Uji Parsial Uji t Uji Normalitas Data Uji Heterokedastisitas

a. Ho :  31 =  32 =  41 =  42 =  43 = 0, artinya variabel bebas secara simultan bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Ha :  31 =  32 =  41 =  42 =  43 ≠ 0, artinya variabel bebas secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Dengan kaidah pengambilan keputusan : a. Terima Ho, jika koefisien F hitung signifikan pada taraf lebih besar dari 5 lihat taraf signifikansi pada output ANOVA b. Tolak Ho, jika koefisien F hitung signifikan pada taraf lebih kecil atau sama dengan 5 lihat taraf signifikansi pada output ANOVA

2. Uji Parsial Uji t

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Untuk pengujian dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel, ditentukan dengan tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Perumusan statistik yang digunakan : a. Ho :  31 =  32 =  41 =  42 =  43 = 0, artinya variabel bebas secara parsial sendiri - sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Ha :  31 =  32 =  41 =  42 =  43 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial sendiri - sendiriberpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Dengan kaidah pengambilan keputusan : Universitas Sumatera Utara a. Terima Ho, jika koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih besar dari 5 lihat taraf signifikansi pada output Coefficien. b. Tolak Ho, jika koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih kecil atau sama dengan 5 lihat taraf signifikansi pada output Coefficient.

3. Uji Dekomposisi Jalur

Uji dekomposisi dilakukan untuk menguji pengaruh tidak langsung suatu variabel penelitian. Uji dekomposisi yang dilakukan : Tabel 4.5. Dekomposisi Pengaruh Antar Variabel Model Analisis Jalur Pengaruh Pengaruh Antar Variabel Langsung DE Tidak Langsung IE Total TE = DE + IE Y  X 1  1  31 Y  X 2  2  32 X 3  X 1  3  3  5  3  5 +  1 X 3  X 2  4  4  5  4  5 +  2 Y  X 3  5  5 Kaidah pengambilan keputusan : a. Terima Ho, jika koefisien regresi IE DE b. Tolak Ho, jika koefisien regresi IE DE

4.6.5. Analisis Koefisisen Determinasi

Analisis koefisien determinasi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kekauatan variabel lain diluar variabel bebas yang diteliti didalam menjelaskan variabel terikat. Analisis koefisien determinan dapat dilakukan dilakukan secara simultan maupun secara parsial, yaitu dengan melakukan pengamatan pada indicator Adjusted R 2 untuk menyatakan koefisien determinasi secara simultan dan Universitas Sumatera Utara indicator R 2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Seleksi dan Tabulasi Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder APBD dan Indikator Makro Ekonomi 23 KabupatenKota se-Propinsi Aceh, yang didownload dari http:www.djpk.depkeu.go.id dan BPS masing – masing KabupatenKota. Dari data yang berhasil dihimpun, selanjutnya dilakukan penseleksian. Berdasarkan hasil seleksi didapat sebanyak 13 KabupatenKota yang memenuhi kriteria. Data ke-13 KabupatenKota dimaksud ditunjukkan pada Tabulasi dibawah ini. Tabel 5.1. Data Pertumbuhan Ekonomi, Desentralisasi Fiscal, Fiscal Stress dan Kinerja Keuangan 13 KabupatenKota se-Propinsi Aceh Pertumbuhan Ekonomi Y No. Populasi 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Kab. Aceh Barat 5.61 6.27 5.23 2.15 1.08 3.22 4.75 5.46 2 Kab. Aceh Besar 4.19 6.48 5.41 1.87 3.33 3.83 4.47 5.24 3 Kab. Aceh Selatan 5.04 4.49 4.65 5.00 4.21 5.22 6.88 7.11 4 Kab. Aceh Singkil 5.69 3.75 1.86 2.73 3.08 2.15 4.13 5.18 5 Kab. Aceh Tengah 4.15 4.33 4.71 5.28 5.81 5.92 6.18 6.88 6 Kab. Aceh Tenggara 4.05 4.57 5.78 6.83 7.19 7.11 8.19 8.27 7 Kab. Aceh Timur 4.55 5.17 4.23 3.28 2.73 1.88 1.74 3.73 8 Kab. Aceh Utara 6.57 7.23 8.18 9.21 7.21 9.44 10.73 11.28 9 Kab. Bireuen 5.15 5.57 6.33 6.87 5.21 7.56 8.92 10.03 10 Kab. Aceh Pidie 7.28 8.31 9.02 9.89 7.28 10.15 13.72 14.42 11 Kota Banda Aceh 5.44 6.17 7.28 8.29 5.21 6.33 7.28 9.56 12 Kota Langsa 9.00 9.67 6.43 7.57 6.15 8.20 10.19 11.22 13 Kota Lhokseumawe 3.28 5.79 7.03 8.92 6.87 7.32 9.25 11.10 Minimum 3.28 3.75 1.86 1.87 1.08

