Politik Redaksional Media dan Proses Produksi Berita
berpusat di Semarang namun diposisikan sebagai koran Jawa Tengah.
120
Cover area tersebut mempengaruhi nilai berita pada kedua media. Nilai berita adalah
prinsip dasar terkait apakah peristiwa yang terjadi layak untuk diberitakan oleh media. Menurut Julian Harris, Kelly dan Stanley Johnson
121
nilai berita mengandung 8 unsur, yaitu : konflik, kemajuan, penting, dekat, aktual, unik,
manusiawi, dan berpengaruh. Dari masa ke masa unsur nilai berita kerap mengalami pergeseran walaupun tidak jauh berbeda dengan 8 unsur tersebut.
122
Nilai berita ini membantu menjelaskan mengapa berita tentang pasangan calon yang melakukan kegiatan di Solo atau Magelang terkadang tidak diliput
oleh harian Jawa Pos Radar Semarang namun sebaliknya menjadi berita utama Suara Merdeka. Unsur kedekatan proximity
123
yang terkait dengan cover area adalah salah satu alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Politik redaksional media juga meliputi visi media terhadap sebuah proses
120Bahkan Suara Merdeka sering diposisikan sebagai koran nasional kendati tag line-nya “Perekat Komunitas Jawa Tengah” dan berkantor di Semarang. Berita-berita dari luar Jateng kerap
menjadi berita utama halaman nasional. Hal sama juga terjadi pada harian Jawa Pos yang walaupun berpusat di Surabaya namun peredaran dan berita-beritanya berskala nasional.
121Abrar, Ana Nadya, op.cit, hal. 3-4. 122Lihat juga Burton, Graeme, Yang Tersembunyi Di Balik Media, Pengantar Kepada Kajian
Media, Jogjakarta Bandung: Jalasutra, 2008, hal. 155-156. Burton menyebutkan bahwa nilai berita adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan pelbagai topik yang dinilai sebagai para
pembuat berita sebagai layak untuk diberitakan, dan berkaitan dengan cara-cara mempresentasikan topik-topik ini. Ada 7 nilai -nilai umum yang dianggap Burton mengacu
pada nilai berita yang dianut para pembuat berita. Nilai-nilai itu adalah negativitas negativity, kedekatan dengan rumah closeness to home, kebaruan recency, keberlanjutan currency,
kontinuitas continuity, simplisitas simplicity, dan personalitas personality. Beberapa diantaranya juga memasukkan unsur seks sex dan ketertarikan manusiawi human interest
sebagai kriteria nilai berita. Lihat Sumadiria, Haris, Misi Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2005, hal. 80.
123Menurut Julian Harris, Kelly dan Stanley Johnson dalam Abrar, op.cit, nilai berita kedekatan berarti informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu
segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak, informasinya akan semakin disukai khalayak.
250
tertentu yang sedang terjadi. Dalam hal ini visi dari harian Suara Merdeka dan Jawa Pos Radar Semarang dalam melihat proses pemilihan gubernur langsung
yang dibingkai dalam mekanisme demokrasi secara umum. Visi inilah yang dalam proses produksi berita ikut menentukan isi berita pilgub, khususnya tentang
masing-masing pasangan calon. Suara Merdeka mempunyai dua visi dalam pilgub Jateng ini.
124
Pertama, bersama penyelenggara dan seluruh stakeholder pilgub ikut mensukseskan dan menciptakan pilgub yang damai sehingga masyarakat bisa
melaksanakan proses demokrasi tersebut dengan baik. Kedua, media sebagai pilar keempat demokrasi harus ikut serta mendukung pilkada yang berkualitas.
Termasuk menjadi jembatan antara pemilih dengan pasangan calon dan partai agar demokrasi berjalan dengan baik.
Sedangkan Jawa Pos Radar Semarang, ingin menghadirkan realitas yang tidak banyak dibicarakan oleh stakeholder pilgub yakni tentang golput. Menurut
harian ini, kendati golongan putih sering tidak diakomodasikan dan didiskreditkan namun mereka adalah bagian dari kehidupan berdemokrasi
masyarakat Jateng, khususnya dalam pilgub ini.
