BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif
masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif
ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat badannya
setiap bulan Depkes RI, 2006.
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desakelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak KIA,
Keluarga Berencana KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan
tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru Depkes RI,
2006. Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan,
karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986 jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu,
pada Tahun 2005 meningkat menjadi 238.699 posyandu Depkes RI, 2006, dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu Depkes RI, 2009. Ditinjau dari aspek
1
Universitas Sumatera Utara
kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai Depkes RI, 2006.
Menurut Depkes RI 2001 meningkatkan kualitas pelayanan posyandu merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu
meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuanpengetahuan dan keterampilan
teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah,
menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat,
termasuk unsur Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan
revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang Assauri,
2003. Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi pelayanan
posyandu yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB, pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare dan gizi serta adanya
penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Pakpak Bharat pada Tahun 2009 mempunyai 8 buah puskesmas, sebanyak 89 posyandu terdiri dari 64 buah 71,91 posyandu pratama dan 25 buah
28,09 posyandu madya, posyandu purnama dan mandiri belum ada Dinkes Pakpak Bharat, 20010.
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Jumlah minimal kader untuk setiap
posyandu sebanyak 5 orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem layanan 5 meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu: 1
Pendaftaran; 2 Penimbangan; 3 Pencatatanpengisian Kartu Menuju Sehat KMS; 4 Penyuluhan; dan 5 Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya Depkes RI,
2006. Partisipasi masyarakat Pakpak Bharat dalam kegiatan posyandu masih rendah,
dapat dilihat dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 di mana dari 5.016 balita yang ada sedangkan balita yang datang ke posyandu untuk
melakukan penimbangan hanya berjumlah 2.436 48,56, sedangkan target pencapaian diharapkan sebesar 90. Kunjungan ibu hamil yang datang ke posyandu
untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan adalah sekitar 50,34, sementara pencapaian target yang diharapkan adalah sebesar 95 Dinkes Pakpak Bharat,
2009. Peningkatan kualitas pelayanan posyandu dapat dilakukan dari berbagai aspek
pelayanan seperti peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan kegiatan pelaksanaan posyandu. Pelayanan posyandu yang berkualitas harus
diikuti oleh tugas dan fungsi institusi pembina posyandu secara keseluruhan yaitu
Universitas Sumatera Utara
kelangsungan posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat, khususnya dari kelompok paling rentan ibu dan anak. Meskipun posyandu merupakan
unit pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat yang berada di desakelurahan, namun karena peran posyandu sangat menentukan terhadap gambaran kondisi ibu
dan anak secara nasional, maka disetiap daerah perlu dilakukan pemantauan kegiatan melalui Revitalisasi Posyandu. Frekuensi dan jenis kegiatan Revitalisasi Posyandu
yang dipantau ditetapkan atas kebutuhan masing-masing daerah. Pada tingkat operasional desakelurahan, kecamatan, pemantauan dilakukan secara bulanan,
dengan melaksanakan kunjungan lapangan atau dengan mempelajari laporan yang disampaikan oleh posyandu di wilayah kerjanya Depkes RI, 2001.
Pembinaan posyandu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain: 1 Rapat koordinasi berkala pokja posyandu, yang bertujuan untuk membahas
kemajuan dan kendala penyelenggaraan posyandu; 2 Kunjungan bimbingan dan fasilitas yang bertujuan untuk melihat operasionalisasi kegiatan posyandu,
mengetahui kendala yang dihadapi dan memberikan saran penyelesaian dan perbaikannya, baik dalam aspek administratif maupun teknis medis; 3 Menghadiri
rapatpertemuan yang diselenggarakan masyarakat, khususnya yang membahas masalah posyandu dengan tujuan untuk memberikan dukungan moril dalam
penyelenggaraan posyandu; 4 Memberikan penghargaan kepada pengurus dan kader posyandu yang berpartisipasi dalam bentuk pemberian tanda penghargaan, bantuan
pelatihan, studi banding ke posyandu lain atau pemberian seragam posyandu Depkes RI, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Pembinaan posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Puskesmas melakukan kunjungan ke posyandu setiap bulannya
dan melakukan pertemuan lintas sektor sekecamatan dan lintas program secara kesinambungan. Sedangkan ditingkat kabupaten Dinas Kesehatan melakukan
pelatihan kader secara berkala. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pembinaan oleh Widodo
2008 menyimpulkan bahwa karakteristik, pembinaan kader dan perilaku kader memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran kader posyandu. Menurut
penelitian Dalimunte 2007 bahwa pembinaan puskesmas dari 4 variabel yang diteliti yaitu pemeriksaan pencatatan dan pelaporan, kunjungan ke lokasi posyandu,
rapat posyandu dan pelatihan kader, hanya satu variabel yaitu pemeriksaan pencatatan dan pelaporan yang berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu.
Keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya memerlukan mekanisme kerja yang terarah Depkes, 2004. Pencapaian tujuan organisasi
sebagaimana dikemukakan oleh Fayol dalam Saydam, 2000 dilakukan melalui fungsi manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkomandoan,
pengkoordinasian dan pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis berminat untuk mengadakan penelitian yang terkait dengan pengaruh pembinaan posyandu terhadap
kualitas pelayanan posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pembinaan posyandu terhadap kualitas pelayanan posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat.
1.3. Tujuan Penelitian
Menjelaskan pengaruh pembinaan posyandu terhadap kualitas pelayanan posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada seluruh penanggungjawab posyandu Kabupaten
Pakpak Bharat dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya kualitas pelayanan posyandu.
2. Memberikan sumbangan pemikiran dalam hal pengembangan pembinaan
posyandu di Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya. 3.
Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya bidang ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA