Pengaruh Tekanan Pengepresan Terhadap Makrostruktur Komposit 18.4 18.8 19.6 20 20.4

50 mengatakan fly ash yang cukup halus harus lolos ayakan no.325 45 μm sedangkan dalam percobaan ini POFA diayak menggunakan ayakan dengan ukuran Mesh 0,175 μm. Untuk hasil ukuran butiran POFA pada percobaan ini hasilnya lebih kecil dari 0,175 milimicron karena butiran POFA telah melewati sieve shaker ayakan logam dengan mesh 0,175 μm, jadi hasil dari ukuran butiran POFA yaitu merupakan butiran yang cukup halus.

4.2 Pengaruh Tekanan Pengepresan Terhadap Makrostruktur Komposit

Luar komposit Dalam komposit Gambar 4.3 Tekanan 85 kg Luar komposit Dalam komposit Gambar 4.4 Tekanan 90 kg Luar komposit Dalam komposit Gambar 4.5 Tekanan 95 kg 1 2 3 1 1 2 2 3 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara 51 Luar komposit Dalam komposit Gambar 4.6 Tekanan 100 kg Luar komposit Dalam komposit Gambar 4.7 Tekanan 105 kg Gambar diatas pada bagian luar komposit semua tekanan menunjukkan bahwa pada angka 1titik putih merupakan tepung kanji yang tidak menyatu pada POFA, angka 2 titik hitam merupakan POFA yang tidak mengalami fasa karbonisasi sempurna, sedangkan angka 3 titik abu-abu menunjukkan fasa karbonisasi sempurna. Prinsip karbonisasi yaitu proses pembakaran dikatakan sempurna jika hasil akhir pembakaran berupa abu berwarna keputihan dan seluruh energi di dalam bahan organik dibebaskan ke lingkungan Erikson sinurat,2011. Kemudian pada bagian dalam komposit angka 4, 5, 6, 7 dan 8 menunjukkan adanya pori-pori pada setiap tekanan tetapi pori-pori tersebut semakin tinggi tekanan semakin sedikit pori-pori yang terdapat pada briket. Pori-pori terbanyak yaitu terdapat pada tekanan 85 kg sedangkan pori-pori yang paling sedikit yaitu tekanan 105 kg. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi tekanan pengepresan yang dilakukan semakin rapatnya butiran-butiran POFA. Karena nilai kuat tekan yang semakin meningkat seiring penambahan tekanan pengepresan dalam densitas menandakan 1 1 2 2 3 3 7 8 Universitas Sumatera Utara 52 banyaknya butiran-butiran yang menyatu sehingga komposisi densitas akan semakin rapat Setiowati dan Tirono, 2014.

