1.6 METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif tetapi tidak menutup kemungkinan adanya data yang bersifat kuantitatif. Metode kualitatif ini
digunakan untuk memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu Husaini Usman, 1995:81. Dalam pengumupulan
data kualitatif ini peneliti secara aktif melakukan observasi, wawancara kepada beberapa informan.
Teknik observasi ini dilakukan peneliti sebelum membuat proposal ini dan masih akan terus dilakukan seiring penelitian ini, yang bertujuan untuk mengamati proses
berlangsungnya pendidikan formal di Rantau Prapat. Hal ini juga dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pendidikan formal di Rantau Prapat. Di sini peneliti
menggunakan catatan-catatan kecil yang dapat dibutuhkan sewaktu-waktu. Sebagian data dasar untuk mengetahui gambaran umum tentang keengganan siswa
untuk sekolah maka digunakan angket atau koesioner kepada orangtua dan anak. Setelah mengetahui pola umum untuk memperdalam digunakan metode wawancara mendalam
dengan menggunakan petunjuk wawancara interview Quide. Pada saat melakukan wawancara, peneliti menggunakan catatan lapangan dan bantuan
alat elektronik berupa tape recorder untuk memudahkan peneliti dalam membuat laporan serta yang dapat mereview kembali hasil wawancara yang mungkin tidak tertulis
dicatatan lapangan peneliti. Dalam wawancara ini diharapkan peneliti mampu menggali data lebih dalam dari informan.
Universitas Sumatera Utara
1.7 ANALISA DATA
Menurut Patton 1980:268 dalam J. Moleong bahwa analisa data adalah proses yang mangatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian dasar. Analisa data dilakukan secara kualitatif sesuai dengan metode yang dilakukan. Data-
data yang akan diperoleh dikumpulkan sesuai dengan masalah yang diteliti tersebut yang kemudian di pisah-pisahkan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu. Data-
data yang diperoleh tersebut dikelola secara kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM DESA
A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kota Rantau Prapat
Pada awalnya wilayah kecamatan Rantau Utara merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Bilah Hulu. Pada waktu kecamatan Rantau Utara masih menjadi bagian dari
kecamatan Bilah Hulu, wilayah ini hanya merupakan tiga buah desa yang jaraknya sangat dekat dengan kota Rantau Prapat. Tiga desa ini yaitu Rantau Prapat, Padang Matinggi dan
Silandorung berada dipinggir kota Rantau Prapat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk kota Rantau Prapat, maka banyak
penduduk yang bekerja ke kota Rantau Prapat dan bertempat tinggal di ketiga desa ini, sehingga desa ini semakin lama semakin ramai. Menyebabkan penduduk pun meningkat
dengan pesat. Akhirnya daerah ini sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan lagi dengan kota Ranatu Prapat, walaupun secara administrasif masih merupakan wilayah dari
kecamatan Bilah Hulu. Perkembangan ini juga ditunjang oleh kebijaksanaan pemerintah kabupaten
Labuhan Batu yang cenderung memperluas kota Rantau Prapat kesebelah utara. Perluasan kota kesebelah utara ini sangat dimungkinkan, karena topografi daerahnya yang
merupakan dataran rendah. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan pemukiman ataupun untuk mendirikan berbagai bangunan fasilitas umum.
Berdirinya kecamatan Rantau Utara bersamaan dengan keluarnya surat keputusan Mendagri No. 14II1983. Jadi berdirinya kecamatan Rantau Utara akibat dari
Universitas Sumatera Utara