lain berdagang obat bius dan menukarnya dengan senjata api, atau membawa gadis-gadis untuk dipekerjakan sebagai hostes di Jepang.
2.3.1 Interaksi sosial dalam bidang pendidikan
Ishizawa Takeshi dalam blognya http:www.02.246.ne.jp~semar mengatakan bahwa pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Jepang
pada tahun 2000 hampir sama dengan di Indonesia. Yang pertama ada Shogakko SD terdiri dari enam kelas dari kelas satu sampai enam. Anak umur enam tahun
harus masuk SD kelas satu. Di Jepang pelajaransemester baru dimulai pada bulan April. Di bulan April musim menjadi hangat, dan Sakura-sakura berbunga. Setiap
tahun, anak umur enam tahun yang masuk SD akan disambut bunga sakura. Biasanya di sekolah ada pohon Sakura. Anak-anak SD itu tamat pada umur
duabelas tahun. Pada Tahun 2000 ini sekolah-sekolah dasar sudah mengadakan mata pelajaran komputer. Fasilitas di sekolah sudah dilengkapi komputer. Tetapi
guru SD masih banyak yang tidak mahir mempergunakan komputer. Yang kedua ada Chugakko SMP. Terdiri dari tiga kelas, kelas satu
hingga kelas tiga. Siswanya berumur duabelas hingga limabelas tahun. SD dan SMP merupakan pendidikan wajib dan sebagian besar murid yang tamat SMP
dapat melanjut ke SMA . Dan yang ketiga, Kotogakko SMA terdiri dari tiga kelas yaitu kelas satu sampai kelas tiga. Siswanya berumur limabelas hingga
delapanbelas tahun. Di Jepang SMA diklasifikasikan menjadi berbagai macam SMA seperti,
SMA kesenian, SMA teknologi, SMA pertanian, SMA perikanan, SMA perdagangan, dan lainnya. Kemudian ada Daigaku universitas atau Tanki
Universitas Sumatera Utara
Daigaku junior college. Daigaku ada empat kelas terdiri dari delapan semester dan Tanki Daigaku ada dua kelas terdiri dari empat semester. Untuk lulus ujian
masuk universitas yang berkualitas sedikit sulit. Jika gagal ujian masuk universitas, selama satu atau dua tahun harus belajar lagi agar lulus di universitas
berkualitas. Untuk masuk universitas negeri, harus ikut ujian semacam UMPTN seperti di Indonesia. Biaya sekolah universitas swasta dua atau tiga kali lebih
mahal daripada di universitas negeri. Pada umumnya, Jam pelajaran rata-rata sekolah Sekolah Menengah Umun
atau sederajat dimulai dari sebelum jam sembilan pagi sampai sekitar sebelum jam tiga sore. Setelah itu ada extracurricular activities seperti olahraga dan
kesenian tegantung yang apa di sukai. Waktu pelajarannya setiap satu mata pelajaran berlangsung selama 45 menit. Satu hari biasanya terdiri dari enam mata
pelajaran. Hari Sabtu empat mata pelajaran. Untuk waktu istirahat dan makan siang memakan waktu kurang 1 jam.
Kelas tiga dibagi oleh 3 jurusan: IPA Natural science, IPS Social science, dan Bahasa. Siswa yang memperoleh nilai mata pelajaran matematika,
fisika, kimia, dan biologi bagus dapat mengambil jurusan IPA Natural Science, sisanya masuk IPS. Di jurusan IPA walaupun mata pelajarannya lebih sedikit
hanya 10, tetapi jam pelajaran lebih banyak. Di Jepang, pada kelas 3 dibagi 2 jurusan yaitu:
• Bunkei social science dan humane studies
• Rikei natural science
Rikei dengan jurusan IPA. Tetapi, jam pelajarannya sama dengan Bunkei.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2000 ditandai sebagai era reformasi ketiga dalam sistem pendidikan Jepang sejak restorasi Meiji yang dianggap sebagai awal modernisasi di segala
aspek termasuk pendidikan. Reformasi kedua berlangsung pasca Perang Dunia II yang ditandai dengan kedatangan misi Amerika Serikat dalam rangka
memperbaharui sistem pendidikan Jepang yang sentralistik Takakura Ono, 2001:15.
Ada tiga perubahan yang harus dilakukan sekolah untuk meningkatkan perannya di masa mendatang sebagai lembaga pendidikan, yaitu perlunya
melibatkan masyarakat sebagai pemilik asli lembaga sekolah, memberikan keleluasaan hubungan guru dan murid yang mengarah kepada pelaksanaan asas
demokrasi yang lebih luas, mengembangkan kemampuan akademik siswa melalui pembaharuan metode dan materi pelajaran yang lebih mencerminkan nilai-nilai
daerah setempat Emery, 2006:3. Hirota 2005:186 menyebutkan bahwa masalah pendidikan tidak saja bagaimana agar pendidikan di sekolah menjadi
baik, tapi bagaimana pendidikan dapat membentuk masyarakat masa depan. Menurut Shimahara dalam http:www.02.246.ne.jp~semar beberapa
faktor yang menyebabkan tingginya angka absensi siswa adalah : sifat malas, kelelahan, kurang motivasi belajar, hubungan kurang baik antarteman, masalah
emosi yang labil. Para pengambil kebijakan dibanyak negara berpendapat bahwa kelas kecil adalah bentuk kelas yang ideal dalam proses belajar siswa. Tetapi
beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelas kecil akan berdampak positif terhadap proses belajar mengajar siswa dan peningkatan prestasi akademik siswa,
jika guru sebagai instruktur di kelas memiliki kapabilitas yang memadai Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu, yang perlu mendapat perhatian lebih adalah kemampuan mengajar, membimbing, mendidik para guru di sekolah-sekolah.
2.3.2 Interaksi Sosial dalam Keluarga