4.3 Pengaruh Tekanan Pengepresan Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

Komposit 4.3.1 Uji Densitas Densitas merupakan salah satu parameter untuk menentukan kualitas POFA. Hal ini berkaitan dengan pemadatan POFA menjadi komposit dilihat dari bobot dan volume per satuan komposit. Komposit dengan densitas yang tinggi lebih kompak dibanding dengan densitas rendah Sudiro dan Suroto, 2014. Uji densitas dilakukan menggunakan metode archimedes dengan persamaan : Keterangan : ρ = kerapatan gcm 3 m = massa g v = volume silinder cm 3 Data hasil pengujian densitas yang telah selesai dilakukan pengujian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil pengujian densitas No Rasio pengepresan Densitas 1 85 0.852 2 90 0.856 3 95 0.896 4 100 0.937 5 105 0.978 Hasil pengujian densitas pada table 4.5 disajikan dalam bentuk grafik, dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini. Gambar 4.8 Pengaruh Tekanan Pengepresan Terhadap Densitas Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 4.8 menunjukkan pengaruh tekanan pengepresan terhadap densitas densitas yang dihasilkan. Dari gambar terlihat bahwa produk yang dihasilkan terus mengalami peningkatan nilai densitas seiring dengan penambahan tekanan pengepresan pada saat proses pengujian. Perhitungan densitas melibatkan bobot dan volume densitas. Dari hasil uji diperoleh nilai densitas tertinggi yaitu 0,98 gcm 3 pada tekanan pengepresan 105 kg. Sedangkan nilai densitas terendah yaitu 0,82 gcm 3 pada tekanan pengepresan 85 kg. Tujuan pengempaantekanan adalah untuk menaikkan nilai densitas. Dengan adanya tekanan maka densitas akan semakin padat dan jarak pori-pori semakin rapat sehinga menghasilkan densitas yang tinggi. Semakin besar tekanan mengakibatkan partikel terdesak untuk mengisi rongga yang kosong sehingga ruang kosong antar partikel biomasssa semakin kecil purwanto, 2015., Sriharti dan Salim, 2011. Tekanan yang diberikan akan mendistribusikan partikel secara merata, sehingga campuran antara POFA dan perekat akan homogen. Kehomogenan ini akan meningkatkan kualitas ikatan densitas Setiowati dan Tirono, 2014. Dari hasil pengujian densitas dapat ditentukan tipe panel komposit dari penelitian ini. Adapun klasifikasi produk fiberboard panel pada tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Klasifikasi Fiberboard Panel Suchland dan Woodson, 1986 Tipe board Densitas grcm³ Insulation board 0,16 – 0,5 Medium density fiberboard 0,64 – 0,8 Medium density hardboard 0,5 – 0,8 Hardboard 0,5 – 1,450 High density hardboard 0,8 – 1,280 Berdasarkan hasil pengujian, nilai densitas komposit berada pada rentang 0,82 gcm 3 - 0,98 gcm 3 . Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa panel komposit POFA termasuk dalam klasifikasi High density hardboard.

4.3.2 Uji Kuat Tekan dan Kekerasan

Uji kuat tekan dan kekerasan bertujuan untuk mengetahui kekuatan densitas dalam menahan beban dengan tekanan tertentu. Uji tekan dilakukan dengan menggunakan mesin microcomputer screen display hydraulic universal testing Universitas Sumatera Utara 54 machine. Pengujian dilakukan terhadap semua specimen densitas. Ada 25 specimen yang akan di uji kemudian diambil rata-rata pada setiap tekanan pengepresan briket. Sampel uji tekan dan kekerasan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. A B C Gambar 4.9 Sampel Briket Pengujian Tekan Dan Kekerasan Data hasil uji tekan dan uji kekerasan dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini : 1. Rasio pengepresan : 85 kg Gambar 4.10 Hasil Keseluruhan Uji Tekan dan Kekerasan Tekanan 85 kg 12,5 13 13,5 14 14,5 15 15,5 16 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 TE KAN ku at te ka n N c m 2 s sample 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 KEKERASAN k ek er as an K g cm 2 s sample Universitas Sumatera Utara 55 2. Rasio pengepresan : 90 kg Gambar 4.11 Hasil Keseluruhan Uji Tekan dan Kekerasan Tekanan 90 kg 3. Rasio pengepresan : 95 kg Gambar 4.12 Hasil Keseluruhan Uji Tekan dan Kekerasan Tekanan 95 kg 0,75 0,76 0,77 0,78 0,79 0,8 0,81 0,82 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 KEKE RA SAN s sample ke ke ra sa n k g cm 2 15,2 15,4 15,6 15,8 16 16,2 16,4 16,6 S- 1 S-2 S- 3 S- 4 S-5 TEKAN s sample ku at te ka n N c m 2 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 KEKERASAN ke ke ra sa n k g cm 2 s sample 15,5 16 16,5 17 17,5 18 18,5 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 TEKAN ku at te ka n N c m 2 s sample Universitas Sumatera Utara 56 4. Rasio pengepresan : 100 kg Gambar 4.13 Hasil Keseluruhan Uji Tekan dan Kekerasan Tekanan 100 kg 5. Rasio pengepresan : 105 kg Gambar 4.14 Hasil keseluruhan uji tekan dan kekerasan tekanan 105 kg 17,6 17,8 18 18,2 18,4 18,6 18,8 19 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 TEKAN k u a t te k a n N c m 2 s sample 0,87 0,88 0,89 0,9 0,91 0,92 0,93 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 KEKERASAN s sample k ek er as an kg c m 2

