Hubungan Penyelesaian Sengketa GATT dan WTO dengan Bentuk

pendahuli ICJ yang beroperasi 1922-1940 berhasil menyelesaikan 66 kasus, 28 di antaranya advisory opinion. 3 International Tribunal for the Law of the Sea, berbagai Adhoc Tribunal, juga International Criminal Court ICC. 181

D. Hubungan Penyelesaian Sengketa GATT dan WTO dengan Bentuk

Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai Penyelesaian sengketa internasional secara damai sebagaimana diketahui metode penyelesaian sengketa internasional secara damai dalam garis besarnya dapat dibagi dua, yakni secara diplomatik Pertama-tama, pasal XXII mengandung dua ayat yang menunjuk pada penyelesaian sengketa lewat konsultasi. Ayat pertama konsultasi dilakukan sendiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Selanjutnya dalam ayat dua, disebutkan jika usaha konsultasi bilateral tersebut pada ayat sati tidak menghasilkan penyelesaian, maka salah satu pihak dapat meminta bantuan contracting parties, untuk berkonsultasi dengan pihak lain. Konsultasi yang diadakan sesuai dengan ketentuan pasal XXII tersebut tidak mengharuskan telah terjadinya kerugian bagi salah satu pihak. Akan tetapi pihak yang dimintakan konsultasinya oleh pihak lain harus memberikan symphatetic consideration terhadapnya. Salah satu persidangan contracting parties tahun 1960 dinyatakan bahwa symphatic consideration dalam pasal tersebut mengandung unsur simpati dan tidak dapat ditundukkan pada suatu definisi hukum. Menurut perbaikan prosedur konsultasi yang disepakati tahun 1958, yakni procedures under article XXII on question affecting the interest of number of contracting 181 Sefriani, Op.Cit, hal 376 parties, dinyatakan bahwa setiap negara peserta yang meminta konsultasi harus juga melaporkannya kepada seluruh negara peserta. Apakah konsultasi suatu metode penyelesaian sengketa yang telah dikenal dalam hubungan-hubungan internasional? Konsultasi sebenarnya adalah salah satu perwujudan dari negosiasi. Negosiasi merupakan metode utama untuk menyelesaikan sengketa yang mengancam perdamaian internasional ataupun sengketa-sengketa lain. sebenarnya dalam praktek, negosiasi lebih banyak digunakan dibandingkan dengan metode lain sekalipun digabungkan bersama. Seringkali negosiasi merupakan satu-satunya cara, bukan semata-mata karena yang biasanya pertama kali dicoba dan sering berhasil akan tetapi karena banyaknya negara merasa yakin bahwa manfaatnya sangat besar sehingga dapat mengecualikan metode-metode lain. Negosiasi juga tidak sekadar dapat menyelesaikan perselisihan akan tetapi juga dapat mencegah sengketa-sengketa yang mungkin timbul. Ini terbukti dalam penyelesaian sengketa General Agreement on Tariff and Trade GATT. Dengan adanya ketentuan pasal XXII dan XXIII:1, konsultasi biasanya merupakan langkah pertama dan sering merupakan yang terakhir, dan banyak sengketa diselesaikan atau dicegah sebelum menjadi konflik yang lebih parah. Suatu aspek penting dalam prsedur konsultasi General Agreement on Tariff and Trade GATT dan World Trade Organization WTO merupakan ciri khas yang berbeda dari prosedur negosiasi pada umumnya adalah ciri transparansi yang melekat padanya dengan adanya keharusan untuk melaporkan kepada organisasi yang berwenang di dalam organisasi tersebut yang pada negara lain yang tidak terlibat dalam konsultasi akan mengetahui hasil akhir dari konsultasi tersebut, dan akan dapat mengambil langkah-langkah konkretnya sendiri apabila hasil konsultasi itu akan mengancam kepentingan mereka. Inquiry sebagai suatu istilah digunakan dalam dua situasi yang berbeda. Proses yang dilaksanakan manakala suatu pengadilan atau badan-badan lain yang berusaha menyelesaikan perselisihan atas fakta tertentu. Dikarenakan setiap persengketaan internasional menimbulkan persoalan tentang fakta, sekalipun di dalamnya juga ada persengketaan hukum atau politik, jelas bahwa inquiry dalam artian operasional ini dapat merupakan komponen utama dari arbitrase, konsiliasi, tindakan oleh organisasi internasional dan cara-cara penyelesaian oleh pihak ketiga lainnya. Dalam arti lain, inquiry adalah suatu pengaturan institusional yang dipilih oleh negara dengan maksud untuk menyelidiki persoalan yang disengketakan secara bebas dalam bentuk kelembagaannya dalam hukum internasional dikenal dengan Commission of Inquiry dan mulai diperkenalkan dalam Konvensi Den Haag 1899. Inquiry dalam arti yang kedua yakni dalam bentuk suatu komisi biasanya dibentuk oleh dua negara yang berselisih untuk mencari kebenaran dari suatu fakta dalam suatu sengketa internasional secara tidak memihak. 182 182 Syahman.Op.Cit, hal 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaturan penyelesaian sengketa dalam general agreement on tariffs and trade GATT dan world trade organization WTO berpatokan pada ketentuan pasal XXII-XXIII GATT. Pasal tersebut menghendaki para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya melalui konsultasi bilateral atas setiap persoalan yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjianketentuan-ketentuan GATTWTO atau penyelesaiannya melalui perundingan atau negosiasi dan apabila gagal diselesaikan dengan membentuk suatu panel atau kelompok kerja. Pengaturan penyelesaian sengketa perdagangan internasional telah dilengkapi dengan aturan-aturan yang lebih komprehensif sehingga membentuk suatu sistem yang cukup dapat diandalkan sebagai alat penyelesaian sengketa. Pengaturan yang telah cukup lengkap tersebut telah diperkuat pula dengan kehadiran suatu lembaga penyelesaian sengketa sebagai lembaga permanen dari World Trade Organization WTO . 2. Mekanisme penyelesaian sengketa internasional General Agreement on Tariffs and Trade GATT dan World Trade Organization WTO melalui pengaturannya dalam Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement of Dispute DSU yang merupakan annex 2 dari Agreement Establishing the World Trade Organization Perjanjian WTO. Mekanisme penyelesaian sengketa yang mengikat dan berdasarkan fitur