GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA (1900-1940)

D. GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA (1900-1940)

Gerakan pembaharuan di Indonesia mulai berakar pada permulaan abad

20. Pembaharuan Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh pembaharuan yang terjadiTimurTengahdanMesir,terutama pemikiran-pemikiran para tokoh yang telah disebut seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Ibn Abdul Wahhab, Jamaluddin alAfghani, dan Muhammad Abduh. Segi pemurnian, gerakan pembaharuan Islam di Indonesia banyak diilhami oleh Ibnu Taimiyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab; gerakan pendidikan dipengaruhi oleh Muhammad Abduh; sedangkan gerakan politik dipengaruhi oleh Jamaluddin al-Afghani.

1. Jami’atul Khair

Jamiatul Khair yang didirikan pada 15 Juli 1905, merupakan organisasi pembaharuan pertama. Pendirinya adalah Sayid Muhammad al-Fatchur Ibn Abdurrahman al-Masjhur, Sayid Muhammad ibn Abdullah Ibn Sjihab, Sayid

21 Sudarno Shobron, et al, Studi Kemuhammadiyahan…,hlm. 17-23.

Seri Studi Islam 39 Seri Studi Islam 39

Jamiatul Khair dianggap sebagai pelopor organisasi Islam modern karena organisasiinimentradisikan ciri organisasi modern seperti umpamanya memiliki anggaran dasar, daftar anggota tercatat, rapat-rapat berkala, dan mendirikan sekolah yang memiliki sistem kurikulum, sistem klasikal, dan perlengkapan kelas. Sayangnya, umur organisasi ini tidak panjang, karena factor perpecahan internal organisasi. Dan Ahmad Soorkati sebagai salah seorang pengurus yang berpengaruh saat itu keluar dari Jamiatul Khair dan bergabung dengan al- Irsyad. 22

2. Sarekat Islam Sarekat Islam (SI) berdiri di Solo pada tanggal 11 Nopember 1912.

Organisasi ini didirikan oleh K.H. Samanhoedi, M. Asmodimedjo, M. Kertotaruno, M. Sumowerdojo dan Hadji Abdulradjak. SI sebelumnya bernama Serikat Dagang Islam (SDI) yang terkenal dipimpin oleh Samanhoedi. Kemudian SDI mengubah diri menjadi Sarekat Islam (SI) dan terkenal di tangan H. Oemar Said Cokroaminoto.

Padaawalnya,organisasiinilahirkarenaadanyakompetisi dalam perdagangan batik dan menjadibenteng bagi orang-orang Indonesia yang umumnya terdiri dari

22 Al-Irsyad sendiri merupakan organisasi Islam yang secara resmi menekankan perhatian pada bidang pendidikan, terutama pada masyarakat Arab meskipun anggotanya ada dari nonArab. Secara lebih luas sikap dan tujuan organisasi ini adalah; “menjalankan dengan sungguh-sungguh agama Islam seba- gaimana ditetapkan al-Qur ‘an dan sunnah; memajukan hidup dan kehidupan secara Islam dalain arti kata luas dan dalam; dan membantu menghidupkan semangat untuk bekerja sama di antara berbagai golongan dalam setiap kepentingan bersama” (Pengurus Besar al-Irsyad, 193 8:3-7). Al- Irsyad berjasa dalam mendirikan banyak lembaga sekolah dari tingkat dasar hingga sekolah guru. Adajugasekolahtakhasus dengan spesialisasi dalam bidang agama, pendidikan atau bahasa. Al-Irsyad juga memberikan beasiswa untuk beberapa lulusannya guna belajar ke luar negeri, terutama ke Mesir. Organisasi ini juga mempergunakan tabligh dan pertemuan-pertemuan sebagai cara untuk menyebarkan pahamnya. la juga menerbitkan buku-buku dan pamflet-pamflet.

40 Seri Studi Islam 40 Seri Studi Islam

3. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Kota Yogyakarta. Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang telah mengembuskan jiwa pembaruan pemikiran Islam di Indonesia dan bergerak di berbagai bidang kehidupan umat.

23 SI menuntut perbaikan nasib rakyat di bidang agraria dan pertanian dengan menghapuskan undang-undang kolonial tentang pemilikan tanah; pajak-pajak hendaknya ditarik secara proporsional. Di samping itu, SI juga mempunyai perhatian di bidang pendidikan. SI menuntut penghapusan peraturan yang mendiskriminasikan penerimaan murid-murid di sekolah-sekolah; ia menuntut pelaksanaan wajib belajar untuk semua penduduk, serta perbaikan lembagalembaga pendidikan pada semua tingkat. Sedangkan di bidang agama, SI menuntut penghapusan segala macam undang-undang dan peraturan yang menghambat tersebarnya Islam, pembayaran gaji bagi kyai dan penghulu, subsidi lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan pengakuan hari-hari besar Islam. Sudarno Shobron, et al, Studi Kemuhammadiyahan…,hlm. 25-26.

Seri Studi Islam 41

42 Seri Studi Islam