemen. Temuan ini berimplikasi bahwa komite audit seharuisnya beranggotakan pihak independen serta memiliki pengetahuan audit dan pelaporan keuangan.

Zulaikha dkk, (1999) pada suatu studi empirisnya tentang Efektivitas Peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan mengungkapkan bahwa Independensi Komite Audit diukur dengan sejauh


(43)

yang kurang signifikan terhadapa Efektivitas Peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan.

Murtanto dan Edy (2005:21) pada studi empirisnya tentang pengaruh Independensi, integritas, dan Kompetensi terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit.

Independensi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas komite audit (Arbyantoro, 2007). Aspek independensi komite audit merupakan hal yang sering dipersoalkan. Dalam hal ini anggota komite audit dirangkap oleh orang yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, jelas hal ini akan menjadi permasalahan, karena hal tersebut akan mengurangi kemandirian komite dalam menyatakan sikap atau pendapat.

Dari penelitian DeZoort dan Salterio (2002) dalam Vera-Munoz (2005), Zulaikha, et al. (1999), Murtanto dan Edy (2005:21), dan Arbyantoro (2007), maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit.

Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit.


(44)

2. Integritas dengan Efektivitas Peranan Komite Audit

Satuan Team Komite Audit dapat dilihat dari ada atau tidaknya pendelegasian wewenang, Satuan Komite Audit bagian dari manajemen atau tidak, tanggungjawab Satuan Team Komite Audit, dan juga tangungjawab Auditor Internal. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 50% anggota Komite Audit memiliki Integritas dalam menjalankan tugas serta tanggungjawabnya.

Zulaikh, dkk. (1999) dalam suatu studi empiris tentang efektivitas peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan mengungkapkan bahwa integritas Komite Audit dilihat dari kewenangan dan status organisasi Komite Audit yang diberikan kepada Komite Audit mempunyai pengaruh yang kurang signifikan terhdap efektivitas peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan.

Murtanto dan Edy (2005:21), menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara integritas terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Dari kajian teori dan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan integritas terhadap efektivitas peranan Komite Audit.

Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan integritas terhadap efektivitas peranan Komite Audit.


(45)

3. Kewenangan dengan Efektivitas peranan Komite Audit

Zulaikha, dkk (1999), meneliti tentang faktor wewenang dan status organisasi terhadap efektivitas Komite Audit, dari penelitian tersebut diketahui bahwa faktor wewenang dan status organisasi kurang berpengarauh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Sedangkan menurut (Arbyantoro, 2007:14) wewenang dapat diartikan sebagai batas atau sejauh mana kekuasaan yang dimiliki oleh suatu pihak dalam menjalankan usahanya dalam berbagai hal seperti mengambil keputusan, memerintah, atau mendapatkan informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan dari hasil penelitian ini menyebutkan bahwa faktor wewenang berpengaruh secara sigifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.

Rizky (2010:54) menyatakan bahwa hasil penelitiannya dengan judul “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi efektivitas peran Komite Audit dalam Pelaksanaangood corporate governance. Menurut Perspektif Auditor Internal” adalah kompetensi, independensi, wewenang, dan hubungan komite audit dengan internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit dalam pelaksanaan good corporate governance.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka variabel wewenang dianggap berpengaruh terhadap efektivitas peranan Komite Audit dalam penerapan


(46)

H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.

Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan Kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.


(47)

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini didasarkan atas penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah: Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya Metodologi Penelitian No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Zulaikha, dkk (1999)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas peranan komite audit pada perusahaan perbankan. Variabel Wewenang, Independensi dan Regresi berganda sebagai alat analisis. Variabel Status organisasi. Hubungan komunikasi dan Kompetensi.

Wewenang, kompetensi, dan independensi kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit

2. Murtanto dan Edy

(2005)

Pengaruh Independensi, integritas, dan kompetensi terhadap efektivitas peranan komite audit. Variabel Independensi dan Integritas. Variabel Kompetensi dan Simple Random Sampling

Independenai, integritas, dan kompetensi kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit

3. Arbyantoro (2007)

Analisa efektivitas komite audit pada pengelolaan perusahaan properti dan real estate tahun 2007 yang tercatat di BEI.

Variabel

Kewenangan dan Independensi. Regresi berganda sebagai alat analisis

Variabel Kompetensi, Status organisasi. Objektivitas Hubungan dan komunikasi.

