69 bahwa puskesmas membagikan bubuk abate secara gratis kepada warga serta
petunjuk penggunaannya.
4.2.1. Kriteria Informan
Agar informan mampu menjelaskan tentang masalah pokok tersebut di atas secara mendalam, maka untuk itu penulis memberi syarat sebagai berikut:
1. Warga yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir
Medan. 2.
Pernah menderita DBD. Berdasarkan kriteria diatas dianggap bahwa informan mempunyai
pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
4.2.1.1 Hasil Wawancara
Berikut ini diuraikan hasil wawancara penulis dengan informan. Pertanyaan yang diajukan terdiri dari 16 pertanyaan yang terbagi atas 3 bagian, yaitu:
1. Pengembangan Kesehatan Masyarakat, yang berisikan 7 pertanyaan dari 3
indikator pengembangan kesehatan masyarakat. 2.
Pembinaan Peran Serta Masyarakat Untuk Hidup Sehat, yang berisikan 6 pertanyaan dari 3 indikator pembinaan peran serta masyarakat untuk hidup sehat.
3. Pelayanan Kesehatan Secara Menyeluruh Kepada Masyarakat, yang berisikan 3
pertanyaan dari 3 indikator pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
70
1. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Dalam penelitian ini penulis mengajukan pertanyaan informan: Apakah BapakIbu pernah mendapat penyuluhan tentang DBD dari pihak puskesmas sebelum
terkena DBD? Adapun jawaban dari informan yaitu: Menurut Aidil dan Asbiah Lubis bahwa puskesmas pernah melaksanakan penyuluhan DBD, sedangkan menurut
Tania Septari, Ikhsan, Putri Ayu Lestari, dan M. Pane bahwa puskesmas tidak pernah melaksanakan penyuluhan DBD.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan kepada informan: Sepengetahuan BapakIbu apakah puskesmas melaksanakan penyuluhan di kelurahan? Jawaban dari
informan seluruhnya sama yaitu: bahwa puskesmas pernah melaksanakan penyuluhan Demam Berdarah Dengue DBD kepada warga di kelurahan.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Apakah BapakIbu pernah mendapat penyuluhan tentang kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dari
pihak puskesmas? Jawaban dari informan yaitu: Menurut Aidil, Tania Septari, Asbiah Lubis, dan M. Pane bahwa puskesmas pernah melaksanakan penyuluhan
Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN sewaktu mengadakan penyuluhan di kelurahan dan pada saat pihak puskesmas penyuluhan turun lapangan ke rumah-
rumah warga. Sedangkan menurut Ikhsan dan Putri Ayu Lestari bahwa puskesmas tidak pernah melakukan penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Apakah BapakIbu mengetahui tentang kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN? Jawaban dari informan
yaitu: Menurut Aidil, Tania Septari, Ikhsan, dan Asbiah Lubis mengetahui bahwa kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN merupakan kegiatan 3M, Menguras,
Universitas Sumatera Utara
71 Menutup, Mengubur benda-benda yang diperkirakan sarang nyamuk Aedes Agypti
sebagai penyebar virus Demam Berdarah Dengue DBD. Sedangkan menurut Putri Ayu Lestari dan M. Pane bahwa mereka tidak mengetahui tentang kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN. Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Menurut BapakIbu pihak mana
saja yang membantu puskesmas dalam sosialisasi pencegahan dan penanggulangan terhadap Demam Berdarah Dengue DBD? Jawaban dari informan yaitu: Menurut
Aidil, Tania Septari, Ikhsan, Asbiah Lubis, dan M. Pane sama bahwa puskesmas dibantu pihak dari kecamatan, kelurahan, dan terutama kepala lingkungan. Hal ini
terbukti dari kegiatan fogging terdapat kepala lingkungan dan pegawai kelurahan serta pelaporan yang dilaksanakan pihak kelurahan atau kepala lingkungan.
Sedangkan menurut Putri Ayu Lestri bahwa ia kurang mengetahui pihak mana saja yang membantu puskesmas dalam sosialisasi pencegahan dan penanggulangan
terhadap DBD. Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Menurut BapakIbu apa yang
menjadi penyebab merajalelanya Demam Berdarah Dengue DBD saat ini? Jawaban dari seluruh informan sama bahwa penyebab Demam Berdarah Dengue DBD
karena kurang kesadaran akan kebersihan lingkungan, lalai melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dan perubahan cuaca yang tidak menentu.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Menurut BapakIbu bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan? Jawaban dari semua informan sama bahwa
caranya dengan melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN atau
Universitas Sumatera Utara
72 lebih dikenal dengan 3M pada lingkungan dalam rumah dan pekarangan serta
bergotong royong membersihkan selokanparit.
