Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Kesepakatan GATT

saat ini berjumlah 148 negara dan diperkirakan akan terus meningkat menandakan bahwa peranan badan dunia tersebut dalam mengatur perdagangan dunia semakin besar dan penting. Disamping itu, sistem perdagangan multilateral tersebut juga memiliki implikasi secara langsung terhadap kebijakan perdagangan negara- negara anggotanya, mengingat semkin tinggi interdepensi dan integrasi Negara- negara anggota ke dalam ekonomi global. 43 Perjanjian pembentukan World Trade Organization WTO merupakan perjanjian terpenting yang dihasilkan Putaran Uruguay. Dengan terbentuknya World Trade Organization WTO, maka mulai 1 Januari 1995 persoalan tentang apakah General Agreement on Tariff and Trade GATT sebuah organisasi internasional atau bukan sudah terjawab. General Agreement on Tariff and Trade GATT 1947 kini diintegrasikan ke dalam salah satu perjanjian yang merupakan annex dari World Trade Organization WTO Agreement yakni Multilateral Agreement on Trade in Goods atau General Agreement on Tariff and Trade GATT 1994. 44

B. Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Kesepakatan GATT

Proses perundingan Uruguay Round upaya penyempurnaan sistem penyelesaian sengketa GATT mencakup keseluruhan substansi dari sistem berlaku dalam GATT tersebut. Hal pertama yang perlu dicatat sebagai prinsip umum dalam sistem penyelesaian sengketa yang secara eksplisit dikemukakan dalam perjanjian hasil Uruguay Round adalah fungsi dari sistem tersebut adalah untuk 43 Faisal Santiago, Op.Cit, hal 113 44 Hatta, Op.Cit, hal164 menjaga agar setiap anggota tetap menghormati hak dan kewajiban masing- masing sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 45 Dari perjalanannya, GATT 1947 belum dapat memberikan kepuasan bagi Negara anggota karena GATT hanyalah merupakan sekumpulan aturan sehingga bila terjadi sengketa antar anggota tidak dapat diselesaikan karena GATT tidak memiliki Badan Penyelesaian Sengketa. Dari pengalaman tersebut maka pada perundingan Akhir Putaran Uruguay 1994, para Menteri Perdagangan anggota GATT tidak memiliki kesatuan prosedur penyelesaian sengketa melainkan aturan-aturan yang terpisah-pisah. Di satu sisi terdapat sistem konsiliasi dan penyelesaian sengketa bersifat umum yang didasarkan Pasal XXII dan XXIII, dan disisi lain terdapat prosedur penyelesaian sengketa yang khusus sebagaimana terdapat dalam berbagai dokumen yang dihasilkan perundingan perdagangan Putaran Tokyo 1979. Menurut Pasal XXII ayat 1 GATT, setiap negara peserta harus memberikan pertimbangan yang simpatik kepada negara peserta lain, serta memberikan kesempatan yang cukup untuk berkonsultasi mengenai hal-hal yang diajukan negara peserta lain yang ada pengaruhnya terhadap pelaksanaan Perjanjian. Pasal ini mengatur konsultasi dua tahap. Pertama, di antara sesama negara peserta GATT, kemudian Contracting Parties, negara peserta secara bersama-sama. Pasal ini telah disempurnakan dari waktu ke waktu. Sedangkan Pasal XXIII menentukan kapan suatu negara peserta dapat menggunakan prosedur ini guna melindungi kepentingannya. 45 Oka Pangestu, Tahap Penyelesaian Sengketa GATT, melalui http:okapangestu. blogspot.co.id201003tahap-penyelesaian-sengket-GATT.html,diakses tanggal 27 Mei 2016 GATT bersepakat untuk mendirikan suatu organisasi yang kuat yaitu WTO, yang berdiri secara resmi pada tanggal 1 Januari 1995. 46 Sebenarnya arsitek aturan-aturan GATT sejak semula tidak membayangkan atau menciptakan GATT sebagai suatu lembaga yang akan menyelesaikan sengketa dagang di antara negara anggotanya.Pada awalnya GATT semata-mata dimaksudkan sebagai lampiran Annex yang akan diletakkan pada Piagam Organisasi Perdagangan Internasional The Charter of the International Trade Organization. Disamping itu, GATT sejak semula dibentuk semata-mata untuk mengatur pengurangan tarif. Dalam GATT, perselisihan di antara anggota biasanya diselesaikan melalui konsultasi antara pihak-pihak yang bersangkutan atau dengan perantaraan Contracting Parties Organ utama GATT, yakni negara- negara anggota yang bertindak bersama-sama. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan maka akan diserahkan kepada Contracting Parties sendiri yang kemudian akan melakukan penyelidikan, dan memberikan rekomendasi atau putusan bagi pihak-pihak yang bersangkutan. 47 46 Sebagai lembaga, maka GATT telah menerapkan tatacara dan prosedur untuk menangani sengketa yang timbul antara negara peserta. Dalam konteks hukum internasional secara umum, masyarakat internasional memberikan peluang untuk melakukan penyelesaian sengketa antara negara- negara melalui berbagai cara. Sengketa antar negara dapat diatasi melalui: Baradina Alhafizh, Memahami Penyelesaian Sengketa WTO, melalui http:baradina- alhafizh.blogspot.co.id201012dispute-settlement-under-wto.html, diakses tanggal 28 Mei 2016 47 Benny Swastik Nasution, Penyelesaian Sengketa dalam GATT dan WTO, melalui http:bennyswastika.blogspot.co.id200810penyelesaian-sengketa-dalam-gatt-dan.html, diakses tanggal 29 Mei 2016 1. Proses dimana pihak yang bersengketa menerima penyelesaian sengketa yang dirumuskan dan diputuskan oleh pihak ketiga; 2. Proses dimana pihak yang bersengketa dianjurkan supaya berembuk dan berusaha untuk menyelesaikan sengketa di antara mereka sendiri. 