Simpulan: Jawaban Atas Tujuan Penelitian
representasi kondisi kota Semarang. Hal itu pula yang terlihat dalam pemberitaan mengenai pasangan calon. Isu-isu yang diangkat bersifat lokal agar lebih dekat
dengan pembacanya. Sebagai media yang hadir belakangan
136
harian ini dituntut untuk menyajikan berita yang lebih fresh dengan bahasa yang lugas dan berani.
Hal tersebut digunakan sebagai strategi positioning Jawa Pos Radar Semarang. Lingkup liputan yang lebih sempit dari pada koran nasional seperti Suara
Merdeka, membuat liputan yang lebih mendalam sangat mungkin dilakukan. Kendati dalam perjalanannya ada beberapa berita yang hanya mengandalkan
narasumber rutin. Harian ini juga berusaha terlibat terhadap isu-isu reformasi terkini.
Misalnya tentang pemberantasan korupsi, netralitas organisasi massa berbasis agama seperti NU dan Muhammadiyah dalam pilkada, juga reformasi birokrasi.
Melalui isu-isu tersebut, mereka bisa memberikan bingkai positif atau negatif terhadap pasangan calon. Misalnya, terhadap Sukawi yang menjadi tersangka
kasus dugaan korupsi. Hal tersebut diimplementasikan dengan cukup intens melakukan blow up
berita-berita konflik dengan mekanisme depth news pengembangan berita.
137
136Radar Semarang resmi berdiri pada 1 April 2000 sedangkan Suara Merdeka berdiri sejak 11 Februari 1950. Fakta ini diungkap bukan bertujuan untuk membandingkan kedua media
tersebut namun untuk memperlihatkan media mana yang lebih lama beroperasi di kota Semarang, khususnya. Lebih lengkap lihat Bab IV.
137Depth news mengacu pada cara penyajian berita yang berkelanjutan. Banyak pihak mengatakan mirip dengan investigative news namun ada beberapa hal yang berbeda. Depth
news pada dasarnya berbentuk straight news namun karena isu kasus yang diliput berkelanjutan dari hari demi hari maka surat kabar mengikuti dan melaporkan perkembangan
kasus setiap edisinya. Bahkan jika isu tersebut dianggap penting, maka saat kasus ini sedang tidak ada perkembangan yang signifikan, wartawan masih tetap mengulas dengan menuliskan
analisa dan pandangan dari berbagai pihak baik yang pro maupun kontra.
266
Melalui mekanisme depth news inilah terlihat bingkai apa yang diusung harian tersebut terkait pasangan calon. Semakin banyak konflik yang terjadi dalam
pasangan calon maka semakin intensif pula pemberitaan yang dilakukan. Oleh karenanya, ada beberapa pasangan yang intensif diberitakan, sedangkan pasangan
yang tidak terlalu banyak konflik seperti HM. Tamzil-Rozaq Rais dan Bibit Waluyo-Rustriningsih mendapat porsi pemberitaan yang kecil. Harian Jawa Pos
Radar Semarang lebih banyak menyoroti pasangan calon sebagai personal bukan melalui bingkai partai pengusungnya khususnya dalam berita-berita konflik.
Walaupun demikian intensitas pemberitaan tidak berbanding lurus dengan konstruksi favorable atau unfavorable. Intensitas tinggi tetapi melalui berita-berita
konflik justru memungkinkan pasangan tersebut berada dalam bingkai unfavorable.
Pemberitaan harian Radar Semarang tentang pasangan Bambang Sadono- M. Adnan dalam konteks sebagai calon dari partai Golkar cukup favorable.
Dalam konteks netralitas NU dan konflik dengan Kiai Sahal, pasangan ini diposisikan dalam frame unfavorable. Hal yang sama juga terjadi pada pasangan
Agus Soeyitno-Kholiq Arif. Dalam konteks konflik internal PKB di tingkat pusat, cenderung digambarkan dalam frame yang unfavorable, tetapi secara keseluruhan
mereka dikonstruksikan secara favorable. Pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto digambarkan dalam bingkai unfavorable khususnya terkait dengan kasus dugaan
korupsi dana komunikasi yang melibatkan Sukawi sebagai tersangka. Bibit Waluyo-Rustriningsih ditonjolkan dalam frame favorable terutama jika
267
dihubungkan dengan kampanye pasangan ini yang selalu dipenuhi massa pendukung PDIP. HM.Tamzil-Rozaq Rais cenderung digambarkan dalam bingkai
yang favorable kendati bukan pasangan yang diunggulkan. Berikut skema singkat untuk menggambarkan mekanisme kerja harian
Jawa Pos Radar Semarang dalam liputan tentang pasangan calon selama pilgub berlangsung.