Kewenangan, kompetensi, dan independensi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit.


(48)

Metodologi Penelitian No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

4. Rizky Nurfajri (2010)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas peranan Komite Audit dalam Persepsi Auditor Internal Variabel Kewenangan dan Independensi. Menggunakan Regresi Berganda sebagai alat analisis danConvenience Sampling. Responden penelitian kepada auditor Internal. Dan variabel Integritas.

Kewenangan tidak berpengaruh signifikan, kompetensi dan Independensi berpengaruh signifikan.

5. Sandra C. Vera Munoz (2005)

Corporate Governance Reforms: Redefind Expectation of Audit Committee Responsibilities and Effectiveness Variabel Independence to Effectiveness of audit committe Ditujukan kepada Corporate Governance Reform

Dan Financial Reporting Fraud

As a result, Audit committees face the formidable challenge of effectivelly overseeing the

company’s financial reporting

process in a dramatically changed-and highly charged-corporate governance

environment.

6. Sugeng dan Aprilya (2008)

Pengaruh Independensi dan Efektivitas Peranan Komite Audit terhadap Manajemen Laba. Variabel Independensi, pengukuran variable dengan menggunakan skala likert, alat pengujian analisis regresi. Variabel keahlian, frekuensi pertemuan komitmen waktu komite audit terhadap manajemen laba.

Hasil study menyatakan bahwa karakteristik komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.


(49)

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Terjadinya Krisis Keuangan yang Melanda Banyak Negara di Asia Karena Lemahnya PelaksanaanGood Corporate Governance pada

Perusahaan.

Faktor- faktor Penyebab lemahnya pelaksanaanGood Corporate Governance pada Perusahaan

Basis Teori : Teori Peran Komite Audit dan Teori-teori Auditing

Variabel Independen

Variabel Dependen

Integritas (X2)

Kewenangan (X3)

Independensi (X1)

Efektivitas Peranan Komite Audit (Y)


(50)

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Uji Regresi

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik

Uji Kualitas Data

Uji Reliabilitas Uji Validitas

Metode Analisis :


(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa perusahaan yang memiliki Komite Audit baik perusahaan yang bergerak di sektor publik maupun swasta dan Anggota Ikatan Komite Audit Indonesian (IKAI). Penelitian dilakukan berupa survey dengan menyebarkan kuesioner ke Komite Audit di perusahaan swasta dan Komite Audit di perusahaan Publik untuk mengetahui pendapat mereka mengenai pengaruh independensi, integritas, dan wewenang Komite Audit dalam efektivitas peranan Komite Audit.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki Komite Audit baik perusahaan yang bergerak di sektor public maupun swasta. Dan Anggota Ikatan Komite Audit Indonesian (IKAI). Hal ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan mengenai topik penelitian.

Sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Purposive sampling. Yaitu peneliti kemungkinan mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih sample secara tidak acak (Nur dan Bambang, 2002). Metode ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui perbedaan persepsi antara Komite Audit yang berada di perusahaan sektor swasta maupun perusahaan sektor publik dalam menjalankan peranannya dan mengambil sampel Komite Audit


(52)

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan survey lapangan, dengan mendatangi langsung responden untuk diberikan kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada responden ada yang bersifat tertutup dan ada yang bersifat terbuka. Kuesioner yang bersifat terbuka yaitu mengenai data diri responden yang diisi sendiri oleh responden. Dan yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan mengenai pendapat responden yang dalam hal ini berkaitan dengan Independensi, integritas, dan kewenangan yang dimiliki responden dalam menjalankan profesinya sebagai anggota Komite Audit.

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Riset lapangan

Riset lapangan adalah metode pengumpulan data dengan mendatangi langsung pada objek penelitian dengan menggunakan kuesioner

2. Riset kepustakaan

Riset kepustakaan dilakukan dengan mengutip dari literatur yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun data tersebut diperoleh dengan cara


(53)

mengumpulkan data melalui sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan menggunakan kuesioner ataupun wawancara langsung kepada Komite Audit di perusahaan Publik, dan Komite Audit yang terdapat pada Bank maupun BUMN.

2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan merupakan telaah literatur yang menunjukkan landasan teoritis yang diperoleh penulis dengan cara studi pustaka yaitu membaca buku referensi, majalah, jurnal penelitian dan hasil browsing internet.

