rendahnya kemauan untuk sekolah yang dalam hal ini penelti ungkapkan dengan sebutan keengganan siswa untuk sekolah.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permasalahan di atas maka permasalahan yang akan diteliti mencakup:
1. Menggali pemahaman dan pendapat masyarakat tentang pendidikan antara lain
arti sekolah, manfaat sekolah 2.
Alasan apa saja yang membuat mereka anak usia sekolah di Rantau Prapat tidak bersekolah
3. Faktor-faktor yang mengakibatkan tejadinya kecenderungan rendahnya kemauan
untuk sekolah, faktor lingkungan siswa, keluarga, kebijakan Pemerintah Kabupaten, tidak ada jaminan masa depan dan lain-lain
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1
Tujuan Pnelitian
Adapun yang menjadi tujuan ilmiah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pemahaman dan pendapat masyarakat tentang pendidikan antara lain: arti sekolah, manfaat sekolah
2. Untuk mengetahui alasan apa yang menyebabkan merekaanak usia sekolah di
Rantau Prapat tidak sekolah 3.
Melihat permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam memajukan pendidikan
1.3.2 Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1.
Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan mampu membawa instansi terkait khususnya pemerintah untuk membantu dalam meningkatkanmenambahjumlah
sumber daya manusia 2.
Penelitian ini diharapkan mampu memperrlihatkan adanya kecenderungan rendahnya kemauan untuk sekolah oleh anak usia remaja di Rantau Prapat
3. Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah khasana pengetahuan bagi
peningkatan ilmu antropologi
1.4 LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan ini mengambil lokasi di Rantau Prapat Kecamatan Rantau Utara Kelurahan Kota. Adapun yang menjadi alasan peneliti dalam menentukan lokasi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1.
Kota Rantau Prapat adalah salah satu Kecamatan yang memiliki tingkat angka partisipasi sekolah yang rendah bila dibandingkan dengan Kecamatan lain yang
ada di Rantau Prapat 2.
Rantau Prapat adalah ibu kota dari Kabupaten Labuhan Batu 3.
Di Rantau Prapat terdapat fasilitas yang memadai seperti sekolah pendidikan formal maupun informal Bimbingan Belajar yang dikelola oleh negeri dan
swasta
Universitas Sumatera Utara
1.5 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam arti sedarhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa
6
Salah satu konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal Cultural History of Western Education, pendidikan adalah kegiatan menerima
dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya Djumransjah, 2004. Pendidikan termasuk ke dalam unsur
kebudayaan universal yaitu sistem pengetahuan. Pendidikan merupan sarna strategis dalam usaha manusia mencapai tahap pembebasan dari segala belenggu kebodohan.
. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau
kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Usaha yang dilakukan manusia untuk membina kepribadiannya tersebut tidak terlepas dari serangkaian proses belajar. Sama halnya dalam suatu kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang diperoleh dengan belajar Koentjaranigrat 1985:
180. Kebudayaan di sini termasuk ke dalam keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola prilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu
masyarakat tertentu.
6
Dewasa di sini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan siologis.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan dapat diibaratkan sebagai meditasi yang mendorong manusia berubah dari ulat menjadi kupu-kupu yang cantik.
M.J.Langeveld dala Kartono 1997 mendefinisikan pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar dia bisa mandiri dan
bertanggungjawab secara susila. Pendidikan juga merupakan salah satu fungsi humanisasi terpenting dalam mengembangkan pribadi anak manusia dan pengembangan kebudayaan
nasional. Juga sebagai fungsi utama dalam usaha pembangunan, karena pembangunan mutlak membutuhkan subjek-subjek pembangunan yang terdidik.
Bila insting dibawa sejak lahir maka pendidikan dan kebudayaan di dapat melalui proses belajar. Pendidikan membuat orang berbudaya. Semakin banyak orang menerima
pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya. Karena ruang lingkp kebudayaan sangat luas
mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan yang ada dalam kebudayaan. Tetapi kebudayaan hanya bisa dibentuk oleh
pendidikan Made Pidarta, 1997:3. Oleh sebab itu anak manusia akan menjadi manusia hanya bila ia menerima pendidikan
Malinowski seorang guru besar tamu di Universitas Yale menerpkan suatu teori yang disebut dengan learning theory atau teori belajat. Teori belajar tidak menyangkut pola-
pola belajar manusiadalam suatu kebudayaan tertentu tetapi menyangkut azas-azas proses belajar mahluk manusia secara universal.
Malinowski menganggap teori belajar ini penting karena kebudayaan pendidikan bagian dari kebudayaan yang menjadi pokok utama diperoleh manusia dengan proses
belajar sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, dengan memahami azas-azas dari cara belajar
Universitas Sumatera Utara
manusia, seseorang dapat memperoleh kunci untuk memahami azas-azas dari kebudayaan.
Menurut teori belajar, tiap mahluk hidup dalam suatu lingkungan. Lingkungan itu adalah situasi pangkal dari segala tingkah lakunya. Situasi-situasi pangkal ini disebut
stimulus S dan berada di luar diri mahluk ini. Situasi lingkungan menyebabkan timbulnya suatu dorongan batin untuk berbuat yaitu drive D dalam dirinya, yang
sebaliknya mengakibatkan reaksi atau respon R. Reaksi ini berupa suatu perbuatan tertentu yang dilakukan oleh mahluk tersebut.
