dari pengaturan General Agreement on Tariff and Trade GATT adalah keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan ekspornya, terutama ekspor non
migas.
132
D. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sebagai Bagian dari Pengawasan
Internasional
Persengketaan dan bagaimana cara menyelesaikannya adalah inheren dalam setiap sistem hukum, termasuk hukum internasional. Perbedaan pendapat,
dan bagaimana subjek hukum mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat ini untuk sampai pada suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua belah pihak, baik
secara sukarela maupun karena dirasakan sebagai kewajiban sebagai anggota masyarakat yang diatur sistem hukum yang bersangkutan, akan memperkaya dan
memperkuat sistem hukum yang bersangkutan secara normatif maupun dalam implementasi. Sebagai bagian dari sistem hukum internasional norma-norma
GATT juga telah berkembang dan diperkokoh oleh pengalaman yang panjang dari system penyelesaian sengketanya dalam menyelesaikan perselisihan
perdagangan antar negara anggota. Salah satu fungsi penyelesaian sengketa adalah agar supaya norma-norma hukum yang mengatur hubungan di antara
anggota masyarakat dipatuhi. Dengan perkataan lain di dalamnya terkandung fungsi pengawasan dalam masyarakat nasional, pengawasan ini dipercayakan
pada suatu lembaga yaitu negara, sedangkan dalam masyarakat internasional,
132
S.B. Joedono, Kebijakan Perdagangan Indonesia Dalam Pasca Putaran Uruguay, Pengarahan Menteri Perdagangan RI dalam seminar benang Merah Putaran Uruguay- GATT,
Peluang dan Tantangan Bagi Bisnis Indonesia, Jakarta 14 Juni 1994
yang tidak mungkin kekuasaan sentral, diserahkan pada para anggotanya sendiri.
133
Menurut Van Hoof pengawasan internasional mempunyai tiga fungsi:
134
1. Review Function, pada umumnya, review diartikan sebagai mengukur atau
menilai suatu berdasarkan tolak ukur tertentu, dalam konteks hukum ini berarti menilai sesuatu perilaku untuk menentukan kesesuaiannya dengan aturan
hukum. Review function dalam hubungannya dengan Negara dilaksanakan apabila perilaku suatu negara dinilai menurut hukum internasional oleh suatu
lembaga pengawasan yang mempunyai status internasional. Pengawasan ini dilakukan oleh suatu negara atau lebih atau oleh suatu lembaga yang dibentuk
menurut perjanjian internasional. Hasil dari pengawasan ini adalah suatu keputusan tentang sesuai tidaknya Negara tersebut dengan hukum
internasional.
2. Correction Function: fungsi ini dilaksanakan manakala telah timbul suatu
keadaan yang bertentangan dengan hukum internasional, namun demikian, fungsi ini dapat pula bersifat preventif, manakala negara- negara
menyesuaikan diri pada aturan-aturan hukum internasional sebagai akibat eksistensi atau ancaman dan mekanisme koreksi ini. Tujuan akhir dari
pengawasan internasional adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan hukum internasional. Oleh karena itu pelanggarannya harus diperbaiki.
Terlepas dari kasus-kasus di mana negara melakukan pelanggaran memperbaiki pelanggaran atas kehendak sendiri, kepatuhan terhadap hukum
internasional harus dipastikan melalui persuasi atau paksaan dari luar. Ini merupakan ungsi koreksi dari pengawasan internasional, yang biasa juga
disebut sebagai fungsi pemaksa enforcement function. Satu persoalan yang terkait dengan hal ini adalahpengenaan sanksi dalam hukum internasional.
3. Creative Function: sekalipun review creative function merupakan bagian
pokok dari pengawasan, namun pengawasan juga dapat berfungsi kreatif, terutama dalam hukum internasional. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
semacam eksekutif dan judikatif. Tindakan-tindakan legislatif seringkali abstrak atau tidak jelas. Oleh karena itu usaha untuk memperjelas norma-
norma hukum
internasional ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan yaitu fungsi kreatif. Jadi fungsi kreatif ini berupa penafsiran atas aturan- aturan hukum
internasional yang belum jelas.
Secara normatif General Agreement on Tariff and Trade GATT dan World Trade Organization WTO menyediakan sejumlah ketentuan pengawasan
133
Hata, Op.Cit, hal 181
134
G.J. H. Van Hoof, Pemikiran Kembali Sumber-sumber Hukum Internasional, Terjemahan Hata, Jakarta : Yayasan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dan Supremasi Hukum, 2000,
hal 74
di dalamnya. Misalnya, dalam General Agreement on Tariff and Trade GATT pasal X mengandung ketentuan tentang pengawasan secara umum. Pasal ini
mewajibkan negara-negara menerbitkan aturan-aturan nasional yang terkait dengan perdagangan internasional. Ini merupakan review function dari
pengawasan.
BAB IV HUBUNGAN PENYELESAIAN SENGKETA GATTWTO DENGAN