Bentuk pertanyaan dilakukan dengan Penilaian skala perhitungan untuk pilihan pendapat menggunakan skala likert dengan rentang angka 1 s/d 5 yang memberikan gambaran sampai sejauh mana responden melaksanakan fungsinya.

D. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh akan diukur dengan skala Likert (skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang terhadap fenomena sosial) dengan skala 1-5, dimana dinilai dari “tidak efektif” sampai dengan “sangat efektif”. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, akan dilakukan uji instrument terlebih dahulu. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable, maka instrument yang akan digunakan harusvalid danreliable (Sugiyono, 1999).


(54)

Metode penelitian ini di dalamnya terdapat pengujian untuk kualitas data, pengujian asumsi klasik, dan pengujian hipothesis. Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis denganStatistical Package for The Social Sciences (SPSS) versi 17.0.

1. Uji Statistik Deskrtiptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer yang ini peneliti melakukan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Sarwono, 2006)

Uji validitas untuk penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009).


(55)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dalam variable dan konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable/handal jika jawaban seseorang terhadapa pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan caraOne Shot, dan akan digunakan teknik uji Cronbach’s alpha. Suatu instrument dapat dikatakan andal bila memiliki koefisien diatas 0.6 (Yarnest, 2004) dalam Wulandari (2007).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi berarti terdapat problem multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006:95).

Untuk menguji asumsi multikolonieritas dapat digunakan nilai VIF dan tolerance. Dimana jika nilai VIF terletak disekitar 1 dan

tolerance mendekati angka 1 maka terjadi multikolonieritas. Multikolonieritas terjadi jika nilai VIF dan tolerance lemah, yakni dibawah angka 0,5 (Ghozali, 2009:96).


(56)

1. Menganalisis matrik korelasi variabel bebas. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 90%), maka hal ini indikasi adanya multikolonieritas.

2. Multikolonieritas yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas multikolonieritas adalah mempunyai angka tolerance

mendekati 1.

Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai

tolerace yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/

tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai

cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat dia tolerir. Sebagai misal nilaitolerance

0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilaitolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel bebas mana sajakah yang saling berkorelasi (Ghozali, 2006:97).

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut


(57)

homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125)..

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot dan titik-titik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis-garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan padascater plot,jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, dan menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:100).

c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui kuesioner. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat


(58)

data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi adalah nominal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:147). 4. Uji Hipothesis

Penelitian dimaksudkan untuk melihat pengaruh independensi, integritas, dan keahlian yang dimiliki Komite Audit dalam efektiitas peranan Komite Audit di suatu perusahaan sehingga digunakan metode regresi berganda. Setiap indikator yang terdapat dalam masing-masing variabel Independen. Karena dari variabel trersebut dapat diketahui pengeruhnya terhadap variabel dependen yang digunakan.

Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Penjelasan model diatas adalah sebagai berikut : Y = Efektivitas Peranan Komite Audit b1,..b3 = Koefisien regresi


(59)

X1 = Independesi X2 = Integritas X3 = Wewenang a = Konstan e = Error terms

Pengujian selanjutnya dalam menganalisis hasil regresi adalah uji koefisien determinasi, uji parsial (uji t) dan uji pengaruh simultan (uji F). 5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangakan variasi variabel dependen. Sehingga koefisien ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen, yaitu: indepensdensi, integritas dan wewenang Komite Audit dalam menjelaskan variasi variable dependen, yaitu : Efektivitas Peranan Komite Audit. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen hal ini berarti bahwa koefisien regresi signifikan terhadap variabel dependen. a. Uji Statistik F

Sedangkan uji F dilakukan dengan tujuan menguji secara keseluruhan variabel independen, yaitu: integritas dan keahlian Komite Audit terhadap satu variabel dependen, yaitu: Efektivitas Peranan Komite Audit. Secara bebas dengan signifikansi sebesar 0.05 dapat


(60)

1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ha diterima 2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka Ha ditolak b. Uji t

Uji t diperlukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila signifikan t lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho. Demikian pula sebaliknya jika signifikan t lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Bila Ha ini diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:164)


(61)

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional Variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Skala

Independensi Murtanto dan Edy (2005:12)

Independensi 1. Tidak sebagai anggota KAP atau anggota Komite Audit yang memberikan jasa pada perusahaan.