1.88 1.74

3.73 Maksimum

9.00 9.67 9.02 9.89 7.28 10.15 13.72 14.42 Rata-rata

5.38 5.98 5.86 5.99 5.03 6.03

7.42 8.42

Standar Deviasi 1.53 1.68 1.86 2.81 2.00

2.65 3.23

3.14 Sumber : Lampiran 2

Lanjutan Tabel 5.1................. Universitas Sumatera Utara Desentralisasi Fiskal X 1 No. Populasi 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Kab. Aceh Barat 31.95 28.83 23.31 26.53 25.54 44.26 16.55 31.95 2 Kab. Aceh Besar 20.26 22.49 15.91 19.88 17.52 42.94 13.69 20.26 3 Kab. Aceh Selatan 26.65 23.19 22.14 31.19 25.62 43.70 13.05 26.65 4 Kab. Aceh Singkil 49.87 36.61 35.43 31.31 32.95 42.53 17.67 49.87 5 Kab. Aceh Tengah 42.31 12.17 14.63 18.42 20.25 41.36 12.35 42.31 6 Kab. Aceh Tenggara 46.20 25.12 24.09 27.50 46.14 46.88 10.86 46.20 7 Kab. Aceh Timur 39.28 46.59 39.34 42.82 52.51 51.85 22.10 39.28 8 Kab. Aceh Utara 49.62 41.71 37.81 17.21 64.03 53.42 11.95 49.62 9 Kab. Bireuen 23.22 26.30 22.77 19.81 18.64 11.91 17.72 23.22 10 Kab. Aceh Pidie 43.77 18.20 17.63 15.48 15.66 17.00 9.21 43.77 11 Kota Banda Aceh 21.77 20.66 20.91 23.17 18.47 16.18 19.47 21.77 12 Kota Langsa 27.91 15.26 58.04 29.37 25.05 16.31 19.43 27.91 13 Kota Lhokseumawe 35.20 46.83 38.11 39.26 41.30 30.29 24.03 35.20 Minimum 20.26 12.17 14.63 15.48 15.66 11.91

9.21 20.26 Maksimum

49.87 46.83 58.04 42.82 64.03 53.42 24.03 49.87 Rata-rata 35.23 28.00 28.47 26.30 31.05 35.28 16.01 35.23 Standar Deviasi 10.68 11.51 12.46 8.44 15.35 14.91 4.54 10.68 Sumber : Lampiran 2 Fiscal Stress X 2 No. Populasi 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Kab. Aceh Barat 103.45 385.14 78.23 105.16 119.64 85.85 325.74 216.39 2 Kab. Aceh Besar 123.40 383.03 74.10 89.01 92.51 291.76 310.90 230.25 3 Kab. Aceh Selatan 47.92 364.43 75.21 76.06 146.47 107.89 97.28 93.34 4 Kab. Aceh Singkil 42.33 353.21 52.69 59.29 78.46 269.44 296.71 86.08 5 Kab. Aceh Tengah 82.81 73.10 69.88 88.88 89.55 127.73 110.06 87.65 6 Kab. Aceh Tenggara 73.23 100.07 80.34 41.44 127.56 88.04 84.37 73.33 7 Kab. Aceh Timur 116.73 124.51 144.26 103.41 98.00 389.24 50.64 373.21 8 Kab. Aceh Utara 320.51 92.46 166.06 86.89 262.85 165.30 75.46 60.02 9 Kab. Bireuen 95.73 95.32 86.16 130.59 105.73 84.45 225.94 64.35 10 Kab. Aceh Pidie 100.04 120.08 95.38 79.99 87.36 70.32 70.79 62.75 11 Kota Banda Aceh 110.95 88.78 115.04 110.58 232.88 97.87 95.77 84.55 12 Kota Langsa 72.40 28.83 387.43 131.27 127.58 71.42 72.19 82.16 13 Kota Lhokseumawe 399.52 219.09 159.60 130.32 123.22 114.69 75.17 44.28 Minimum 42.33 28.83

