Karakteristik Komposisi Kimia Palm Oil Fly Ash POFA

46 alkena, alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Pada 802,39 menunjukkan vibrasi cincin aromatik serapan lemah, cincin aromatik merupakan Senyawa aromatik sederhana yang didalamnya terdapat benzena dan indola. Selanjutnya pada 1026,13 menunjukkan serapan yang tajam pada rentang asimetris, asimetris sendiri merupakan pengikat atom atau gugus atom yang berbeda. Sedangkan pada 1438,90 dan 2877,79 menunjukkan vibrasi alkana serapan yang lemah, alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal. Jadi hasil dari pengujian FTIR yaitu POFA memiliki kandungan SI-O cukup tinggi, kandungan senyawa ini dibutuhkan dalam campuran alumunium karna dapat menaikkan nilai kekerasan pada alumunium.

4.1.2 Karakteristik Komposisi Kimia Palm Oil Fly Ash POFA

Komposisi kimia dari POFA sebagian besar tersusun dari unsur-unsur Si, Al, Fe, Ca serta Mg, S, Na dan unsur kimia lainnya, Pengujian komposisi dilakukan di laboratorium PPKS Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Adapun hasil pengujian komposisi kimia POFA dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Komposisi senyawa kimia POFA Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji SiO 2 36,73 IK.01.P.08 Gravimetri Al 2 O 3 6,83 Spektrofotometri Fe 2 O 3 0,69 IK.01.P.07 AAS CaO 0,53 IK.01.P.05 AAS MgO 3,11 IK.01.P.05 AAS K 2 O 6,54 IK.01.P.04 AAS SO 3 0,92 Gravimetri Kadar air 7,14 IK.01.P.07 Oven Hasil pengujian dan perbandingan komposisi kimia POFA yang berasal dari PT. Abdi Budi Mulia yang digunakan pada penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu dengan sumber POFA yang berbeda dapat dilihat pada table 4.4 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 4.4 Perbandingan Komposisi Kimia POFA SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 C a O M g O SO 3 K 2 O Referensi 43.60 11.50 4.70 8.40 4.80 2.80 3.50 Awal, 1997 57.70 4.50 3.30 6.50 4.20 0.20 8.20 Jaturapitakul, 2007 57.80 4.60 3.30 6.60 4.20 0.30 8.30 Chindaprasirt, 2007 63.60 1.60 1.40 7.60 3.90 0.20 6.90 Chindaprasirt, 2008 48.99 3.78 4.89 11.69 1.22 - 10.51 Eldagal, 2008 65.30 2.50 1.90 6.40 3.00 0.40 5.70 Tangchirapat, 2009 63.60 1.50 1.50 7.50 3.90 0.20 6.90 Rukzon, 2009 45.17 1.21 0.32 19.77 3.01 5.2 7.35 Kaosol, 2010 79.30 3.15 7.12 2.79 1.21 0.45 3.23 Safiuddin, 2010 67.40 10.01 0.01 1.54 3.02 - - Endriyani, 2012 64.36 4.36 3.41 7.92 4.58 0.04 5.57 Serikat putera riau, 2013 36.73 6.83 0.69 0.53 3.11 0.92 6.54 Hasil pengujian 2016 Menurut ASTM C.618 ASTM, 1995:304 abu terbang fly-ash didefinisikan sebagai butiran halus residu pembakaran batubara atau bubuk batubara. Abu terbang atau fly ash dapat dibedakan menjadi 3 jenis ACI Manual of Concrete Practice 1993 parts 1 226.3R-3, yaitu : 1. Kelas C Fly ash yang mengandung CaO lebih dari 10 yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara batu bara muda. senyawa lain yang terkandung didalamnya : SiO2 30-50, Al2O3 17-20, Fe2O3, MgO, Na2O dan sedikit K2O. mempunyai specific gravity 2,31-2,86. Mempunyai sifat pozzolan, tetapi juga langsung bereaksi dengan air untuk membentuk CSH CaO.SiO2.2H2O. kalsium Hidroksida dan Ettringite yang mengeras seperti semen. 2. Kelas F Fly ash yang mengandung CaO kurang dari 10 yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau bitumen batu bara. senyawa lain yang terkandung didalamnya : SiO2 3050, Al2O3 45-60, MgO, K2O dan sedikit Na2O. mempunyai specific gravity 2,15-2,45. bersifat seperti pozzolan, tidak bisa mengendap karena kandungan CaO yang kecil. Universitas Sumatera Utara 48 3. Kelas N Pozzolan alam atau hasil pembakaran yang dapat digolongkan antara lain tanah diatomic, opaline chertz dan shales, tuff dan abu vulkanik yang mana biasa diproses melalui pembakaran atau tidak melalui peoses pembakaran. selain itu, juga mempunyai sifat pozzolan yang baik. Senyawa kimia SiO 2 Silikon dioksida dikenal sebagai silika yang dikenal dengan kekerasannya dan silika ini paling sering ditemukan di alam sebagai pasir atau kuarsa serta didinding sel atom. Kemudian senyawa kimia Al 2 O 3 Alumunium dioksida ialah sebuah senyawa kimia dari alumunium dan oksigen, Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium terhadap perkaratan dengan udara dan Al 2 O 3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya. Sedangkan Fe 2 O 3 Senyawa dalam bentuk ini terbentuk secara alamiah sebagai mineral bijih besi yang ditambang sebagai bijih besi utama. Senyawa ini bersifat antiferromagnetic di bawah suhu ~260 K suhu transisi Morin, dan ferromagnetik lemah antara 260 K dan 950 K suhu Neel. Oksida mudah disiapkan menggunakan dekomposisi termal dan pengendapan dalam suatu cairan. Sifat magnetiknya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tekanan, ukuran partikel, dan intensitas medan magnet zahrina,2012. Senyawa kimia SO 3 Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak sebagai padatan dengan asap di udara membentuk kabut asam sulfat. Kemudian senyawa kimia C a O kalsium oksida merupakan kristal basah yang mengandung kalsium yang meliputi karbonat, oksida, hidroksida kalsium, silikon, magnesium, alumunium dan besi yang mendominasi seperti batu gamping. Senyawa kimia M g O Magnesium oksida merupakan kandungan yang membantu pencegahan perkembangan defisiensi magnesium dan untuk mencegah kehilangan magnesium yang berlebihan. Magnesium sendiri merupakan logam alkali yang banyak digunakan dalam pengaloian logam, sifat utama magnesium yaitu kuat, ringan dan menghasilkan cahaya putih yang terang apabila dibakar dalam udara. Dan yang Universitas Sumatera Utara 49 terakhir yaitu senyawa kimia k 2 O Kalium oksida yang merupakan unsur hara makrozahrina,2012. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kandungan SiO 2 Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3 dari POFA penelitian ini kurang dari 50 tetapi melihat dari kandungan SiO 2 yaitu 30-50 kemudian memiliki sifat pozzolan yang juga langsung bereaksi dengan air untuk membentuk CSH CaO.SiO2.2H2O, kalsium Hidroksida, ettringite yang mengeras seperti semen dan juga POFA dapat mengendap. Menurut ASTM C618 ASTM,2004, hal ini berarti bahwa POFA pada penelitian ini termasuk ke dalam bahan pozzolan tipe C.

4.1.3 Ukuran Butiran Palm Oil Fly Ash POFA