125
Politik redaksional media juga tidak lepas dari induk surat kabar sebagai sebuah institusi. Hal ini biasanya terjadi pada harian yang berada di bawah group
media tertentu seperti yang terjadi pada Radar Semarang yang merupakan group Jawa Pos Jawa Pos News NetworkJPNN. Harian Jawa Pos Radar Semarang
124Seperti yang dituturkan Redpel dan Desk Pilkada Suara Merdeka Zaini Bisri kepada peneliti. Termasuk kutipan-kutipan lain dalam bab ini.
125Seperti yang dituturkan Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Semarang Wahyudi Novianto kepada peneliti. Termasuk kutipan-kutipan lain dalam bab ini.
251
melalui Pemimpin Redaksi Wahyudi Novianto mengakui bahwa mereka sedikit banyak belajar dan mengikuti apa yang telah dilakukan Jawa Pos. Dalam sebuah
riset internal Jawa Pos terdapat fakta bahwa berita dan foto politik di halaman depan tidak disukai pembaca dan membuat oplah turun. Hal ini ditangkap sebagai
bentuk kebosanan pembaca Jawa Pos terhadap berbagai proses politik di dalam negeri. Riset ini diadopsi oleh Radar Semarang. Wahyudi mengatakan bahwa
hanya berita-berita pilgub yang sangat menarik yang bisa dimuat dalam halaman 1. Selebihnya, dimuat di rubrik khusus yang berada di halaman dalam.
Dalam proses produksi berita, tidak hanya politik redaksional media saja yang mempengaruhi seperti apa isi berita tersebut nantinya sampai di tangan
pembaca. Ada 3 aspek lainnya yang ikut berperan. Pertama, kondisi objek pemberitaan. Kedua, kondisi sosial, ekonomi, politik di tingkat lokal maupun
nasional serta kebijakan pribadi pemilik media. Kondisi objek pemberitaan relatif berpengaruh terhadap isi berita. Contoh
yang cukup relevan adalah kasus yang menimpa cagub Sukawi Sutarip yang menjelang pilgub ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Kondisi ini sangat
berpengaruh tatkala sebagai calon gubernur seharusnya merupakan figur pelayan publik yang bersih dan kredibel. Kondisi lainnya yang juga berpengaruh adalah
kecukupan material atau yang kerap disebut sebagai dana kampanye. Dana kampanye yang besar membuat pasangan calon dan partai pengusung bisa
melakukan kampanye di media secara maksimal. Kampanye media yang berupa iklan, secara tidak langsung mempunyai korelasi dengan arah pemberitaan. Harian
252
Suara Merdeka yang setiap hari memuat iklan pasangan calon Bambang Sadono- M. Adnan ternyata cukup positif dalam mengkonstruksikan pasangan ini. Kendati
demikian Redpel dan Desk Pilkada Suara Merdeka Zaini Bisri menolak anggapan bahwa iklan Bambang-Adnan berpengaruh terhadap isi pemberitaan mereka.
Salah satu berita Suara Merdeka edisi 29 Mei 2008 berjudul “Ucapan Selamat Cagub Dinilai Wajar” adalah salah satu cermin isi pemberitaan yang pro kepada
Bambang-Adnan. Dalam berita tersebut Suara Merdeka membingkai kontroversi seputar ucapan dukungan kepada pasangan ini sebagai hal yang wajar. Jika
pemuatan iklan ucapan tersebut dianggap melanggar aturan bahwa PNS
126
harus netral maka Suara Merdeka sebagai media yang memfasilitasi pelanggaran
tersebut. Oleh karena itu, cukup masuk akal jika harian ini harus membingkai iklan ucapan sebagai sesuatu yang wajar dan tidak melanggar aturan.
Dana yang besar juga memungkinkan mereka melakukan banyak kegiatan sosialisasi yang diliput oleh media. Hal ini merupakan proses alami yang biasa
terjadi. Semakin sering pasangan tersebut tampil di publik, maka semakin banyak pula isu yang bisa digulirkan dalam upaya komunikasi politik dan pembentukan
opini publik. Kondisi sosial, ekonomi dan politik baik di tingkat lokal maupun nasional
juga mempengaruhi proses produksi berita. Sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono wacana mengenai pemberantasan korupsi cukup
mengemuka. Keberpihakan kepada pemberantasan korupsi menjadi tolok ukur
126Dalam berita tersebut disebutkan bahwa Gubernur Jateng Ali Mufiz sebelumnya menghimbau agar PNS netral dalam pilgub Jateng dan tidak terlibat aksi dukung mendukung kepada salah
satu pasangan calon.