2. Tidak memiliki hubungan afiliasi. 3. Tidak Memiliki hubungan usaha.

4. Latar Belakang Pendidikan dan Pekerjaan Satuan Team Komite Audit.

Interval

Integritas

Murtanto dan Edy ( 2005:12)

Kamus Kompetensi (2008:1)

Integritas 1. Terdapat struktur Organisasi yang jelas. 2. Tanggungjawab Satuan Team Komite Audit.

3. Pemahaman prilaku yaing sesuai dengan Kode Etik.

4. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya.


(62)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Subvariabel Indikator Skala

Kewenangan Rizky Nurfajri (2010: 91)

Kewenangan 1. Akses Catatan, informasi, asset dan sumber daya perusahaan. 2. Merekomendasikan Kantor Akuntan Publik.

3. Meneliti dan Menyelidiki indikasi penyimpangan.

4. Memiliki wewenang meminta saran dan bantuan tenaga ahli.

Interval

Efektivitas Peranan Komite Audit

(Murtanto dan Edy (2005:12)

Efektivitas Peranan Komite Audit

1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap proses pelaporan keuangan.

2. Pengawasan dan penilain audit laporan keuangan.

3. Pengawasan terhadap proses dari manajemen resiko dan pengendalian

4. Pengawasan terhadap laporan auditor internal dan eksternal dan mempertimbangkan rekomendasi auditor internal dan eksternal.

5. pengawasan prosescorporate governance.

6. Memonitor kepatuhan perusahaan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang berada di Jakarta yang memiliki Komite Audit di sector public maupun swasta serta pada Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI). Pada penelitian ini peneliti mencoba untuk mengukur pengaruh independensi, integritas, kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, dimana objek penelitian adalah satuan anggota Komite Audit.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner penelitian yang diberikan secara langsung kepada anggota Komite Audit melalui bantuan perantara pihak perusahaan dan IKAI. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal 20 Desember 2010 hingga bulan 18 Maret 2011.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 perusahaan yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 75 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 58 kuesioner atau 71%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 24 buah atau 30%, hal ini mungkin dikarenakan birokrasi di perusahaan yang sangat sulit. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 53 buah atau 64%, sedangkan kuesioner yang


(64)

tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 5 buah atau 6%.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Gambaran Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Komite Audit

Keterangan Jumlah Prosentase

Jumlah Pengiriman Kuesioner 82 100%

Kuesioner Tidak Kembali 24 30%

Kuesiner Kembali, Namun Tidak Dapat Diolah 5 6%

Kuesioner Yang Dapat Diolah 53 64%

Sumber : Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kuesioner

dikirim

Kuesioner dikembalikan

1 PT. Arpeni Pratama Ocean 3 2

2. PT. Pembangunan Perumahan 7 6

3. PT. Asuransi Jasa Tania 6 6

4. PT. Asahimas Flat Glass 7 6

5. PT. Asuransi Ramayana 7 6

6. Bank BRI 7 5

7. PT. Supreme Cable

Manufacturing 7 6

8. PT. Siwani Makmur 7 6

9. IKAI 8 10

10. Bank BNI 1 0

11. PT. Tempo Inti Media 5 5

12. PT. Tambang Batu Bara 1 0

13. PT. Wijaya Karya Persero 1 0


(65)

Tabel 4.2 (lanjutan)

No. Nama Perusahaan Kuesioner

dikirim

Kuesioner dikembalikan 14. PT. Texmaco Perkasa

Enginerring 1 0

15. PT. Surya Semesta Internusa 5 0

16. PT. Aneka Gas Industri 1 0

17. PT. Darya Varia 1 0

18. PT. Adhi Karya 1 0

19. PT. Asuransi Bina Dana

Artha 3 0

20. PT. Asuransi Dayin Mitra 3 0

Sumber : Data primer yang diolah 2. Karakteristik Responden

Berikut ini adalah karakteristik responden yang disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Karakteristik Responden

