2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan pendekatan Glejser test. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan sebagaimana
terlihat pada Tabel 5.8. menunjukkan tidak satupun variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Absolut Ut
AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi masing – masing variabel bebas lebih besar dari
5
Tabel 5.8. Hasil Uji Heterokedastistias Coefficients
a
.
Model t
Sig.
Constant 3.457
.001 Desentralisasi Fiskal
-.764 .447
Fiscal Stress -.896
.372 1
Kinerja Keuangan .577
.565
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Lampiran 8.
3. Uji Multikolinieritas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Berdasarkan output SPSS
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5.9. menunjukkan pendekatan nilai tolerance keseluruahan variabel bebas dalam penelitian ini lebih besar dari 0.1,
lebih kecil dari 1.0, dan nilai VIF lebih besar dari 1.0 lebih kecil dari 10. Indikasi ini menjelaskan bahwa secara statistic tidak ditemukan hubungan antara satu
Universitas Sumatera Utara
variabel bebas dengan variabel bebas lainnya, sehingga dapat dikatakan keseluruhan variabel bebas dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan
asumsi klasik multikolinieritas. Untuk lebih jelasnya matriks hasil uji multikolinieritas ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
Tabel 5.9. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF
Constant Desentralisasi Fiskal
.916 1.092
1 Fiscal Stress
.916 1.092
Sumber : Lampiran 4.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan pendekatan nilai Durbin Watson DW. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan sebagaimana
terlihat pada Lampiran 4, 5 dan 6 menunjukkan nilai DW
statistic
terletak diantara nilai dl K2n104
5 =1.63; du K2n1045 =1.72 dan 4-du=2.28; 4-dl= 2.37 atau berada di daerah no serial autokorelasi. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa korelasi variabel dengan waktu yang berbeda – beda terbebas dari penyimpangan autokorelasi. Untuk lebih jelasnya, secara grafis diilustrasikan
melalui gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Lampiran 4, 5 dan 6.
Gambar 5.5. Hasil Uji Autokorelasi 5.3.2. Model Analisis Data
Penelitian ini
merupakan explanatory research berdimensi hubungan kausal
causal effect yang dimodifikasi dengan variabel intervening. Hubungan kausal dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui koefisien regresi dari masing – masing variabel ke
dalam persamaan regresi linier berstruktur. Berdasarkan output SPSS sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4, 5 dan 6, dapat dibentuk 3 tiga struktur persamaan, yaitu :
1. Struktur Persamaan – I :