52.69 41.44 78.46 70.32

50.64 44.28 Maksimum

399.52 385.14 387.43 131.27 262.85 389.24 325.74 373.21 Rata-rata 129.92 186.77 121.88 94.84 130.14 151.08 145.46 119.87 Standar Deviasi 106.26 135.01 87.56 27.56 56.12 101.17 103.59 95.32 Sumber : Lampiran 2 Lanjutan Tabel 5.1................. No. Populasi Kinerja Keuangan X 3 Universitas Sumatera Utara 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Kab. Aceh Barat 106.48 98.89 100.69 88.59 84.19 118.25 97.38 106.25 2 Kab. Aceh Besar 119.82 105.05 105.07 120.46 93.51 104.45 297.90 105.09 3 Kab. Aceh Selatan 104.84 99.74 101.55 87.42 78.81 113.48 109.01 103.95 4 Kab. Aceh Singkil 85.08 77.45 86.77 87.19 95.37 108.48 203.09 104.07 5 Kab. Aceh Tengah 89.75 98.52 73.71 64.15 89.99 104.45 100.47 105.59 6 Kab. Aceh Tenggara 95.54 97.58 96.22 101.58 101.93 94.14 96.70 100.89 7 Kab. Aceh Timur 99.60 98.17 107.57 97.02 86.23 91.56 102.45 113.20 8 Kab. Aceh Utara 62.40 72.33 97.29 256.83 77.47 97.58 239.53 137.95 9 Kab. Bireuen 93.17 91.33 102.24 106.80 99.44 95.55 339.23 100.75 10 Kab. Aceh Pidie 91.48 87.29 189.28 91.78 99.27 198.89 103.04 104.72 11 Kota Banda Aceh 87.22 94.68 96.90 95.22 90.75 94.94 101.71 100.06 12 Kota Langsa 79.99 100.09 89.28 86.56 96.05 81.14 100.08 104.50 13 Kota Lhokseumawe 97.08 86.83 101.08 94.96 88.34 102.42 108.63 100.29 Minimum 62.40 72.33 73.71 64.15 77.47 81.14

96.70 100.06

Maksimum 119.82 105.05 189.28 256.83 101.93 198.89 339.23 137.95 Rata-rata 93.27 92.92 103.67 106.04 90.87 108.10 153.79 106.72 Standar Deviasi

13.91 9.57 27.23 47.11 7.74 28.97

86.16 10.00 Sumber : Lampiran 2

5.2. Analisis Statistik Deskriptif

Secara statistik deskriptif, data dari masing – masing variabel dalam penelitian ini diinterpretasikan melalui nilai terendah, nilai tertinggi dan rata – rata yang diikuti dengan nilai standar deviasi. Berdasarkan hasil tabulasi data sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.1. dimuka, maka dapat dirangkum statistik deskriptif masing – masing varibel dalam penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 5.2. dibawah ini. Tabel 5.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi, Desentralisasi Fiscal, Fiscal Stress dan Kinerja Keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh Tahun 2002 – 2009 Universitas Sumatera Utara Tahun No Variabel Penelitian Indikator Statistik Deskriptif 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Terendah 3.28 3.75 1.86 1.87 1.08 1.88 1.74 3.73 Tertinggi 9.00 9.67 9.02 9.89 7.28 10.15 13.72 14.42 Rata – Rata 5.38 5.98 5.86 5.99 5.03 6.03 7.42 8.42 1 Pertumbuhan Ekonomi Y Standar Deviasi 1.53 1.68 1.86 2.81 2.00 2.65 3.23 3.14 Terendah 20.26 12.17 14.63 15.48 15.66 11.91 9.21 20.26 Tertinggi 49.87 46.83 58.04 42.82 64.03 53.42 24.03 49.87 Rata – Rata 35.23 28.00 28.47 26.30 31.05 35.28 16.01 35.23 2 Desentralisasi Fiskal X 1 Standar Deviasi 10.68 11.51 12.46 8.44 15.35 14.91 4.54 10.68 Terendah 42.33 28.83 52.69 41.44 78.46 70.32 50.64 44.28 Tertinggi 399.52 385.14 387.43 131.27 262.85 389.24 325.74 373.21 Rata – Rata 129.92 186.77 121.88 94.84 130.14 151.08 145.46 119.87 3 Fiskal Stress X 2 Standar Deviasi 106.26 135.01 87.56 27.56 56.12 101.17 103.59 95.32 Terendah 62.40 72.33 73.71 64.15 77.47 81.14

