23. Cakupan Kumulatif KB a.
Buruk 50 b.
Baik 50 21
68 23,6
76,4
Jumlah 89
100
24. Cakupan Immunisasi a.
Buruk 50 b.
Baik 50 7
82 7,9
92,1
Jumlah 89
100
25. Program Tambahan a.
Buruk tidak ada dilaksanakan b.
Baik ada dilaksanakan 89
100
Jumlah 89
100
26. Cakupan dana sehat a.
Buruk 50 b.
Baik 50 89
100
Jumlah 89
100
Berdasarkan distribusi kategori kualitas pelayanan posyandu didapatkan bahwa sebagian besar posyandu berada dalam kategori buruk yaitu 55 posyandu
61,8. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21. Distribusi Posyandu berdasarkan Kategori Kualitas Pelayanan Posyandu
No Kategori Kualitas Pelayanan Posyandu
f
1. 2.
3. Buruk
Sedang Baik
55 30
4 61,8
33,7 4,5
Jumlah 89
100
4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat
Menggambarkan hubungan variabel pembinaan posyandu meliputi rapat koordinasi berkala pokja posyandu, kunjungan bimbingan, menghadiri rapat dan
pemberian penghargaan dengan kualitas pelayanan posyandu digunakan uji statistik korelasi pearson. Korelasi bivariat bertujuan untuk menseleksi variabel yang akan
Universitas Sumatera Utara
menjadi kandidat model regresi linier ganda. Berdasarkan hasil uji statistik korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:
1. Pada kriteria rapat koordinasi berkala pokja posyandu
ρ=0,000, kunjungan bimbingan ρ=0,001, menghadiri rapat ρ=0,045 dan pemberian penghargaan
ρ=0,000 menunjukkan hubungan secara signifikan dengan kualitas pelayanan posyandu karena nilai masing-
masing ρ 0,25. 2.
Hasil uji statistik dari korelasi Pearson Product Moment dapat dilihat kekuatan dari dua variabel, sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Hubungan variabel rapat koordinasi berkala pokja posyandu dengan kualitas
pelayanan posyandu menunjukkan hubungan yang kuat r=0,616 dan berpola positif, artinya semakin tinggi rapat koordinasi berkala posyandu
maka akan terjadi peningkatan kualitas pelayanan posyandu. b.
Hubungan variabel kunjungan bimbingan dengan kualitas pelayanan posyandu menunjukkan hubungan yang kuat r=0,343 dan berpola positif,
artinya semakin tinggi kunjungan bimbingan responden maka akan terjadi peningkatan kualitas pelayanan posyandu.
c. Hubungan variabel menghadiri rapat dengan kualitas pelayanan posyandu
menunjukkan hubungan yang kuat r=0,213 dan berpola positif, artinya semakin tinggi menghadiri rapat posyandu maka akan terjadi peningkatan
kualitas pelayanan posyandu. d.
Hubungan variabel pemberian penghargaan dengan kualitas pelayanan posyandu menunjukkan hubungan yang kuat r=0,809 dan berpola positif,
artinya semakin tinggi pemberian penghargaan posyandu maka akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
peningkatan kualitas pelayanan posyandu. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No
Variabel Correlation
Coefficient r Sig
ρ
1. Rapat koordinasi berkala pokja posyandu
0,616 0,000
2. Kunjungan bimbingan
0,343 0,001
3. Menghadiri rapat
0,213 0,045
4. Pemberian Penghargaan
0,809 0,000
4.4.
Hasil Uji Statistik Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel rapat koordinasi berkala pokja posyandu, kunjungan bimbingan, menghadiri rapat dan
pemberian penghargaan dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ-value 0,25.
Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05 menunjukkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel rapat koordinasi berkala pokja
posyandu ρ=0,026, kunjungan bimbingan ρ=0,009 dan pemberian penghargaan
ρ= 0,000 terhadap kualitas pelayanan posyandu karena nilai ρ0,05. 2.
Va riabel menghadiri rapat ρ=0,724 tidak memiliki pengaruh yang bermakna
terhadap kualitas pelayanan posyandu karena nilai ρ0,05. 3.
Nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,713 artinya rapat koordinasi berkala pokja posyandu, kunjungan bimbingan dan pemberian penghargaan
memberikan pengaruh sebesar 71,3 terhadap kualitas pelayanan posyandu,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan sisanya 28,7 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung F=52,276
dan ρ=0,000 0,25.
4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y = -0,057 konstanta + 0,166 X
1
+ 0,162 X
2
+ 0,711 X
3
Keterangan: Y =
variabel kualitas pelayanan posyandu X
1
= variabel rapat koordinasi berkala pokja posyandu
X
2
= variabel kunjungan bimbingan X
3
= variabel pemberian penghargaan
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dideskripsikan bahwa : 1.
Apabila dinaikkan satu poin rapat koordinasi berkala pokja posyandu, maka kualitas pelayanan posyandu akan naik sebesar 0,166 kali.
2. Apabila dinaikkan satu poin kunjungan bimbingan, maka kualitas pelayanan
posyandu akan naik sebesar 0,162 kali. 3.
Apabila dinaikkan satu poin pemberian penghargaan, maka kualitas pelayanan posyandu akan naik sebesar 0,711 kali. Hasil analisis regresi tersebut sesuai
dengan Tabel 4.23 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.23. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No.
Variabel Taraf
Signifikan B
R R
Square ρ
Value
1. Konstanta -0,057
0,845 0,713
0,000 2.
Rapat koordinasi berkala pokja posyandu
0,026 0,166
3. Kunjungan bimbingan 0,009
0,162 4. Menghadiri rapat
0,724 -0,023
5. Pemberian Penghargaan 0,000
0,711 4.5.
Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pelayanan posyandu dikarenakan oleh berbagai alasan yaitu tidak
ada uraian yang tertulis tentang tugas-tugas apa saja yang harus dilaksanakan oleh petugas poyandu sehingga dapat melaksanakan tugas berdasarkan rutinitas.
Kurangnya kunjungan yang dilakukan Kepala Desa menjadi kendala sehingga fungsi pembinaan menjadi lemah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak kader posyandu
yang telah dibentuk tidak ikut dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang salah satu tugas kader mengajak ibu-ibu yang mempunyai balita datang ke posyandu. Sebagian
besar responden menyatakan pencatatan pelaporan jarang mereka lakukan tetapi dilakukan oleh bidan desa, walaupun ada rapat koordinasi berkala hal utama yang
dibahas bukan tentang evaluasi program tetapi membahas tentang pertanggungjawaban keuangan.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Hasil Observasi