Teknik Analisa Data Gambaran Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan Visi dan Misi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan Mekanisme Pelaksanaan Pencegahan Terjangkitnya DBD

48

2.5 Teknik Analisa Data

Berdasarkan data kualitatif ini maka metode penganalisaannya adalah analisa deskriptif, interpretasi penelitian atas hasil wawancara. Yaitu data yang telah dikumpulkan diklarifikasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti. Kemudian penarikan kesimpulan yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang dihadapi. Universitas Sumatera Utara 49 BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan

Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan didirikan pada tahun 1990 oleh Walikota KDH TK II Medan, atas Program Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan. Puskesmas ini dibangun karena semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kecamatan Sidorejo Hilir, sehingga dirasakan perlu dibangun sebuah puskesmas.

3.2 Visi dan Misi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan

Visi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan yaitu: “Medan Sehat Sejahtera 2011”. Misi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan yaitu: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata serta terjangkau. 4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungan. Universitas Sumatera Utara 50 3.3 Gambaran Fisik Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan 3.3.1 Wilayah Kerja Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan hanya melayani kelurahan Sidorejo Hilir saja.

3.3.2 Program Kerja

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk tujuan pokok pembangunan kesehatan maka Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan melaksanakan berbagai upaya kesehatan dengan meningkatkan fungsi puskesmas melalui program pokok puskesmas. Ada 7 tujuh program kerja Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan yaitu: 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Ibu dan Anak KIA dan Keluarga Berencana KB 3. Kesehatan Lingkungan 4. Peningkatan Gizi 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan 7. Pencatatan dan Pelaporan

3.3.3 Fasilitas Fisik

Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan dalam menjalankan kegiatannya didukung oleh fasilitas fisik puskesmas yang meliputi: Universitas Sumatera Utara 51 3.4 Fasilitas gedung puskesmas permanen 3.5 Fasilitas alat-alat 3.6 Fasilitas administrasi 3.7 Fasilitas immunisasi

3.3.3.1 Fasilitas gedung

Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan ini merupakan satu gedung permanen yang terdiri dari: 1. Ruang periksa pasienkamar dokter : 1 buah 2. Ruang Poliklinik gigi dan mulut : 1 buah 3. Ruang obat dan apotik : 1 buah 4. Ruang KIA, gizi, dan KB : 1 buah 5. Ruang suntik : 1 buah 6. Ruang kartu : 1 buah 7. Tata usaha : 1 buah 8. ToiletWC : 1 buah

3.3.3.2 Fasilitas Alat-Alat

Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan yaitu: - Alat-alat pemeriksaan pasien - Alat-alat suntik dan alat-alat P3K - Timbangan bayi dan dewasa Universitas Sumatera Utara 52 - Lemari pendingin tempat penyimpanan bahan-bahan immunisasi - Alat-alat laboratorium

3.3.3.3 Fasilitas Administrasi

Adapun fasilitas administrasi yang dimiliki oleh Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan yaitu: - Kartu berobat - Buku catatan - Lemarirak kartu - Meja dan kursi - Mesin tik - Stempel - Arsip

3.3.3.4 Fasilitas Immunisasi

Adapun fasilitas immunisasi yang dimiliki oleh Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan yaitu: - Lemari pendingin - Alat-alat immunisasi - Vaksin seperti: BCG, DPT, Polio, Campak, DT, Tetanus Toxoid, Hepatitis B. Universitas Sumatera Utara 53

3.3.4 Fasilitas Kesehatan

Untuk menunjang kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan didirikan sarana-sarana kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel: Tabel 1. Keadaan Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan 2011 No. Sarana Kesehatan Jumlah 1 Puskesmas Pembantu 1 2 RS. Bersalin 2 3 Praktek Dokter Umum 7 4 Praktek Dokter Gigi 2 5 Praktek Dokter Spesialis 1 6 Apotik 3 Jumlah 16