96.70 100.06

Tertinggi 119.82 105.05 189.28 256.83 101.93 198.89 339.23 137.95 Rata – Rata 93.27 92.92 103.67 106.04 90.87 108.10 153.79 106.72 4 Kinerja Keuangan X 3 Standar Deviasi 13.91 9.57 27.23 47.11 7.74 28.97 86.16 10.00 Sumber : Tabel 5.1 Diolah 5.2.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB per tahun menurut harga berlaku, yang dinyatakan dalam satuan persen. Secara statistik deskriptif, perekonomian KabupatenKota se-Propinsi Aceh cenderung bertumbuh dari tahun 2002 hingga tahun 2009, seperti terlihat pada tahun 2002 pertumbuhan ekonomi KabupatenKota se-Propinsi Aceh sebesar 5.38 dengan standar deviasi 1.53, naik menjadi 5.98 dengan standar deviasi 1.68 pada tahun 2003. Pada tahun 2004 perekonomian KabupatenKota se-Propinsi Aceh sedikit mengalami penurunan, yaitu menjadi 5.86 dengan standar deviasi 1.86, kemudian kembali bertumbuh menjadi 5.99 dengan standar deviasi 2.81. Penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 5.03 dengan standar deviasi 2.00 terjadi kembali pada tahun 2006. Penurunan ini merupakan dampak Gelombang Tsunami yang terjadi di Propinsi Aceh . Pasca Gelombang Tsunami, perekonomian Aceh kembali pulih dan terus Universitas Sumatera Utara bertumbuh dari tahun 2007 hingga 2009, yaitu masing – masing .6.03 dengan standar deviasi 2.65 pada tahun 2007, 7.42 dengan standar deviasi 2.23 dan 8.42 dengan standar deviasi 3.14 pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi KabupatenKota se-Propinsi Aceh terendah terjadi 1.08 pada tahun 2006, yaitu terjadi pada Kabupaten Aceh Barat dan tertinggi dicapai oleh Kabupaten Aceh Pidie, yaitu sebesar 14.42 pada tahun 2009. Untuk lebih jelasnya, matriks statistik deskriptif dan trend Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota se- Propinsi Aceh dapat dilihat pada Tabel 5.3. dan Gambar 5.1. dibawah ini. Tabel 5.3. Statistik Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota se- Propinsi Aceh dari Tahun 2002 – 2009 Tahun No Indikator Statistik Deskriptif 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Terendah 3.28 3.75 1.86 1.87 1.08 1.88 1.74 3.73 2. Tertinggi 9.00 9.67 9.02 9.89 7.28 10.15 13.72 14.42 3. Rata – Rata 5.38 5.98 5.86 5.99 5.03 6.03 7.42 8.42 4. Standar Deviasi 1.53 1.68 1.86 2.81 2.00 2.65 3.23 3.14 Sumber : Tabel 5.2. 2 4 6 8 10 12 14 16 Ta hun 200 3 20 06 20 09 Sumber : Lampiran 3 Gambar 5.1. Trend Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota se-Propinsi Aceh Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Desentralisasi Fiskal

