BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses
yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dan tujuan dari sosiologis adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang
masyarakat, dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Soekanto 1990:21 sosiologis adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial dan proses sosial itu terjadi di kehidupan masyarakat.
Masyarakat merupakan keseluruhan penduduk suatu daerah tanpa melihat pada cara bergaulnya atau cara hidupnya. Dalam proses bersosialisasi di kehidupan
bermasyarakat tersebut, masyarakat cenderung menghasilkan buah pikiran berupa karya yang indah yang di kenal dengan nama sastra.
Menurut Jan van Luxemburg 1992:23,25 sastra dapat di pandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang di tulis pada suatu kurun waktu tertentu
langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada zaman itu. Sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang di bentuk dari kata sas- yang
berarti mengarahkan, memberi petunjuk, atau instruksi, sedangkan –tra berarti alat atau sarana Teew, 1984:23. Dan menurut Zainuddin 2001:4 pengertian
Universitas Sumatera Utara
sastra banyak diartikan sebagai tulisan. Pengertian itu kemudian di tambah dengan kata su yang berarti indah atau baik. Jadi Susastra itu bermakna tulisan yang
indah. Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila di
dalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan
kagum di hati pembacanya. Sedangkan menurut Boulton dan Aminuddin 2007:37 bahwa cipta sastra
selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan batin pembacanya, juga mengandung pandangan yang
berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik maupun berbagai macam problema yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini.
Sastra terdiri atas jenis-jenis sastra yang amat bervariasi seperti misalnya drama, teater, puisi, roman, prosa, dan sebagainya. Salah satu hasil karya sastra
berupa prosa adalah cergam cerita bergambar atau juga lebih dikenal dengan sebutan komik.
Debby 2009:2 mengatakan komik merupakan salah satu seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi oleh teks. Komik juga merupakan salah satu sajian yang ditawarkan
dalam dunia sastra yang menarik hati para penikmat sastra. Tidak hanya itu, komik mampu memikat banyak orang di seluruh dunia, baik dari kalangan anak-
anak, remaja, bahkan juga orangtua.
Universitas Sumatera Utara
Komik dalam bahasa Jepang disebut dengan manga. Pada zaman sekarang komik tidak hanya diminati oleh orang Jepang saja, melainkan oleh negara-negara
hampir diseluruh pelosok dunia seperti Amerika, Eropa, bahkan sampai ke Indonesia. Di Jepang, istilah manga diperkenalkan pertama kalinya oleh
Katsushika Hokusai. Pada saat itu, komik dibentuk pada percetakan pada kertas- kertas yang menggunakan blok-blok kayu. Komik dibagi dalam empat kategori,
antara lain:
1. Komik anak laki-laki shounnen manga
2. Komik anak perempuan shoujo manga
3. Komik Remaja seinen manga
4. Komik Dewasa Seijin manga
Dalam penyajian Komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat dinikmati oleh para pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan
kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga ditawarkan konsep seni dan imajinasi yang tinggi serta nilai-nilai kebudayaan yang dapat membuat suatu
karya sastra itu, dalam hal komik khususnya, dapat menyampaikan dan mengekspresikan ide-ide dan bahkan pesan-pesan moral dari pengarang sehingga
timbullah efek-efek tertentu bagi pembaca itu sendiri. Komik-komik produksi Jepang mempunyai pengaruh yang besar
dibanding komik-komik produksi Amerika dan Eropa, dapat dikatakan bahwa komik Jepang lebih mendominasi di dunia karena tema yang dipakai tidak hanya
tentang super hero namun juga tentang kehidupan sosial masyarakat dan masalah- masalah yang ada di dalamnya sekaligus pemecahannya baik mewakili diri
pengarang secara pribadi maupun pendapat masyarakat. Pada penyajiannya komik
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya untuk menghibur, namun lebih untuk mewakili perasaan pembaca sehingga komik ini lebih dari sekedar bacaan melainkan ekspresi jiwa antara
pembaca dan pengarang. hal ini seperti yang diungkapkan Edi diblognya http:hansteru.wordpress.com20071205sejarah-tentang-komik.
Seperti yang dijelaskan di atas, penulis meneliti salah satu komik Jepang yang berjudul Gokusen karya Kozueko Morimoto. Komik ini menceritakan
tentang kehidupan sosial tokoh utama Yankumi. Yunkami adalah cucu Ryuichiro generasi ke -3 Kuroda keluarga Yakuza. Ia memiliki karakter keras dan
menguasai bela diri sekalipun ia seorang wanita. Selain kehidupan sosial Yankumi, pada komik ini juga di gambarkan kehidupan sosial Yakuza.
Yankumi melakoni peran sebagai seorang guru SMA pria di Shirokin. Sewaktu kecil ia pernah bertemu dengan seorang guru yang benar-benar memiliki
totalitas tinggi terhadap pekerjaannya sebagai guru. Dan semenjak itu Yankumi menyimpan keinginan besar untuk menjadi seorang guru ketika ia dewasa nanti.
Kini ia telah menjadi seorang guru, Yankumi begitu terfokus untuk keberhasilan kelulusan murid-muridnya dan benar-benar memberikan rasa sayang yang penuh
terhadap murid-muridnya, selalu ada ketika murid-muridnya membutuhkan pertolongannya.
Keluarga besar Yankumi yang di dominasi oleh Yakuza tentu saja sangat kebingunan dengan keputusan Yankumi untuk menjadi guru, namun karena
melihat ketulusan hati Yankumi keluarga besarnya pun mendukung Yankumi untuk menjadi guru sepenuhnya. Kehidupan Yankumi penuh intrik social yang
sangat bertolak belakang dengan kehidupannya dalam keluarga, pekerjaan, bahkan asmaranya.
Universitas Sumatera Utara
Komik Gokusen menampilkan cerita fiksi yang di ambil berdasarkan kehidupan nyata seputar kehidupan Yakuza dan keadaan sekolah di jepang pada
tahun 2000. Kozueko Morimoto menggambarkan peran kehiduapan sosial kehidupan Yankumi yang seorang Yakuza dalam tugas dan tanggung jawabnya
pada kelompok serta kehidupannya sebagai seorang guru wanita di sekolah Jepang.
Kehidupan Yankumi sebagai guru digambarkan sangat jelas dalam komik ini. Penulis tertarik meneliti kehidupan sosial masyarakat Jepang pada tahun 2000
yang digambarkan kehidupan sosial tokoh Yankumi, untuk itu penulis membahas hal-hal yang bertautan pada permasalahan melalui skripsi yang berjudul
“ANALISIS SOSIOLOGIS TOKOH “YANKUMI” DALAM KOMIK GOKUSEN KARYA KOZUEKO MORIMOTO”.
1.2 Perumusan Masalah