18.2 18.4

18.6 18.8

19 19.2

19.4 19.6

19.8 20

20.2 20.4

S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 TEKAN s sample k u at te k an N c m 2 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1 S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 KEKERASAN s sample k ek er as an kg c m 2 Universitas Sumatera Utara 57 Hasil uji pada gambar 4.10, 4.11, 4.12, 4.13 dan 4.14 akan ditampilkan dalam bentuk grafik berdasarkan nilai kuat tekan dan kekerasan rata-rata, dapat dilihat pada gambar 4.15 dan 4.16 di bawah ini. Gambar 4.15 Pengaruh Tekanan Pengepresan Terhadap Kuat Tekan Densitas Gambar 4.15 menunjukkan pengaruh tekanan pengepresan terhadap kuat tekan densitas.yang dihasilkan. Dari gambar terlihat bahwa produk yang dihasilkan terus mengalami peningkatan nilai kuat tekan rata-rata seiring dengan penambahan tekanan pengepresan pada saat proses pengujian. Dari hasil uji diperoleh nilai kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu 19,32 Ncm 2 pada tekanan pengepresan 105 kg dan nilai kuat tekan rata-rata terendah yaitu 14,93 Ncm 2 pada tekanan pengepresan 85 kg. Suhartini dkk 2011 meneliti bahwa peningkatan tekanan pengepresan densitas maka nilai kuat tekan semakin tinggi. Nilai kuat tekan yang semakin meningkat seiring penambahan tekanan pengepresan dalam densitas menandakan banyaknya butiran-butiran yang menyatu sehingga komposisi densitas akan semakin rapat Setiowati dan Tirono, 2014. Kuat tekan yang besar dapat mengantisipasi untuk mencegah kerusakan dalam pengepakan untuk proses transportasi dan penyimpanan Purwanto, 2015. Maka hasil yang diperoleh dari penelitian ini telah sesuai dengan teori dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut. Gambar 4.16 Pengaruh Tekanan Pengepresan Terhadap kekerasan Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.16 menunjukkan pengaruh tekanan pengepresan terhadap kekerasan densitas yang dihasilkan. Dari gambar terlihat bahwa produk yang dihasilkan terus mengalami peningkatan nilai kekerasan rata-rata seiring dengan penambahan tekanan pengepresan pada saat proses pengujian. Gambar 4.16 menunjukkan pola yang sama dengan gambar 4.15. Kekerasan berbanding lurus terhadap kuat tekan. Peningkatan nilai kuat tekan akan meningkatkan nilai kekerasan densitas, begitu juga sebaliknya. Dari hasil uji diperoleh kekerasan rata- rata tertinggi yaitu 0,95 pada tekanan pengepresan 105 kg dan nilai kuat tekan rata-rata terendah yaitu 0,73 pada tekanan pengepresan 85 kg. Kekerasan merupakan sifat mekanik yang menunjukkan ketahanan terhadap deformasi plastis atau permanen. Ikatan yang terjadi antara perekat dan POFA dapat mempengaruhi kekerasan densitas yang terlihat pada hasil pengujian kekerasan. Tujuan pemberian tekanan adalah untuk mendistribusikan partikel secara merata, sehingga campuran antara POFA dan perekat akan homogen. Kehomogenan ini akan meningkatkan kualitas ikatan densitas Setiowati dan Tirono, 2014. Penambahan tekanan mampu memperkuat struktur material pada produk sehingga kemampuannya berdeformasi menjadi semakin terbatas dan nilai kekerasan meningkat.

4.4 Hubungan Bahan Baku POFA Terhadap Bahan Perekat