Pengaruh Variabel Pembinaan Tentang Kunjungan Bimbingan terhadap Kualitas Pelayanan Posyandu

5.2. Pengaruh Variabel Pembinaan Tentang Kunjungan Bimbingan terhadap Kualitas Pelayanan Posyandu

Kunjungan bimbingan bertujuan untuk melihat operasionalisasi kegiatan posyandu, berdasarkan kendala yang dihadapi dan memberikan saran penyelesaian dan perbaikannya, baik dalam aspek administratif maupun teknis medis. Berdasarkan hasil penelitian tentang kunjungan bimbingan sebagian besar responden berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 45 posyandu 50,6. Dari hasil penelusuran jawaban responden, yang menyatakan bahwa Kepala Desa kadang- kadang datang mengikuti kegiatan posyandu untuk membimbing kader sebanyak 80 posyandu 89,9 dan yang menyatakan kunjungan bimbingan paling banyak hanya satu kali dalam setahun yaitu 47 posyandu 54,7. Pernyataan yang menyatakan Kepala Desa tidak pernah menyelenggarakan penyuluhan kesehatan KB, dan gizi kepada pengunjung posyandu sebanyak 49 posyandu 57,0, dan pernyataan mengenai Kepala Desa kadang-kadang memberikan motivasi kepada kader maupun pengunjung posyandu saat menghadiri kegiatan posyandu sebanyak 46 posyandu 53,5. Masyarakat mengharapkan perangkat desa ditingkatkan dengan melakukan kunjungan secara rutin setiap bulannya, karena masyarakat menginginkan Kepala Desa melakukan pembinaan secara berkala untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur. Berdasarkan hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel kunjungan bimbingan ρ=0,009 terhadap kualitas pelayanan posyandu karena nilai ρ0,05. Kualitas pelayanan posyandu tidak hanya ditentukan Universitas Sumatera Utara dari adanya kelengkapan sarana dan fasilitas dalam penyelenggaraan posyandu, tetapi kualitas pelayanan juga ditentukan oleh kemampuan dan peran Kepala Desa untuk dapat membantu kader posyandu dalam meningkatkan kegiatan posyandu. Dalam proses kegiatan posyandu penyediaan peralatan, sarana dan prasarana masih banyak yang belum tersedia. Hal ini dikarenakan masih banyak fasilitas posyandu yang kurang lengkap dan dianggap tidak sesuai dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga menyebabkan terhambatnya kelancaran dalam penyelenggaraan posyandu. Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian 1998 bahwa kegiatan posyandu akan berjalan dengan baik jika didukung dengan fasilitas yang memadai. Fasilitas yang disediakan hendaknya harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan serta tersedianya waktu, tempat yang tepat, sesuai dan layak untuk menunjang kegiatan posyandu. Kunjungan secara berkala yang dilakukan oleh Kepala Desa untuk memberikan bimbingan agar dapat membantu para kader mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan program-program posyandu sehingga dapat diketahui keberhasilan dari program posyandu yang sudah berjalan. Kunjungan bimbingan merupakan suatu pengawasan yang dilakukan pada posyandu untuk mendeteksi penyimpangan dan kemudian memberikan solusi dan tindak lanjut yang berakhir pada perbaikan kegiatan. Supervisi Kepala Desa merupakan bimbingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Saripawan dan Hasan Basri 2007, bahwa kunjungan bimbingan bagi petugas puskesmas ke posyandu berguna untuk mengetahui cakupan kegiatan posyandu yang Universitas Sumatera Utara sudah berjalan, dan mengevalusi hasil dari kegiatan yang telah dilakukan, guna meningkatkan kualitas pelayanan posyandu di masyarakat.

5.3. Pengaruh Variabel Pembinaan Tentang Menghadiri Rapat terhadap Kualitas Pelayanan Posyandu