Sekilas Jawa Pos Jawa Pos Radar Semarang .1 Sekilas Jawa Pos Radar Semarang
juga mendirikan beberapa stasiun televisi seperti JTV Surabaya, Batam TV Batam, Riau TV Pekanbaru, Malioboro TV Jogjakarta, dalam proses.
Untuk memelihara pembacanya agar tetap eksis dari generasi ke generasi, JP terus melakukan regenerasi pembaca dengan melibatkan kaum muda untuk
terlibat. Filosofinya jelas: koran tak akan menua kalau pembacanya dijaga sejak muda. Oleh sebab itu, JP membuat berbagai program dan halaman yang ditujukan
untuk kalangan ini. Misalnya, rubrik DetEksi, dan kegiatan off print DetEksi Party, DetEksi Basketball Leage dan DetEksi Mading Championship.
108
Tabel IV.2 Profil Jawa Pos
Jawa Pos Distribusi
Pulau Jawa Khalayak sasaran
Umum Tiras 2007
400.000 eksemplar Pembaca 2007 Nielsen Media Research
1.690.000 Sumber: Cakram Fokus
109
Tabel IV.3 Profil pembaca Jawa Pos dalam angka
108 Lihat “Kejutan Demi Kejutan dari Jawa Pos”, Cakram Fokus, April 2007. 109“Profil Koran Lokal”, Cakram Fokus, April 2007. Dalam majalah ini data tidak berbentuk
tabel namun uraian profil biasa.
63
Peringkat nasional
Usia Total 000
14-24 25-34
35-49 50+
2 1457
384 456
367 241
Sumber: Roy Morgan dalam riset Single Source pada 2006.
Tabel IV.4 Pendapatan iklan Jawa Pos
Jawa Pos Adex 000.000 Rp.
Adex 000.000 Rp. 2006
2007 579,169
590,149 Sumber: Nielsen Media Research, Adquest Millenium YTD Oktober 2007.
4.2 Suara Merdeka 4.2.1 Sekilas Suara Merdeka
Harian Suara Merdeka SM adalah koran tertua di Jawa Tengah yang hingga kini masih eksis. Berdiri pada 11 Februari 1950, perjalanan Suara Merdeka
tidaklah semulus yang diperkirakan orang. Berawal dari keinginan pendirinya yakni H. Hetami yang ingin menjadikan Suara Merdeka sebagai harian yang
kritis, maka Suara Merdeka mengadopsi motto “Independen, Objektif, Tanpa Prasangka”
110
sebagai slogan korannya. Namun ini tidak berjalan lama karena pada masa 1950-1960 kondisi politik tidak memungkinan sebuah koran untuk
110Lihat Sadono, Bambang peny., Profil Pers Indonesia Edisi 1997-1998, Semarang: Penerbit Citra Almamater, 1997, hal. 46.
64
bersikap kritis. Akhirnya Suara Merdeka berganti nama menjadi harian Berita Yudha edisi Jawa Tengah. Untung saja keadaan yang sangat sumpek bagi
kehidupan pers nasional itu berakhir dengan hancurnya PKI. Orde Baru memberi peluang kepada pers nasional untuk kembali kepada jati diri masing-masing. Dan
dengan izin Jenderal Ibnu Suroto, yang ketika itu memimpin Berita Yudha, nama Suara Merdeka dipulihkan kembali.
111
Di bawah kepemimpinan Budi Santoso yang merupakan menantu dari Hetami, sejak 1982 harian ini yang tidak saja sukses menggarap pembaca Jawa
Tengah tetapi juga menerapkan teknologi canggih. Menurut Budi, kunci kemajuan perusahaanya tersebut adalah pembinaan SDM. Sebab unsur manusia merupakan
75 persen keberhasilan suatu usaha, sedangkan soal teknis hanya 25 persen. Ia juga berorientasi ke sistem untuk menghadapi pertumbuhan Suara Merdeka.
112
Slogan Suara Merdeka juga berubah menjadi “Perekat Komunitas Jawa Tengah”. Di tengah makin banyaknya koran-koran baru yang masuk menjadi
kompetitior Suara Merdeka di Jawa Tengah, harian ini melakukan strategi positioning yang membuat mereka tetap menjadi pemimpin pasar. Managing
Director Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono kepada majalah Cakram
113
mengutarakan, kondisi tersebut menuntut kepiawaian Suara Merdeka menempatkan diri. Selama ini positioning Suara Merdeka adalah korannya Jawa
Tengah, koran yang berbasis di wilayah propinsi bukan kabupaten atau kota. Posisi Suara Merdeka tidak pas dengan semangat otonomi daerah yang berbasis
111Ibid. 112Ibid, hal. 47.
113“Meraih Untung di Kota Pinggiran”, Cakram Fokus, April 2007.
65