Desentralisasi fiscal dalam penelitian ini adalah tingkat distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah untuk mendukung fungsi atau tugas pemerintahan dan pelayanan publik sesuai dengan banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan. Desentralisasi fiskal dalam penelitian ini diukur dengan rasio antara Pendapatan Asli Daerah PAD ditambah bagi hasil pajak dan bukan pajak dengan realisasi pengeluaran total pemerintah kabupatenkota. Berdasarkan hasil tabulasi data dapat diinterpretasikan bahwa secara statistik deskriptif desentralisasi fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh cenderung berfluktuatif dari tahun 2002 hingga tahun 2009. Secara rata- rata tingkat desentralisasi fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh pada 2002 sebesar 35.23 dengan standar deviasi 10.68, mengalami penurunan pada tahun 2003 menjadi 28.00 dengan standar deviasi 11.51. Tingkat desentralisai fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh pada tahun 2004 sedikit mengalami kenaikan menjadi 28.47 dengan standar deviasi 12.46, kemudian turun kembali pada tahun 2005 menjadi 26.40 dengan standar deviasi 8.44. Tingkat desentralisasi fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh mengalami peningkatan pada tahun 2007 dan 2008, yaitu masing – masing 31.05 dengan standar deviasi 15.35 pada tahun 2007 dan 35.28 dengan standar deviasi 14.91 pada tahun 2007. Tingkat desentralisasi fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2008 hingga mencapai 16.01 dengan standar deviasi 4.54. Penurunan ini kemudian Universitas Sumatera Utara diikuti kenaikan tingkat desentralisasi fiskal yang cukup drastis juga pada tahun 2009, yaitu menjadi sebesar 35.23 dengan standar deviasi 10.68. Tingkat desentralisasi fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh terendah sepanjang tahun 2002 hingga 2009 terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar 9.21 di Kabupaten Aceh Pidie, sedangkan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 64.03 di Kabupaten Aceh Utara. Matriks statistik deskriptif dan trend Desentralisasi Fiskal KabupatenKota se- Propinsi Aceh dapat dilihat pada Tabel 5.4. dan Gambar 5.2. dibawah ini. Tabel 5.4. Statistik Deskriptif Desentralisasi Fiskal KabupatenKota se-Propinsi Propinsi Aceh dari Tahun 2002 – 2009 Tahun No Indikator Statistik Deskriptif 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Terendah 20.26 12.17 14.63 15.48 15.66 11.91 9.21 20.26 2. Tertinggi 49.87 46.83 58.04 42.82 64.03 53.42 24.03 49.87 3. Rata – Rata 35.23 28.00 28.47 26.30 31.05 35.28 16.01 35.23 4. Standar Deviasi 10.68 11.51 12.46 8.44 15.35 14.91 4.54 10.68 Sumber : Tabel 5.2. 10 20 30 40 50 60 70 Ta h u n 2003 2006 2009 Sumber : Lampiran 3 Gambar 5.2. Trend Tingkat Desentraliasi Fiskal KabupatenKota se-Propinsi Aceh Universitas Sumatera Utara