Unsur Demografi Demografi

Responden Komite Audit

Pria 43 81%

Jenis Kelamin

Wanita 10 19%

S1 16 30%

S2 34 65%

Pendidikan terakhir

S3 2 5%

<1 tahun 4 8%

1-3 tahun 9 17%

Lama bekerja

>3 tahun 40 75%

30-35 tahun 3 5%

Usia

>35 tahun 50 95% Sumber : Data primer yang diolah


(66)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden penelitian Komite Audit mayoritas adalah pria, yaitu 43 orang atau sebesar 81% dan sisanya wanita sebanyak 10 orang atau sebesar 9%. Sebagian besar Komite Audit yang menjadi responden pada penelitian ini berpendidikan S2, yaitu sebanyak 34 orang atau 65%, responden yang berpendidikan S1 sebanyak 16 orang atau 30% dan untuk jenjang S3 ada sebanyak 2 orang atau 5%. Dan dari kelompok pengalaman bekerja, yang bekerja >3 tahun mendominasi hingga 40 orang atau 75%, yang bekerja 1-3 tahun sebanyak 19 orang atau 17%, dan hanya 4 orang atau 8% yang baru bekerja <1 tahun. Usia dari anggota Komite Audit berada di usia >35 tahun yang paling banyak atau 95% sedangkan untuk usia 30-35 tahun hanya ada 3 orang atau 5%.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variable penelitian dan demografi responden. Statistik Deskriptif menjelaskan skala jawaban responden terhadap setiap variable yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi.


(67)

Tabel 4.4

Hail Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Independensi 53 22 35 28.23 2.833 Integritas 53 31 45 38.06 3.521 Kewenangan 53 11 20 16.30 2.383 Efektivitas Peranan

Komite Audit

53 45 70 58.89 5.912 Valid N (listwise) 53

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah responden (N) yang valid dapat di proses lebih lanjut sebanyak 53 responden. Nilai minimum menunjukkan nilai akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada setiap variabel, sedangkan nilai maksimum menunjukkan nilai akumulasi tertingginya. Mean (nilai rata-\rata) menunjukkan nilai rata-rata keseluruhan jawaban pada setiap elemen variabel, dan standard deviasi pada penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat disperse atau persebaran rata-rata atas jawaban dari keseluruhan responden.

Berdasarkan hasil pengolahan StatistikDeskriptif SPSS 17.0 dalam tabel di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata Independensi sebesar 28,23 dengan standard deviasi 2,833 sedangkan nilai irata-rata integritas sebesar 38,06 dengan standar deviasi 3,521. Dan pada variabel Kewenangan menujukan nilai rata-rata 16,30 dengan standard deviasi 2,383.


(68)

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation

yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dengan skor total. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan data tersebut valid atau tidak valid adalah :

1. Butir dikatakan valid, jika nilai probabilitasnya (sig) <0,05. 2. Butir dikatakan tidak valid, jika nilai probabilitasnya (sig) >0,05.

Dari uji validitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil yang akan disajikan secara lengkap dalam tebel berikut untuk setiap varibel dalam penelitian ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Independensi Nomor Butir

Pernyataan Pearson Corelation

Sig

(2-Tailed) Keterangan

1(IND1) 0,681** 0,000 Valid

2(IND2) 0,356** 0,009 Valid

3(IND3) 0,335** 0,014 Valid

4(IND4) 0,446** 0,001 Valid

5(IND5) 0,609** 0,000 Valid

6(IND6) 0,529** 0,005 Valid


(69)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan semua butir pertanyaan untuk Varibel Independensi (X1) mempunyai nilai signifikansi <0,05.

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Integritas Nomor Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

8(INT1) 0,534** 0,000 Valid

9(INT2) 0,567** 0,000 Valid

10(INT3) 0,556** 0,000 Valid

11(INT4) 0,384** 0,000 Valid

12(INT5) 0,558** 0,000 Valid

13(INT6) 0,712** 0,000 Valid

14(INT7) 0,688** 0,000 Valid

15(INT8) 0,672** 0,000 Valid

16(INT9) 0,680** 0,000 Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah

Tabel 4.6 menunjukkan variableIntegritas mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Kewenangan Nomor Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

17(KWN1) 0,672** 0,000 Valid

18(KWN2) 0,728** 0,000 Valid

19(KWN3) 0,862** 0,000 Valid

20(KWN4) 0,852** 0,000 Valid


(70)

Tabel 4.7 menunjukkan variableKewenangan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Efektivitas Peranan Komite Audit Nomor Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan

21(EPK1) 0,700** 0,000 Valid

22(EPK2) 0,382** 0,000 Valid

23(EPK3) 0,756** 0,000 Valid

24(EPK4) 0,765** 0,000 Valid

25(EPK5) 0,770** 0,000 Valid

26(EPK6) 0,567** 0,000 Valid

27(EPK7) 0,618** 0,000 Valid

28(EPK8) 0,487** 0,000 Valid

29(EPK9) 0,618** 0,000 Valid

30(EPK10) 0,624** 0,000 Valid

31(EPK11) 0,712** 0,000 Valid

32(EPK12) 0,767** 0,000 Valid

33(EPK13) 0,655** 0,000 Valid

34(EPK14) 0,474** 0,000 Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah

Tabel 4.8 menunjukkan variableEfektivitas Peranan Komite Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.


