yang penting punya tekat dan semangat serta didorong dengan usaha yang keras.”
3.3. Konsep Masyarakat Rantau Prapat Tentang Ilmu Pengetahuan
Pada dasarnya manusia itu adalah mahluk yang mempunyai pikiran dan bahwa manuaia itu adalah mahluk social dan sebagai mahluk yang mempunyai pikiran membuat
manusia berbeda dari hewan, sedangkan mahluk social menjadikan manusia sebagai mahluk yang bergaul dan bermasyarakat.
Sebagai mahluk yang mempunyai pikiran, maka tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya perlu berlandaskan pada ilmu. Ilmu yang dimaksud disini
adalah kumpulan dari sejumlah pengertian tentang suatu hal, dan yang dimaksud dngan pengertian adalah hasil berfikir.
Benda hidup selain manusia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa ilmu, misalnya hewan, tindakan hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dapat terlaksana
tanpa memakai pengertian, dan tindakan tersebut tidak dapat keliru karena hewan tidak dapat menyimpang dari maksud dan tujuan gerak hidup. Lain halnya dengan manusia,
bila ia tidak menggunakan ilmu maka maksud dan tujuan tindakannya tidak akan tercapai dan sering terjadi kekeliruan. Jadi, bagi manusia ilmu pengetahuan itu merupakan
syarat mutlak untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga manusia itu memerlukan pendidikan.
Lebih lanjut lagi, dengan adanya pikiran manusia bias menciptakan ilmu pengetahuan, menciptakan barang-barang guna mencukupi kebutuhan hidupnya,
menciptakan seni bagi kebutuhan jiwanya dan mencita-citakan sesuatu bagi kebahagiaan hidupnya. Sedangkan binatang tidak bias melakukan hal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Rantau Prapat memberikan berbagai konsep ilmu pengetahuan dari apa yang mereka ketahui selama ini. Ilmu pengetahuan yang katanya adalah modal untuk
menjalani kehidupan mereka peroleh dari sekolah maupun dilingkungan masyarakat, dengan kata lain pengetahuan itu dimana saja bias didapatkan, baik itu pengetahuan alam
maupun social. Seperti kutipan hasil wawancara penulis dengan seorang informan. “Ilmu pengetahuan itu kak, sesuatu yang dapat kita pergunakan
nantinya dan kita bias menciptakan sesuatu dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang kita terima itu, ya misalnya ya kak, kita bias
menciptakan robot buat dijadikan pembantu rumah tangga, ha…ha…ha… seperti orang jepang itu loh kak. Cuma kan kak, kita
nggak bias bersaing ama orang itu. Itu karena mental kita, mental tahu-tempe sementara orang luar negeri sana mental susu-keju.”
Didalam masyarakat banyak macam ilmu pengetahuan untuk mencukupi kebutuhan manusia. Ilmu-ilmu tersebut keseluruhan disebut kebudayaan, sehingga
manusia disebut sebagai mahluk yang berbudaya, atau bangsa yang berbudaya. Untuk hidup manusia butuh ilmu sebagai pengetahuan tentang segala apa yang ada dan untuk
memperolehnya itu adalah melalui belajar. Selanjutnya masyarakat Rantau Prapat juga menyadari ada ilmu yang lain yang
tidak didapat dari sekolah formal, hanya orang yang menggunakan ilmu ini jumlahnya sangat sedikit, sebagian orang yang memiliki ilmu ini ilmu hitam tidak mau mengakui
kalau dirinya memiliki ilmu hitam. Secara umum, ilmu disini sebagai semacam kekuatan magis adalah apa yang kita kategorikan sebagai ilmu magis atau sesuatu yang
berhubungan dengan alam gaib, yang diperoleh lewat belajar dan sebagian lagi diwariskan. Bagi mereka yang mempelajari ilmu ini atau mewarisinya biasa disebut
sebagai dukun. Ada dukun yang sering diundang sebagai pawang hujan, dukun tersebut mampu membuat agar hujan tidak turun, pada saat yang diperlukan, misalnya apabila ada
Universitas Sumatera Utara
acara hiburan rakyat dimusim penghujan maka dukun, pawing hujan sering diundang kelokasi tempat diadakannya hiburan rakyat supaya hujan tidak turun ditempat itu.
Lain halnya dengan ilmu guna-guna, orang yang menggunakan ilmu ini tidak pernah mengaku kalau dia menggunakan ilmu guna-guna. Pengguna ilmu ini sering
mencelakai orang, dan orang yang dicelakainya disebut terkena guna-guna. Apabila guna- guna tersebut sudah parah menggerogoti tubuh orang yang terkena guna-guna akan
berakibat kematian. Ilmu guna-guna ini sering digunakan dalam persaingan dangang, perantara ilmu guna-guna tersebut bias melalui makanan dan minuman.
3.4. Proses Pengenalan Ilmu Pengetahuan