3.4 Struktur Organisasi, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

3.4.1 Struktur Organisasi

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan digerakkan oleh orang-orangtenaga pelayanan dengan bidangsub bidang tertentu. Kesemua bidang merupakan satu kesatuan pelayanan pembangunan kesehatan, yang bergerak menurut pembagian kerja yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara 54 Antara bidangsub bidang yang satu dengan yang lainnya dapat dijelaskan dari Struktur Organisasi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan, yang dikepalai oleh seorang dokter. Segala kegiatan dipertanggungjawabkan kepada Dokter sebagai Kepala Puskesmas. Adapun struktur organisasi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan terdiri dari 3 unsur yaitu: 1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas 2. Unsur pembantu puskesmas : Unsur Tata Usaha 3. Unsur Pelaksana : Unit terdiri dari tenaga jabatan fungsional 3.4.2 Jumlah Pegawai Adapun jumlah pegawai di Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan sebanyak 12 orang, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 2. Nama, Pendidikan dan Jabatan Pegawai di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan No. Nama Jabatan Golongan 1 Dr. Fredes Siahaan Ka. Pustu IVC 2 Drg. Chairumahnum Dokter Gigi IVB 3 Ernimi. M Bidan IIID 4 Tialam Gurning Perawat IIID 5 Rolimah Hasibuan Bidan IIID 6 Rabiah Analis IIID Universitas Sumatera Utara 55 7 Esra Ria Silalahi Akademi Bidan IIID 8 Juliana Sitepu Akademi Bidan IIIC 9 Drg. Nurhafizah Nst Dokter Gigi IIIB 10 Tirsem Perawat Gigi IIIB 11 Mudianti .M. Saragih Perawat IIIA 12 Maisarah Asisten Apoteker IIA Sumber: Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan 2011 3.4.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan adalah unsur pelaksana Dinas Kesehatan Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala puskesmas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan. Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan kerumahtanggaan dalam bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas maka Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan mempunyai fungsi: 1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Universitas Sumatera Utara 56

3.5 Mekanisme Pelaksanaan Pencegahan Terjangkitnya DBD

Pencegahan penyakit DBD dikenal dengan istilah pemberantasan sarang nyamuk PSN yang dapat dilakukan dengan beberapa tehnik, yaitu kimia, biologi, dan fisika. Adapun masing-masing uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Pemberantasan secara Kimiawi Pengendalian DBD secara kimia, dapat ditempuh dengan 2 dua teknik berikut, yaitu: a. Pengasapan fogging, yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengendalikan DBD dengan menggunakan senyawa kimia malathion dan fenthion, yang berguna untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu. b. Pemberantasan larva nyamuk dengan zat kimia. Namun, mengingat tempat perkembangbiakan larva vektor DBD banyak terdapat pada penampungan air yang airnya digunakan bagi kebutuhan sehari-hari terutama untuk minum dan masak, maka larvisida kimia pemberantas larva yang digunakan harus mempunyai harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:  Efektif pada dosis rendah  Tidak bersifat racun bagi manusiamamalia  Tidak menyebabkan perubahan rasa, warna dan bau pada air yang diperlakukan  Efektivitasnya lama. Universitas Sumatera Utara 57 2. Pemberantasan secara Hayati Pengendalian larva Aedes Agypti secara hayati tidak sepopuler cara kimiawi oleh karena penurunan padat populasi yang diakibatkannya terjadi perlahan-lahan tidak sedrastis bila menggunakan larvisida kimiawi. Organisme yang digunakan dalam pengendalian secara hayati umumnya bersifat predator, parasitik atau patogenik dan umumnya ditemukan pada habitat yang sama dengan larva yang menjadi mangsanya. Beberapa agen hayati adalah ikan cupang dan larva ikan nila yang mangsanya adalah larva nyamuk. Ada juga beberapa agen hayati berikut yang belum begitu dikenal oleh umum namun telah diuji coba di laboratorium dan lapangan pada skala kecil efektivitasnya untuk memberantas larva nyamuk Aedes Agypti. 3. Pemberantasan secara Fisika Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor DBD. Cara pemberantasannya adalah dengan melakukan kegiatan 3M, yaitu Menguras dan menaburkan bubuk abate, Menutup tempat penampungan air,dan Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air. Mekanisme Pelayanan Penanggulangan DBD Tindakan yang harus dilakukan bila ada penderita DBD: 1. Pertolongan pertama yang penting memberi minum sebanyak mungkin. 2. Kompres dengan air es. Universitas Sumatera Utara 58 3. Beri obat turun panas. 4. Selanjutnya penderita segera dibawa ke dokterpuskesmas yang terdekat untuk diperiksa. Bila diduga terserang demam berdarah akan dikirim ke rumah sakit untuk dirawat. 5. Lapor segera ke Puskesmas setempat dengan membawa surat ke rumah sakit. 6. Selanjutnya akan dilakukan tindakan penanggulangan di daerah rumah penderita dan sekitarnya, tanpa dipungut bayaran. Jadi sementara ini fogging dan penyuluhan dilakukan kalau memang ada indikasi kejadian luar biasa demam berdarah, atau jelas-jelas di situ ada kasusnya. Pemberantasan Sarang Nyamuk dapat dilakukan dengan cara 3M sebagai berikut: 1. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi. 2. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur. 3. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur. 4. Lipatlah pakaiankain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap. 5. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali. Universitas Sumatera Utara 59 BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang telah diperoleh dari lapangan. Data primer ini diperoleh melalui wawancara dilakukan terhadap 2 orang key informan dan 6 orang informan. Jadi seluruh respoden dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. 4.1 Deskripsi Data Hasil Wawancara 4.1.1 Kriteria Key Informan