Proses Pengenalan Ilmu Pengetahuan

acara hiburan rakyat dimusim penghujan maka dukun, pawing hujan sering diundang kelokasi tempat diadakannya hiburan rakyat supaya hujan tidak turun ditempat itu. Lain halnya dengan ilmu guna-guna, orang yang menggunakan ilmu ini tidak pernah mengaku kalau dia menggunakan ilmu guna-guna. Pengguna ilmu ini sering mencelakai orang, dan orang yang dicelakainya disebut terkena guna-guna. Apabila guna- guna tersebut sudah parah menggerogoti tubuh orang yang terkena guna-guna akan berakibat kematian. Ilmu guna-guna ini sering digunakan dalam persaingan dangang, perantara ilmu guna-guna tersebut bias melalui makanan dan minuman.

3.4. Proses Pengenalan Ilmu Pengetahuan

Didalam proses pengenalan ilmu pengetahuan ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu, yang pertama adalah bagaimana cara orang tua memperkenalkan ilmu pengetahuan kepada anak-anaknya mulai dari tingkat dasar hingga ketingkat yang lebih lanjut, sedangkan yang kedua adalah bagaimana cara sianak menerimanya dan mengambil sikap untuk menentukan pilihannya. Untuk yang pertama, didalam proses pengenalan ilmu pengetahuan ini, peran orang tua adalah yang utama memperkenalkannya kepada anak-anak dengan berbagai cara. Dalam hal ini masyarakat Rantau Prapat telah mengenalnya sejak jaman dahulu. Contohnya ialah mereka telah mengenal pendidikan yang diajarkan oleh seorang guru ngaji atau bagi umat kristiani telah mengenal system pendidikan yang diajarkan oleh guru sekolah minggu. Di dalam system pendidikan agama islam, proses pengenalan pendidikan formal tersebut sudah dimulai sejau usia 6tahun. Cara ini kemudian mengalami perobahan dan Universitas Sumatera Utara perkembangan dari mulai belajar ngaji kemudian kesekolah. Hingga pada masa sekarang ini, para orang tua mulai memperkenalkan pendidikan formal dimulai sejak usia dini yaitu sejak diusia ± 5-6 tahun. Sama halnya pada masyarakat yang beragama kistiani para orangtua mulai memperkenalkan pendidikan formal pada usia ± 5-6 tahun setelah mendapatkan pendidikan dari sekolah minggu di gereja. Pada usia tersebut anak-anak mulai diperkenalkan kepada sekolah melalui cerita- cerita tntang sekolah, yang dapat merangsang sianak bersekolah dan sebagai tindak lanjutnya ialah mendaftarkan sianak kesekolah. Hal ini dilakukan karena mereka berharap bahwa dengan memperkenalkan pendidikan bagi sianak sejak dini akan bermanfaat baginya kelak. Sehingga sianak dapat hidup layak, menjadi pandai sehingga dapat mengembangkan bakat dan kepandaiannya tersebut. Dengan demikian ia mengetahui langkah-langkah apa yang harus ditempuhnya kelak dalam megarungi kehidupan yang nantinya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya, tetapi juga bagi nusa dan bangsa dan berbakti bagi orang tuanya. Untuk proses selanjutnya, sianak dibiarkan berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya, dalam hal ini para orang tuan tidak selalu memaksakan kehendaknya, tetapi tetap dalam waspada mengawasi gerak-gerik anaknya dalam menentukan lingkungan tempat anaknya bergaul. Mulai timbulnya minat dan keinginan sekolah bagi anak dimulai sejak usia 4empat tahun, dimana orang tua mereka mulai memperkenalkannya kepada anak tersebut. Orang tua memulainya dengan cerita-cerita yang menarik sehingga merangsang minat mereka, yang timbul dan bersember dari diri sendiri walau pun ada juga yang bersember dari orang tua, teman satu lingkungan atau saudara, karena disamping cerita- Universitas Sumatera Utara cerita yang menarik mereka juga diberi bayangan atau gambaran masa depan atau cita- cita apa yang akan dicapai kelak. Hal ini terutama ditekankan kepada anak yang lebih tua sulung agar bias menjadi contoh atau panutan bagi adik-adiknya, tetapi bukan berarti bahwa adik-adiknya tidak diberi pengertian sama sekali. Didalam proses selanjutnya, mereka mulai mengembangkan pilihan dan keinginannya sendiri untuk sekolah hingga ketingkat yang mampu dicapainya dan kemampuan perekonomian orang tuanya.

3.4. Sikap Masyarakat Rantau Prapat Terhadap Sekolah

Dokumen yang terkait

Partisipasi politik Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013” (Survey di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat)

4 66 87

PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF RANTAU PRAPAT

0 0 8

Warga Binaan Pemasyarakatan Laki-laki dan Kesiapan Berwirausaha Kelas II.A Rantau Prapat Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara

0 0 6

Warga Binaan Pemasyarakatan Laki-laki dan Kesiapan Berwirausaha Kelas II.A Rantau Prapat Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara

0 0 3

Warga Binaan Pemasyarakatan Laki-laki dan Kesiapan Berwirausaha Kelas II.A Rantau Prapat Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara

0 0 21

Warga Binaan Pemasyarakatan Laki-laki dan Kesiapan Berwirausaha Kelas II.A Rantau Prapat Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Partisipasi politik Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013” (Survey di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Partisipasi politik Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013” (Survey di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat)

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Partisipasi politik Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013” (Survey di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Partisipasi politik Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013” (Survey di Kecamatan Rantau Utara Kota Rantau Prapat)

0 0 11