40 6.
Panaskan tepung tapioka dan air sambil diaduk hingga terbentuk lem kanji.
7. Lem kanji dicampurkan dengan serbuk POFA hingga merata.
8. Bentuk bulatan dari POFA dan tepung kanji dan massanya harus minimal
30 gr sebanyak 16 buah. Bulatan dibentuk dengan menekan-nekan adonan secara merata agar tidak lepas dari bulatan. Setelah bulatan terbentuk,
ditimbang dengan timbangan Digital Pocket Scale200 gr, jika massanya berlebih dikurangi adonannya, jika massanya kurang ditambahkan
adonannya. 9.
Adonan komposit yang telah ditimbang dimasukan kedalam cetakan. 10.
Komposit yang telah berada dalam alat press, kemudian dilakukan penurunan dan penguncian alat press.
11. Melakukan pengepresan komposit dengan cara mendongkrak dengan
tekan 85 kg dan 105 kg. 12.
Kemudian komposit dikeluarkan dari dalam cetakan. 13.
Masukkan komposit ke dalam oven agar dikeringkan. Diatur suhu pengeringan sebesar 150
o
C dan dengan lama waktu pemanasan 1 jam dan 1,5 jam.
Adapun perbedaan briket dalam uji tekan, uji kekerasan, uji densitas dan uji makrostruktur yaitu hanya bertambah variasi tekanan 85 kg, 90 kg, 95 kg, 100
kg, 105 kg. Untuk suhu pemanasan 150 dan lama waktu pemanasan hanya 1,5.
b. Pembuatan briket untuk uji tekan, uji kekerasan, uji densitas dan uji makro
tahapnya hampir sama dengan pembuatan komposit untuk uji ANOVA yang berbeda hanyalah cetakan.
3.4.3 Pengujian FTIR
Dalam pengujian FTIR pada POFA memiliki tahap-tahap sebagai berikut : 1.
Menyiapkan sampel yang akan diuji berupa serbuk POFA serta memastikan sampel dalam keadaan kering.
2. Menimbang 200 mgr KBr.
3. Mengambil ± 1mg sampel POFA dan menghaluskannya bersama KBR
dengan mortar hingga halus.
Universitas Sumatera Utara
41 4.
Membuat pellet dari campuran bahan tersebut menggunakan alat press dan di pre-vakum selama 2-3 menit.
5. Mengepress pellet dengan pompa hidrolik dan mengatur tekanannya menjadi
80 KN selama 5 menit. 6.
Menghentikan proses vakum dan pengepresan lalu mengambil sampel pellet dengan cara mendorongnya dengan pompa hidrolik hingga terdengar bunyi
“klek” yang berarti sampel sudah lepas. 7.
Meletakkan pellet yang sudah jadi pada sampel holder dan menempatkannya pada lintasan sinar alat FTIR.
8. Melakukan pengukuran dengan alat FTIR dan mengamati grafik yang
terbentuk. 9.
Menyimpan data yang dihasilkan dan melakukan pembahasan terhadap puncak-puncak yang terbentuk.
3.4.4 Pengujian Tekan dan Kekerasan
Pengujian tekan dan kekerasan dilakukan untuk mengetahui berapa nilai uji tekan dan kekerasan pada pofa, adapun tahap-tahap dalam pengerjaan uji tekan
dan uji kekerasan yaitu sebagai berikut : 1.
Tahap pertama sampel diletakkan dibawah pemberat alat vickers dengan terlebih dahulu menaikkan pemberat dengan control panel up down.
2. Hidupkan komputer agar data hasilnya dapat terlihat di komputer.
3. Kemudian hidrolik bagian bawah dinaikkan dengan control panel up down.
4. Pada waktu hidrolik naik control minyak hidrolik dibuka dengan durasi lambat
agar mengurangi terjadinya kehausan pada hidrolik dan hidrolik dapat naik dengan sempurna.
5. Setelah itu pada saat hidrolik naik kita lihat hasil dari komposit di komputer
sampai komposit tersebut hancur. 6.
Setelah mendapatkan hasil uji tekan dan kekerasan tutup kembali palp oil hidrolic dan hidrolic diturunkan kembali ke posisi semula ke titik nol dan
sample komposit yang hancur diambil kembali untuk dilakukan uji makro.
Universitas Sumatera Utara
42
3.4.5 Pengujian Densitas