Posisi Penelitian Dibandingkan dengan Penelitian Terdahulu
banyak. Misalnya penelitian oleh Agus Sudibyo yang terangkum dalam bukunya “Politik Media dan Pertarungan Wacana”.
68
Salah satu tokoh yang diteliti adalah mantan Presiden RI Soekarno dalam penelitian “Bung Karno dalam Wacana Pers
Orde Baru”
69
di majalah Tempo dan Editor. Agus menggunakan teknik analisis framing untuk menjawab pertanyaan bagaimana kecenderungan yang ditujukan
media massa Orde Baru dalam mewacanakan realitas politik Bung Karno. Selain itu, tentang bagaimanakah konstruksi sejarah yang lahir dalam wacana media
Orde Baru tentang Bung Karno. Agus juga melakukan penelitian tentang “Pers, Demokratisasi, dan
Delegitimasi Terhadap Gus Dur”.
70
Berbeda dengan penelitian yang pertama, penelitian ini tidak menganalisa teks berita namun cover sampul majalah
Tempo, Forum Keadilan dan Garda dengan menggunakan teknik analisis semiotika.
Pemberitaan media dalam kaitannya dengan penggambaran Gus Dur dalam kasus Bruneigate juga dilakukan oleh Agus dengan menggunakan teknik
analisis framing di 6 media. Penelitian tersebut berusaha menjawab bagaimana kecenderungan media menggambarkan Gus Dur dalam kasus Bruneigate.
71
Penelitian lain yang dilakukan Agus adalah bagaimanakah konstruksi Soeharto oleh majalah Garda dengan menggunakan teknik analisis wacana.
72
Ciri menonjol pada penelitian-penelitian di atas adalah hanya menganalisis
68 Sudibyo, Agus, op.cit. 69 Ibid, hal. 211
70 Ibid, hal. 243 71 Ibid, hal. 277. Penelitian ini berjudul “Banyak Tuduhan Minim Pelacakan”.
72 Ibid, hal. 297. Penelitian ini berjudul “Garda: Gardu Jaga Keluarga Cendana”.
39
teks berita semata tanpa menelusuri lebih jauh ideologi apa yang diangkat oleh pemilik media. Peneliti hanya masuk pada produk media yang berupa berita
namun tidak menelusuri apa yang terjadi di balik produksi berita. Penelitian cukup komprehensif dilakukan Ibnu Hamad yang dituangkan
dalam bukunya “Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa”.
73
Ibnu menggunakan teknik analisis wacana kritis critical discourse analysis untuk
menganalisa teks berita. Walaupun tidak meneliti konstruksi tokoh politik, namun selain menganalisa teks berita, Ibnu juga melakukan wawancara mendalam
dengan awak redaksi media massa yang bersangkutan. Sehingga antara isi berita dan mekanisme di balik pembuatan berita termasuk politik redaksional masing-
masing media terungkap. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian diatas adalah
didasari pada asumsi bahwa teks berita pada sebuah media juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal media. Teks media diteliti tidak hanya dari
muatan-muatan yang bersifat nyata, namun juga bingkai seperti apa yang ingin ditonjolkan oleh penulis atau wartawan. Selain itu, pilgub Jateng 2008 pada 22
Juni 2008 adalah peristiwa yang baru saja terjadi, sehingga besar kemungkinan ini adalah penelitian pertama yang terkait tentang bagaimana media
mengkonstruksikan masing-masing pasangan calon. Penelitian ini juga tidak hanya menggunakan metode tunggal melainkan metode triangulasi. Yakni metode
kuantitatif dan kualitatif yang dijabarkan dalam teknik analisis isi, analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki serta wawancara mendalam
73 Hamad, Ibnu, op.cit.
40
in-depth interview. Analisis isi menurut definisi klasik Berelson 1952 adalah teknik
penelitian untuk menggambarkan isi komunikasi yang nyata secara objektif, sistematik dan kuantitatif.
74
Danielson
75
mencatat 4 kata kunci yang berkaitan dengan analisis isi, yakni objektif, sistematik, kuantitatif dan nyata. Sedangkan
analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide.
Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita--kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata, atau kalimat
tertentu—ke dalam teks secara keseluruhan.
76