Teori konvergensi yang digagas oleh William Stern berpendapat bahwa selain manusia itu memang telah dibekali potansi dasar berupa bakat dan kemampuan, tetapi
bakat dan kemampuan itu akan dipengaruhi oleh ruang Space dan waktu Time. Dalam hal ini, William percaya bahwa sejak lahir manusia telah memiliki potensi. Jika potensi
ini diibaratkab dengan bibit unggul, maka bibit unggul itu akan tumbuh secara optimal jika bibit itu mendapatkan tempat persemaian yang subur dan memperoleh rawatan secara
intensif. Artinya ada dua faktor yang dapat mempengaruhi seorang individu yaitu faktor endogen pembawaan dalam diri dan faktor eksogen pengalaman lingkungan dari luar
diri
7
7
httpwww.geocities.comjurnalintimedomamggeng.htm
. Dalam pemikiran Freire, pada dasarnya manusia adalah mahluk yang paling
sempurna. Karena itu, manusia selalu dituntut untuk selalu berusaha menjadi subjek yang manusiawi. Di situlah arti pentingnya kehadiran pendidikan yang membebaskan
liberation. Pemikiran filosofis ini bertumpu pada keyakinan bahwa secara fitrah manusia itu mempunyai kapasitas untuk mengubah dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Atas dasar pemikiran itu pula, tugas utama pendidikan dalam pemikiran Freire mesti memiliki misi ganda yakni meningkatkan kesadaran kritis peserta didik sekaligus
mentransformasikan struktur sosial yang menindasnya. Baginya kesadran manusia itu berproses secara dialektis antara diri dan lingkungan yang membentuknya. Baginya pula,
setiap manusia punya potensi untuk mengembangkan dan mempengaruhi lingkungan namun sebaliknya ia juga bisa dipengaruhi dan dibentuk oleh struktur sosial tempat ia
berkembang
8
8
Pendidikan untuk membebaskan, oleh Saeful Millah Sumber: http:www.pikiran-rakyat.comcetak2006052006060901.htm
. Bagi sebagian orang, menjadi orang terdidik dan masuk kejenjang sekolah formal
adalah sebuah impian, yang hadir begitu indah dan menyenangkan. Dengan pendidikan sebagian orang percay, ia bisa merengkuh cita-cita menjadi orang terhormat, mempunyai
kedudukan tinggi, berkelimpahan uang dan menikmati sukses yang jarang orang menikmatinya. Melalui pendidikan juga diharapakan akan terjadi mobilitas sosial yang
ditandai dengan semakin kecilnya tingkat kesenjangan sosial yang selama ini sering hadir menjadihantu paling menakutkan karena banyak memproduksi ragam bentuk kerusuhan
sosial sampai pada tindakan kriminal. Dalam kajian Sosiologi, menapaki jalur bidang pendidikan merupakan salah satu cara
melakukan mobilitas vertikal, yakni kedudukan status sosialny bisa didongkrak karena ia menjabat sesuatu, menjadi orang berilmu. Menurut kaum realis terhadap pendidikan
adalah dengan menanamkan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan tertentu yang dipilih kebudayaan maka sistem pendidikan akan melatih individu untuk merubah
kebudayaannya.
Universitas Sumatera Utara
Proses-proses transmisi kebudayaan atau pewarisan pengetahuan melalui proses enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya dan sosialisasi. Menurut
Herskovits, enkulturasi berasal dari aspek-aspek pengalaman belajar yang memberi ciri khusus atau yang membedakan manusia sari mahluk lain dengan menggunakan
pengalaman-pengalaman hidupnya. Proses enkulturasi bersifat kompleks dan berlangsung hidup, tetapi proses tersebut berbeda-beda pada berbagai tahap dalam lingkaran
kehidupan seseorang. Enkulturasi terjadi secar agak dipaksakan selama awal masa kanak- kanak tetapi ketika mereka bertambah dewasa akan belajar secara lebih sadar untuk
menerima atau menolak nilai-nilai atau anjuran-anjuran dari masyarakatnya. Bahwa setiap anak yang baru lahir memiliki serangkaian mekanisme biologis yang diwarisi yang
harus diubah atau diawasi sesuai dengan budaya masyarakatnya. Menurut Hansen, enkulturasi mencakup proses perolehan keterampilan bertingkah
laku, pengetahuan tentang standar-standar budaya dan kode-kode perlambangan seperti bahasa dan seni, motivasi yang didukung oleh kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan
menanggapi, ideologi dan sikap-sikap. Herskovits mengatakan juga konsep sosialisasi menunjukkan proses pengintergrasian
individu ke dalam sebuah kelompok sosial. Sedangkan sosialisasi menurut Gillin dan Gillin adalah proses yang membawa individu dapat menjadi anggota yang fungsional dari
suatu kelompok, yang bertingkah laku menurut standar-standar kelompok, mengikuti kebiasaan-kebiasaan kelompok, mengamalkan tradisi kelompok dan menyesuaikan
dirinya dengan situasi-situasi sosial yang ditemuinya untuk mendapatkan menerimaan yang baik dari teman-teman sekelompoknya
9
9
Antropologi Pendidikan: Suatu Pengantar, oleh Lucky Zamzami sumber: http:Izamzami.multiply.comreviewsitem3.
.
Universitas Sumatera Utara
1.6 METODE PENELITIAN