253
baru sejauh mana sebuah institusi mendukung upaya reformasi khususnya di bidang birokrasi. Selain korupsi, isu yang juga menjadi pembicaraan publik
adalah proses pemilihan kepala daerah secara langsung sebagai salah satu implementasi dari demokrasi di tingkat kotakabupaten dan propinsi. Media
sebagai institusi yang berada di tengah masyarakat berupaya agar terhubung dengan proses ini dengan menjadi bagian dari ajang diskusi dan terlibat dalam
setiap perkembangan yang terjadi. Hal ini berhubungan dengan image media. Saat kondisi politik terkait upaya pemberantasan korupsi dan pemberdayaan hak
politik publik menguat maka media ikut memposisikan diri sebagai bagian dari hal tersebut.
Terlihat dalam kasus Sukawi Sutarip, harian Suara Merdeka dan Jawa Pos Radar Semarang mendukung upaya Kejati untuk membuka kembali kasus dugaan
korupsi dana komunikasi. Walaupun menggunakan cara yang berbeda dalam membingkai kasus, namun media tidak mungkin memposisikan diri sebagai pihak
yang kontra dengan pemberantasan korupsi. Tuntutan publik yang semakin kritis dengan isu-isu reformasi birokrasi dan pemberdayaan hak politik membuat media
tidak mungkin berada di posisi yang berbeda. Hal terakhir yang dianggap peneliti ikut mempengaruhi proses produksi
berita adalah kebijakan pemilik media. Kebijakan yang dimaksud dalam konteks ini mencakup semua hal, baik kebijakan yang bersentuhan langsung dengan
manajemen surat kabar maupun terkait dengan kepentingan pengelola media terhadap agenda politik tertentu. Untuk melihat seperti apa proses produksi berita
254
secara detail, berikut skema yang menggambarkan hal tersebut:
255
Skema VI.1 Proses produksi berita pada media massa
256
Skema tersebut menunjukkan bahwa proses produksi berita tidak hanya ditentukan oleh politik redaksional masing-masing media, namun kondisi
eksternal lainnya seperti kondisi objek pemberitaan dan keadaan sosial, ekonomi, politik di tingkat lokal maupun nasional. Sebagian kepentingan pemilik media
melebur dalam politik redaksional media yang disampaikan dalam briefing pra liputan oleh pemimpin redaksi atau redaktur
127
kepada awak redaksi khususnya wartawan. Baik Suara Merdeka maupun Jawa Pos Radar Semarang melakukan
proses briefing untuk menjelaskan kisi-kisi liputan secara umum menjelang rangkaian pilgub. Jajaran redaksi Suara Merdeka sudah melakukan briefing sejak
Juni 2005 yakni saat pilkada langsung Jateng sudah mulai dilaksanakan di tingkat kota dan kabupaten. Sedangkan Radar Semarang menggelar rapat redaksi
persiapan liputan pilgub 2 minggu menjelang rangkaian pilgub digelar. Proses briefing dari jajaran pimpinan redaksi inilah yang diterjemahkan
wartawan dalam kegiatan liputan di lapangan. Hasil interaksi wartawan dengan fakta di lapangan, kondisi sosial, ekonomi, politik serta objek pemberitaan
dikonstruksikan dalam sebuah berita yang sebelum dibaca khalayak harus melalui proses editing. Dalam proses editing ini, kekuatan-kekuatan lain di luar politik
redaksional kembali mempengaruhi sebelum akhirnya menjadi produk berita yang dikemas dalam surat kabar. Bagaimana produk tersebut, bisa dinilai dari segi
sintaksis, skrip, tematik dan retoris serta strategi pengemasan berita lainnya. Dari skema tersebut terlihat bahwa berita yang dikemas dalam produk
127Pimred dan redaktur mengacu pada individu dalam newsroom yang bertugas melakukan fungsi editing. Istilah ini bisa saja berbeda antara satu media dengan media lainnya.
257
surat kabar, khususnya berita-berita tentang pasangan calon, sebelum sampai di tangan khalayak telah mengalami proses panjang. Berita bukanlah semata-mata
hasil karya seorang wartawan, namun merupakan hasil kerja sebuah institusi media.