(71)

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

Independensi 0,632 Reliabel

Integritas 0,773 Reliabel

Kewenangan 0,788 Reliabel

Efektivitas Peranan Komite Audit 0,887 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel independensi sebesar 0,632, integritassebesar 0,773, Kewenangan sebesar 0,788 ,danEfektivitas Peranan Komite Audit sebesar 0,887. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.


(1)

HASIL UJI RELIABILITAS EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Valid 53 49.5

Excludeda 54 50.5 Cases

Total 107 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.884 .887 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

EPK 1 4.09 .658 53

EPK 2 4.00 .784 53

EPK 3 4.11 .610 53

EPK 4 4.13 .735 53

EPK 5 4.23 .640 53

EPK 6 4.28 .601 53

EPK 7 4.19 .622 53

EPK 8 4.26 .625 53

EPK 9 4.36 .653 53

EPK 10 4.19 .652 53

EPK 11 4.23 .609 53

EPK 12 4.19 .709 53

EPK 13 4.13 .833 53


(2)

117

Inter-Item Correlation Matrix

EPK1 EPK2 EPK3 EPK4 EPK5 EPK6 EPK7 EPK8 EPK9 EPK10 EPK11 EPK12 EPK13 EPK14 EPK1 1.000 .372 .596 .371 .633 .320 .285 .266 .233 .406 .473 .373 .538 .332 EPK2 .372 1.000 .241 .334 .192 -.041 .000 .235 .038 -.038 .161 .208 .383 .043 EPK3 .596 .241 1.000 .653 .574 .279 .399 .172 .331 .574 .655 .662 .425 .167 EPK4 .371 .334 .653 1.000 .549 .306 .407 .216 .621 .429 .491 .653 .474 .208 EPK5 .633 .192 .574 .549 1.000 .531 .471 .329 .354 .541 .606 .583 .340 .215 EPK6 .320 -.041 .279 .306 .531 1.000 .575 .514 .521 .107 .295 .369 .155 .314 EPK7 .285 .000 .399 .407 .471 .575 1.000 .463 .446 .290 .444 .485 .174 .220 EPK8 .266 .235 .172 .216 .329 .514 .463 1.000 .470 .064 .194 .189 .116 .221 EPK9 .233 .038 .331 .621 .354 .521 .446 .470 1.000 .199 .275 .350 .265 .495 EPK10 .406 -.038 .574 .429 .541 .107 .290 .064 .199 1.000 .714 .546 .449 .312 EPK11 .473 .161 .655 .491 .606 .295 .444 .194 .275 .714 1.000 .657 .281 .171 EPK12 .373 .208 .662 .653 .583 .369 .485 .189 .350 .546 .657 1.000 .543 .146 EPK13 .538 .383 .425 .474 .340 .155 .174 .116 .265 .449 .281 .543 1.000 .464 EPK14 .332 .043 .167 .208 .215 .314 .220 .221 .495 .312 .171 .146 .464 1.000

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

EPK 1 54.79 29.937 .636 .691 .873

EPK 2 54.89 32.025 .260 .529 .892

EPK 3 54.77 29.871 .706 .691 .870

EPK 4 54.75 28.843 .705 .767 .869

EPK 5 54.66 29.536 .719 .710 .869

EPK 6 54.60 31.282 .492 .620 .879

EPK 7 54.70 30.792 .546 .496 .877

EPK 8 54.62 31.739 .400 .486 .883

EPK 9 54.53 30.600 .543 .711 .877

EPK 10 54.70 30.561 .550 .743 .877

EPK 11 54.66 30.190 .656 .731 .872


(3)