48 General Agreement on Tariff and Trade GATT didirikan atas dasar kesepakatan provisional selepas perang dunia kedua bersamaan dengan pembentukan lembaga-lembaga multilateral lain yang ditujukan guna menata kerjasama ekonomi internasional. Lembaga-lembaga ini biasanya disebut lembaga Bretton Woods, yakni World Bank dan International Monetary Fund. Sebenarnya Negara-negara peserta konperensi Bretton Woods merencanakan pembentukan Internasional Trade Organization ITO yang akan erupakan badan khusus PB yang akan ditugasi tidak hanya menangani masalah perdagangan dunia akan tetapi juga menciptakan aturan-aturan di bidang ketenagakerjaan, perjanjian komoditi, investasi internasional dan jasa dan praktek bisnis curang. Sekalipun Piagam ITO disebut juga Havana Charter akhirnya disetujui dalam konferensi PBB mengenai perdagangan dan ketenagakerjaan di Havana pada bulan Maret 1948 namun terbukti sulit diratifikasi oleh perundang-undangan nasional. Ketika pemerintah Amerika Serikat tidak akan meminta ratifikasi kongres atas Havana Charter ini, maka secara efektif rencana pembentukan ITO pun berakhir. General Agreement on Tariff and Trade GATT yang merupakan bagi rancangan piagam ITO akhirnya disepakti untuk diberlakukan secara provisional sejak tahu 1948. Sejak itu General Agreement on Tariff and Trade 48 H. S. Kartadjoemena, GATT dan WTO: Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan, UI Press: Jakarta. 1996. hlm.137 GATT merupakan satu-satunya instrument multilateral yang mengatur perdagangan internasional. 49 Dalam General Agreement on Tariff and Trade GATT, perselisihan di antara anggota biasanya diselesaikan melalui konsultasi antara pihak-pihak yang bersangkutan atau dengan perantaraan Contracting parties organ utama General Agreement on Tariff and Trade GATT, yakni Negara-negara anggota yang bertindak bersama-sama. Jika contracting parties pihak-pihak yang berkontrak dalam hukum perjanjian internasional berarti negara-negara yang menjadi peserta suatu perjanjian atau konvensi internasional yang kemudian akan melakukan penyelidikan dan memberikan rekomendasi atau keputusan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Sebenarnya arsitek aturan-aturan General Agreement on Tariff and Trade GATT sejak semula tidak membayangkan atau menciptakan General Agreement on Tariff and Trade GATT sebagai suatu lembaga yang akan menyelesaikan sengketa dagang di antara Negara anggotanya. Pada awalnya, General Agreement on Tariff and Trade GATT semata-mata dimaksudnya sebagai lampiran annex yang akan disertakan dalam piagam organisasi perdagangan internasional the charter of the international Trade Organization. Di samping itu, General Agreement on Tariff and Trade GATT sejak semula dibentuk hanya untuk mengatur pergurangan tarif. 50 General Agreement on Tariff and Trade GATT dinilai memiliki peranan terbesar bagi sistem perdagangan multilateral mengingat peranan perdagangan 49 Hata, Op.Cit, hal 144 50 Wiwin Yulianingsih dan Moch Firdaus Sholihin, Op.Cit, hal 222 barang yang jauh lebih besar dibandingkan peranan perdagangan dari sektor jasa. Hasil kesepakatan General Agreement on Tariff and Trade GATT mengatur banyak hal guna mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi dalam perdagangan multilateral dari mulai upaya penurunan hambatan tarif dan non tarif hingga upaya pengaturan penggunaan hambatan teknis Technical Barriers to Trade TBT sehingga menjadi lebih transparan dan berkesinambungan. 51 Dalam upaya memahami aspek hukum dan tata cara penyelesaian sengketa yang diatur di dalam lampiran dari Agreement Estabilishing World Trade Organization perlu ditelusuri berbagai ketentuan yang menjadi dasar hukumnya. Sistem pengaturan penyelesaian sengketa World Trade Organization WTO seperti halnya pengaturan-pengaturan lainnya dari sistem General Agreement on Tariff and Trade GATT, terkait ketentuan General Agreement on Tariff and Trade GATT 1947, yaitu pasal XXII dan XXIII berdasarkan perjanjian General Agreement on Tariff and Trade GATT 1994. Dalam menganalisis ketentuan penyelesaian sengketa pasal XXII dan pasal XXIII General Agreement on Tariff and Trade GATT 1994 yang menunjuk pada ketentuan General Agreement on Tariff and Trade GATT 1947, perlu diperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi akibat ketentuan baru tersebut. Dengan berubahnya status persetujuan GATT 1947, menjadi salah satu intrumen WTO, General Agreement on Tariff and Trade GATT 1947 mengubah istilah yang digunakan dalam General Agreement on Tariff and Trade GATT 1947 yaitu istilah “contracting parties” 51 Arwan Arsyad, Perkembangan GATT, melalui http:arwanarsyad.blogspot.co.id 201105 perkembangan-gatt.html, diakses tanggal 28 Maret 2016 menjadi member, dan sekretaris eksekutif General Agreement on Tariff and Trade GATT dengan direktur jendral WTO. 52

C. Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Kesepakatan WTO