Tujuan Posyandu Kegiatan Posyandu

memelihara anak secara baik, yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya Depdagri RI, 2001. Setiap desakelurahan hendaknya dikembangkan wadah posyandu, idealnya satu posyandu dapat melayani sekitar 80-100 balita 120 KK atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat seperti: keadaan geografis, jarak antara kelompok rumah, jumlah kepala keluarga dalam satu kelompok, jadi jumlah posyandu di setiap desakelurahan tidak sama. Bentuk susunan organisasi unit pengelola posyandu di desa ditetapkan melalui kesepakatan dari para anggota pengelola posyandu. Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pada setiap kepengurusan, disepakati dalam unitkelompok pengelola posyandu bersama masyarakat setempat, namun pada hakekatnya susunan kepengurusan itu sifatnya fleksibel tergantung kondisi setempat. Dalam tatanan kehidupan masyarakat di desa, unit pengelola posyandu mempunyai kewajiban melaporkan keberadaannya kepada kepala desalurah. Oleh karena itu, kepala desalurah berkewajiban membina keberadaan unit pengelola posyandu, karena kegiatan posyandu pada dasarnya adalah untuk kepentingan pemajuan perkembangan kualitas sumber daya masyarakat SDM dini di daerahnya Depdagri, 2001.

2.1.2. Tujuan Posyandu

Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan umum Menunjang percepatan penurunan AKI dan AKB di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2. Tujuan Khusus a. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan posyandu, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB Depkes RI, 2006.

2.1.3. Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu harus dilaksanakan pada tingkat lokal dengan mengikuti arahan dari atas dan sesuai dengan keinginan institusi-institusi pada tingkat administrasi yang lebih tinggi. Khususnya Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga PKK secara langsung terlibat dalam posyandu. LKMD dipimpin oleh kepala desa, sebagai mitra pemerintah dalam pengembangan masyarakat desa, bertanggung jawab untuk mengorganisasikan program. Di sisi lain, PKK sebagai organisasi semi-formal yang bertujuan mengaktifkan peran perempuan dalam proses pembangunan, harus menjamin partisipasi perempuan secara sukarela sebagai kader kesehatan sekaligus sebagai penerima pelayanan Sciortino, 1999. LKMD bertanggung jawab untuk mengarahkan program-program kesehatan masyarakat, dan dalam pelaksanaannya, program ini dipercayakan kepada anggota PKK. Mereka ini oleh kepala desa dalam kapasitasnya sebagai ketua LKMD, dipilih untuk menjadi kader-kader kesehatan Sciortino, 1999. Universitas Sumatera Utara Dalam posyandu, para pemimpin PKK dusun bertindak sebagai relawan atau kader. Mereka terlibat di dalamnya seperti pengelola, pendidik, pelaksana dan administrator. Sebagai pengelola mereka harus mengorganisir pertemuan bulanan dan memastikan bahwa para ibu akan hadir ketika staf puskesmas datang Sciortino, 1999. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tenaga puskesmas merupakan perpanjangan tangan kader dalam bidang medis, dengan melaksanakan untuk mereka tugas-tugas yang memerlukan pengetahuan medis spesifik yang tidak dimiliki oleh kader. Secara formal, staf puskesmas dianggap hanyalah pembantu, sedangkan tanggung jawab atas pelaksanaan posyandu tetap dipegang oleh kader Sciortino, 1999. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih di bidang kesehatan, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan tim pembina Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa PKMD tingkat kecamatan Syafrudin, dkk, 2009. Menurut Efendy 1998, kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama: bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, serta pasangan usia subur PUS. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh Universitas Sumatera Utara masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri, dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RTRK atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat. Syafrudin, dkk, 2009. Penyelenggara posyandu dilakukan dengan “Sistem Lima Meja”. Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan di Posyandu meliputi antara lain : 1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita, melalui: a. Penimbangan bulanan bayi dan anak balita. b. Perbaikan gizi. c. Pencegahan terhadap penyakit terutama imunisasi dasar. d. Pengobatan penyakit, khususnya penanggulangan diare. e. Penyuluhan kelompok dan perorangan kepada ibu atau pengasuh bayianak balita. 2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan PUS: a. Perbaikan gizi terutama anemia gizi. b. Pencegahan terhadap penyakit termasuk imunisasi TT. c. Pengobatan Penyakit . d. Pelayanan kontrasepsi terutama pil KB. e. Penyuluhan kelompok dan perorangan Nasution, 1997. Universitas Sumatera Utara

2.2. Pemerintahan Desa