Inter-Item Correlation Matrix

EPK1 EPK2 EPK3 EPK4 EPK5 EPK6 EPK7 EPK8 EPK9 EPK10 EPK11 EPK12 EPK13 EPK14 EPK1 1.000 .372 .596 .371 .633 .320 .285 .266 .233 .406 .473 .373 .538 .332 EPK2 .372 1.000 .241 .334 .192 -.041 .000 .235 .038 -.038 .161 .208 .383 .043 EPK3 .596 .241 1.000 .653 .574 .279 .399 .172 .331 .574 .655 .662 .425 .167 EPK4 .371 .334 .653 1.000 .549 .306 .407 .216 .621 .429 .491 .653 .474 .208 EPK5 .633 .192 .574 .549 1.000 .531 .471 .329 .354 .541 .606 .583 .340 .215 EPK6 .320 -.041 .279 .306 .531 1.000 .575 .514 .521 .107 .295 .369 .155 .314 EPK7 .285 .000 .399 .407 .471 .575 1.000 .463 .446 .290 .444 .485 .174 .220 EPK8 .266 .235 .172 .216 .329 .514 .463 1.000 .470 .064 .194 .189 .116 .221 EPK9 .233 .038 .331 .621 .354 .521 .446 .470 1.000 .199 .275 .350 .265 .495 EPK10 .406 -.038 .574 .429 .541 .107 .290 .064 .199 1.000 .714 .546 .449 .312 EPK11 .473 .161 .655 .491 .606 .295 .444 .194 .275 .714 1.000 .657 .281 .171 EPK12 .373 .208 .662 .653 .583 .369 .485 .189 .350 .546 .657 1.000 .543 .146 EPK13 .538 .383 .425 .474 .340 .155 .174 .116 .265 .449 .281 .543 1.000 .464

EPK 13 54.75 29.189 .563 .700 .877

EPK 14 54.40 32.052 .393 .526 .883

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(4)

119

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015

TIND .208 .224 .100 .931 .356 .840 1.191 TINT .269 .210 .160 1.282 .206 .619 1.615 1

TKWN 1.488 .288 .600 5.169 .000 .717 1.394 a. Dependent Variable: TEPK

Coefficient Correlationsa

Model TKWN TIND TINT

TKWN 1.000 .079 -.517 TIND .079 1.000 -.377 Correlations

TINT -.517 -.377 1.000

TKWN .083 .005 -.031

TIND .005 .050 -.018

1

Covariances

TINT -.031 -.018 .044 a. Dependent Variable: TEPK


(5)

(6)

121

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Regression

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 TKWN, TIND,

TINTa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .726a .527 .498 4.190

a. Predictors: (Constant), TKWN, TIND, TINT b. Dependent Variable: TEPK

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 957.244 3 319.081 18.179 .000a

Residual 860.077 49 17.553 1

Total 1817.321 52 a. Predictors: (Constant), TKWN, TIND, TINT b. Dependent Variable: TEPK

Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015

TIND .208 .224 .100 .931 .356 .840 1.191 TINT .269 .210 .160 1.282 .206 .619 1.615 1

TKWN 1.488 .288 .600 5.169 .000 .717 1.394 a. Dependent Variable: TEPK


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Praktik Manjemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012.

1 75 90

PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN INTERNAL AUDIT TERHADAP FEE AUDIT EKSTERNAL Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terd

0 2 17

PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN INTERNAL AUDIT TERHADA PFEE AUDIT EKSTERNAL Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terda

3 14 15

PENGARUH INDEPENDENSI KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN KOMITE AUDIT Pengaruh Independensi Komite Audit, Keahlian Akuntansi Dan Keuangan Komite Audit Terhadap Hubungan Opini Audit Going Concern Dengan Pergantian Auditor (Studi Kasus Pada Peru

0 5 18

PENGARUH INDEPENDENSI KOMITE AUDIT, KEAHLIANAKUNTANSI DAN KEUANGAN KOMITE AUDIT Pengaruh Independensi Komite Audit, Keahlian Akuntansi Dan Keuangan Komite Audit Terhadap Hubungan Opini Audit Going Concern Dengan Pergantian Auditor (Studi Kasus Pada Perusa

0 4 18

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, INTEGRITAS, Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja Independensi Akuntabilitas Integritas Dan Obyektivitas Terhadap Kualitas Audit.

0 5 18

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, INTEGRITAS, DAN Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja Independensi Akuntabilitas Integritas Dan Obyektivitas Terhadap Kualitas Audit.

0 6 18

Pengaruh Independensi, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit.

1 2 21

Pengaruh Independensi dan Efektivitas Komite Audit terhadap Kualitas Labs - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

PENGARUH INDEPENDENSI DAN EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 104