2. Pembinaan Peran Serta Masyarakat Untuk Hidup Sehat
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Menurut BapakIbu kegiatan apa saja yang seharusnya dilaksanakan puskesmas bersama-sama dengan masyarakat
untuk penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD? Adapun jawaban dari seluruh informan sama bahwa kegiatan yang seharusnya dilaksanakan puskesmas
bersama-sama dengan masyarakat adalah gotong royong dan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN karena nyamuk Aedes Agypti hanya hidup di tempat yang
bersih. Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Menurut BapakIbu apakah
rmasyarakat ikut serta dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan selokanparit yang airnya tidakkurang mengalir? Adapun jawaban dari informan
yaitu: Menurut Aidil, Tania Septari, Ikhsan, Asbiah Lubis, dan M. Pane sama bahwa masyarakat ikut serta dalam kegiatan gotong royong. Kegiatan ini dilaksanakan
pada hari Minggu dan diberitahukan kepada warga pada hari Jumat dan Sabtu. Sedangkan menurut Putri Ayu Lestari bahwa masyarakat di lingkungannya tidak ikut
serta dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan selokanparit, karena masyarakat di lingkungannya kurang perduli akan ajakan kepala lingkungan untuk
bergotong royong dan cenderung masyarakat di lingkungannya cuek dan mengurus urusannya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
73 Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Apakah kegiatan gotong royong
rutin dilaksanakan oleh masyarakat di lingkungan ini? Adapun jawaban informan yaitu: Menurut Aidil, Tania Septari, dan M. Pane bahwa kegiatan gotong royong
dilingkungannya dilaksanakan sebulan sekali. Sedangkan menurut Ikhsan, Asbiah Lubis, dan Putri Ayu Lestari bahwa kegiatan gotong royong di lingkungannya jarang
atau tidak rutin dilaksanakan oleh masyarakat. Gotong royong di lingkungannya hanya dilaksanakan 3 tiga bulan sekali.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Apakah masyarakat ikut serta dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN? Adapun jawaban informan
sama bahwa masyarakat ikut serta dalam kegiatan PSN karena warga itu sendiri yang menjadi pelaku utama hidup untuk sehat serta menjaga kebersihan lingkungan
tempat tinggalnya. Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Bagaimana respon masyarakat
terhadap kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN? Adapun jawaban informan sama bahwa warga menyambut positif dan melaksanakan kegiatan PSN di
lingkungan tempat tinggalnya. Namun, ada juga warga yang kurang perduli akan hal itu, menunggu ada yang menderita DBD baru melaksanakannya.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Menurut BapakIbu bagaimana tingkat kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan? Adapun jawaban
informan yaitu: Menurut Aidil, Tania Septari, Asbiah Lubis, Putri Ayu Lestari, dan M. Pane bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih
sangat kurang. Sedangkan menurut Ikhsan bahwa tingkat kesadaran masyarakat
tinggi terhadap kebersihan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
74
3. Pelayanan Kesehatan Secara Menyeluruh Kepada Masyarakat
Pertanyaan selanjutnya yang penulis ajukan: Menurut BapakIbu tindakan atau langkah pertama yang dilakukan puskesmas bila ada warga yang diduga
menderita DBD? Adapun jawaban seluruh informan sama yaitu: bahwa tindakan atau langkah pertama yang dilakukan puskesmas bila ada warga yang diduga
menderita DBD adalah tenaga medis dari puskesmas mendatangi penderita DBD ke rumahnya, memeriksanya, lalu dibawa ke puskesmasdokter terdekat, bila positif
terserang DBD maka akan dikirim ke rumah sakit untuk dirawat. Selanjutnya rumah yang terkena DBD akan di fogging oleh puskesmas dan kepala lingkungan.
Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan: Sepengetahuan BapakIbu apakah puskesmas melaksanakan fogging di daerah ini? Jawaban dari seluruh
informan sama bahwa puskesmas melaksanakan fogging di daerah ini dan lingkungan sekitarnya 1 satu kali kepada warga yang tidak terkena DBD, tetapi
jika ada warga yang terkena atau meninggal karena DBD maka akan di fogging sebanyak 2 dua kali.
Penulis mengajukan pertanyaan yang terakhir: Apakah puskesmas membagikan bubuk Abate kepada warga? Adapun jawaban dari informan yaitu:
Menurut Tania Septari, Asbiah Lubis, dan M. Pane bahwa puskesmas membagikan bubuk Abate secara gratis sekaligus menjelaskan cara penggunaannya. Sedangkan
menurut Aidil, Ikhsan, dan Putri Ayu Lestari bahwa mereka merasa tidak pernah mendapat bubuk Abate dari puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
75
BAB V ANALISA DATA
Setelah terkumpulnya data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
analisa data. Pada tahap ini sasaran utama adalah untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha apa saja yang dilakukan Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan
dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan.
5.1 Pengembangan Kesehatan Masyarakat