5.2.3. Fiskal Stress

Fiskal stress dalam penelitian ini merupakan upaya peningkatan pajak daerah yang diukur melalui perbandingan antara hasil penerimaan realisasi sumber-sumber PAD dengan potensi sumber-sumber PAD. Berdasarkan hasil tabulasi, diinterpretasikan bahwa secara statistik deskriptif fiskal stress KabupatenKota se-Propinsi Aceh dari tahun 2002 hingga tahun 2009 cenderung berfluktuatif. Rata – rata fiskal stress KabupatenKota se-Propinsi Aceh pada tahun 2002 sebesar 129.29 dengan standar deviasi 106.26 naik menjadi 186.77 dengan standar deviasi 135.01 pada tahun 2003. Rata – rata fiskal stress KabupatenKota se-Propinsi Aceh pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi sebesar 121.88 dengan standar deviasi 87.56. Penurunan ini juga berdampak pada fiskal stress pada tahun 2005 yang turun drastis hingga dibawah 100, yaitu sebesar 94.84 dengan standar deviasi 27.56. Upaya keras dilakukan KabupatenKota se-Propinsi Aceh untuk keluar dari tekanan fiskal yang berada dibawah 100 pada tahun 2005, dan hasilnya pada tahun 2006 fiskal stress KabupatenKota se-Propinsi Aceh membaik menjadi 130.14 dengan standar deviasi 56.12. Kenaikan fiskal stress terus membaik pada tahun 2007, yaitu meningkat menjadi 151.08 dengan standar deviasi 101.17. Pemekaran beberapa kabupatenkota di Propinsi Aceh sedikit berdampak pada fiskal stress pada tahun 2008 dan 2009 yang terus menurun, namun tidak dibawah 100, yaitu fiskal stess pada tahun 2008 menjadi 145.46 dengan standar deviasi 103.59 dan 119.87 dengan standar deviasi 95.32 pada tahun 2009. Universitas Sumatera Utara Fiskal stress KabupatenKota se-Propinsi Aceh terendah sepanjang tahun 2002 hingga 2009 terjadi pada tahun 2003, yaitu sebesar 20.83 di Kota Langsa, sedangkan tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 399.52 di Kota Lhokseumawe. Matriks statistik deskriptif dan trend Fiskal Stress KabupatenKota se- Propinsi Aceh dapat dilihat pada Tabel 5.5. dan Gambar 5.3. dibawah ini. Tabel 5.5. Statistik Deskriptif Fiskal Stress KabupatenKota se-Propinsi Propinsi Aceh dari Tahun 2002 – 200 Tahun No Indikator Statistik Deskriptif 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Terendah 42.33 28.83 52.69 41.44 78.46 70.32 50.64 44.28 2. Tertinggi 399.52 385.14 387.43 131.27 262.85 389.24 325.74 373.21 3. Rata – Rata 129.92 186.77 121.88 94.84 130.14 151.08 145.46 119.87 4. Standar Deviasi 106.26 135.01 87.56 27.56 56.12 101.17 103.59 95.32 Sumber : Tabel 5.2. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Ta hu n 20 03 20 06 20 09 Sumber : Lampiran 3 Gambar 5.3. Trend Tingkat Fiskal Sterss KabupatenKota se-Propinsi Aceh Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio efisiensi, yaitu rasio yang menggambarkan perbandingan antara output dan input atau realisasi pengeluaran dengan realisasi penerimaan daerah. Berdasarkan hasil tabulasi, diinterpretasikan bahwa secara statistik deskriptif kinerja keuangan KabupatenKota se- Propinsi Aceh dari tahun 2002 hingga tahun 2009 relatif berfluktuatif. Secara rata – rata kinerja keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh pada tahun 2002 sebesar 93.27 dengan standar deviasi 13.91, turun menjadi 92.92 dengan standar deviasi 9.57 pada tahun 2003. Kinerja keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh mengalami peningkatan pada tahun 2004 dan 2005, yaitu masing – masing menjadi 103.67 dengan standar deviasi 27.23 pada tahun 2004 dan 106.04 dengan standar deviasi 47.11 pada tahun 2005. Terpaan gelombang Tsunami pada akhir Desember 2005 berdampak pada turunnya secara drastis kinerja keuangan KabupatenKota se- Propinsi Aceh pada tahun 2006, yaitu sebesar 90.87 dengan standar deviasi 7.74. Pasca krisis gelombang Tsunami, kinerja keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh berangsur – angsur pulih dan kembali membaik pada tahun 2008 menjadi 108.10 dengan standar deviasi 28.97 dan terus naik pada tahun 2008 menjadi 153.79 dengan standar deviasi 86.16. Kinerja keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh kembali melemah pada tahun 2009 hingga mencapai 106.72 dengan standar deviasi 10.00. Melemahnya kinerja keuangan pada tahun tersebut diduga merupakan dampak dari mekarnya beberapa KabupatenKota di Propinsi Aceh . Universitas Sumatera Utara Kinerja keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh terendah sepanjang tahun 2002 hingga 2009 terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 62.40 di Aceh Utara, sedangkan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar 399.23 di Kota Bireuen. Matriks statistik deskriptif dan trend kinerja keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh dapat dilihat pada Tabel 5.6. dan Gambar 5.4. dibawah ini. Tabel 5.6. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan KabupatenKota se-Propinsi Propinsi Aceh dari Tahun 2002 – 2009 Tahun No Indikator Statistik Deskriptif 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Terendah 62.40 72.33 73.71 64.15 77.47 81.14 96.70 100.06 2. Tertinggi 119.82 105.05 189.28 256.83 101.93 198.89 339.23 137.95 3. Rata – Rata 93.27 92.92 103.67 106.04 90.87 108.10 153.79 106.72 4. Standar Deviasi 13.91 9.57 27.23 47.11 7.74 28.97 86.16 10.00 Sumber : Tabel 5.2. 50 100 150 200 250 300 350 400 T ahun 2 003 2 006 2 009 Sumber : Lampiran 3 Gambar 5.4. Trend Kinerja Keuangan KabupatenKota se-Propinsi Aceh Universitas Sumatera Utara 5.3. Analisis Data 5.3.1. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan pendekatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.7. mengindikasikan bahwa keseluruhan data dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan normalitas, atau dapat dikatakan data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, hal ini terlihat dari nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.876 keseluruhan variabel dalam penelitian ini lebih besar dari 5. Tabel 5.7. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 104 Mean .0000000 Normal Parameters a,,b Std. Deviation 2.53331286 Absolute .058 Positive .058 Most Extreme Differences Negative -.030 Kolmogorov-Smirnov Z .591 Asymp. Sig. 2-tailed .876 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Lampiran 7 Universitas Sumatera Utara

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan pendekatan Glejser test. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan sebagaimana terlihat pada Tabel 5.8. menunjukkan tidak satupun variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Absolut Ut AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi masing – masing variabel bebas lebih besar dari 5 Tabel 5.8. Hasil Uji Heterokedastistias Coefficients a . Model t Sig. Constant 3.457 .001 Desentralisasi Fiskal -.764 .447 Fiscal Stress -.896 .372 1 Kinerja Keuangan .577 .565 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber : Lampiran 8.

3. Uji Multikolinieritas