268
Skema VII.1 Kecenderungan pemberitaan Jawa Pos Radar Semarang
Politik redaksional Cara
dan kondisi eksternal pengkonstruksian
Pasangan Calon Konstruksi
DominanKecenderungan Favorable
Unfavorable Bambang Sadono-M.Adnan
- V
Agus Soeyitno-Kholiq Arif V
- Sukawi Sutarip-Sudharto
- V
Bibit Waluyo-Rustriningsih V
- HM. Tamzil-Rozaq Rais
V -
Tagline Suara Merdeka “Perekat Komunitas Jawa Tengah” sangat mempengaruhi politik redaksional yang diimplementasikan dalam cara
pengkonstruksian pasangan calon dalam pilgub ini. Sebagai koran tertua dan memposisikan diri sebagai perekat komunitas maka harian ini cenderung memilih
269
1. Cover area terbatas dengan pusat peredaran
di Semarang dan sekitarnya. 2. Kemasan harus berbeda
sebagai strategi positioning koran yang berdiri belakangan
3. Responsif dengan perkembangan politik, ekonomi,
sosial level lokal dan nasional 1. Porsi yang besar terhadap
berita-berita konflik yang dikemas melalui depth news
2. Untuk berita peristiwa, kritikan melalui foto dan caption
3. Concern tehadap isu-isu lokal yang dekat pembaca
4. Bahasa lugas dan berani 5. Membonceng isu-isu reformasi
untuk memposisikan diri sebagai pihak yang pro atau kontra
gaya pemberitaan yang aman yakni tidak terlalu banyak berseberangan dengan pasangan calon. Caranya, dengan memuat narasumber yang searah dengan
bingkai yang ingin ditonjolkan. Pada prinsipnya, minimnya keragaman narasumber adalah salah satu strategi teknis yang merefleksikan tagline harian
tersebut. Pasangan calon juga dikonstruksikan melalui figur-figur yang mempunyai jabatan atau kapasitas lebih tinggi dari pasangan itu sendiri, seperti
ketua umum partai. Harian ini berusaha responsif terhadap kondisi sosial politik, baik di
tingkat nasional maupun lokal. Misalnya tentang pemberantasan korupsi, netralitas organisasi massa dan reformasi birokrasi. Berita tidak tendensius
mengkritik pasangan, frame unfavorable lebih banyak dikaitkan dengan partai pengusung. Pasangan Bambang Sadono-M. Adnan dikonstruksikan dalam bingkai
favorable, begitu juga dengan Partai Golkar sebagai partai pengusung pasangan ini. Agus Soeyitno-Kholiq Arif serta Sukawi Sutarip-Sudharto digambarkan
dalam bingkai unfavorable. Begitu pula dengan partai pengusungnya PKB dan PKS
138
digambarkan dalam bingkai unfavorable. Pasangan Bibit Waluyo- Rustriningsih dan HM. Tamzil-Rozaq Rais oleh Suara Merdeka dikonstruksikan
dalam bingkai favorable. Berikut skema untuk memperjelas bagaimana konstruksi pasangan calon oleh harian Suara Merdeka.
138Partai pengusung pasangan Sukawi Sutarip-Sudharto adalah Partai Demokrat dan PKS. Namun frame unfavorable lebih banyak ditonjolkan melalui PKS. Pasalnya, selama ini PKS dicitrakan
sebagai partai yang bersih dan solid, bahkan sempat membuat kejutan dalam pilgub Jabar. Namun dalam pilgub Jateng dianggap membuat kesalahan karena mendukung cagub Sukawi
yang dijagokan Partai Demokrat.
270
Skema VII.2 Kecenderungan pemberitaan Suara Merdeka
Politik redaksional Cara
dan kondisi eksternal pengkonstruksian
Pasangan Calon Konstruksi
DominanKecenderungan Favorable
Unfavorable Bambang Sadono-M.Adnan
V -
Agus Soeyitno-Kholiq Arif -
V
Sukawi Sutarip-Sudharto -
V
Bibit Waluyo-Rustriningsih
V -
HM. Tamzil-Rozaq Rais
V -