ERA ORDE BARU
D. ERA ORDE BARU
1. Periode KH. Fakih Usman/KH.AR.Fakhruddin (1968-1971)
Tidak lama setelah Muktamar ke 37 di Yogyakarta mengukuhkan KH. Faqih Usman 10 sebagai ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
beliau dipanggil kehadirat Allah SWT. KH. AR. Fahruddin sebagai ketua
I Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1968-1971 oleh sidang tanwir ditetapkan sebagai pengganti beliau.
pesantren ini, ia dikenal sebagai santri yang pintar berbahasa Arab (nahwu dan sharaf) yang telah didapat di Pondok Lerab. Pada tahun 1915-1920 Ahmad Badawi mondok di Pesantren Besuk, Wangkal Pasuruan. Badawi mengakhiri pencarian ilmu agama di Pesantren Kauman dan Pesantren Pandean di Semarang pada tahun 1920-1921. Pendidikan formalnya hanya didapatkan di Madrasah Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kauman Yogyakarta, yang belakangan berubah menjadi Standaarschool dan kemudian menjadi SD Muhammadiyah
10 Fakih Usman (lahir di Gresik, 2 Maret 1904 – meninggal di Indonesia, 3 Oktober 1968 pada umur 64 tahun) adalah Menteri Agama Indonesia pada tahun 1952-1953 pada Kabinet Wilopo
148 Seri Studi Islam
Padaperiodeini,usahayangpalingmenonjol dilakukan adalah ”meMuhammadiyahkan Muhammadiyah”,
mengadakan pembaharuan pada diri dan dalam Muhammadiyah sendiri. Baik pembaharuan (tajdid) dalam bidang idiologi dengan merumuskan ”matan keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah”, maupun dalam bidang organisasi dan strategi perjuangan dengan menyusun ”khittah Perjuangan” dan bidang- bidang lainya. Sementara khittah perjuangan disahkan dalam sidang tanwir di ponorogo tahun 1969.
2. Periode KH.Abdur Rozak Fakhruddin (1971-1990)
Pada periode Pak AR 11 ini usaha untuk meningkatakan kualitas persyarikatan selalu
diusahakan, baik kualitas organisasi maupun kualitas operasionalnya. Peningkatan kualitas organisasi meliputi jajdid di bidang keyakinan dan cita-cita hidup serta khittah dan tajdid organisasi. Sedangkan peningkatan kualitas operasionalnya meliputi intensifikasi pelaksanaan program jama’ah dan da’wah jama’ah serta pemurnian amal usaha Muhammadiyah.
Beliau ditetapkan sebagai pejabat ketua PP. Muhammadiyah dalam Tanwir ponorogo tahun 1968, dan dipilih kembali sebagai ketua PP. Muhammadiyah dalam Muktamar ke 38 tahun 1971 di ujung Pandang, muktamar ke 40 tahun 1978 di Surabaya dan ke 41 tahun 1985 di Surakarta. Pada masa jabatan beliau ada masa krisis, yaitu keharusan menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya azas. Pada masa jabatan beliau juga terjadi peristiwa penting yaitu kunjungan Paus Yohanes Paulus II
11 Pak AR demikian nama panggilan akrab Kiai Haji Abdur Rozak Fachruddin, adalah pemegang rekor paling lama memimpin Muhammadiyah, yaitu selama 22 tahun (1968-1990). Pak AR lahir 14 Februari 1916 di Cilangkap, Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta. Ayahnya, K.H. Fachruddin adalah seorang Lurah Naib atau Penghulu di Puro Pakualaman yang diangkat oleh kakek Sri Paduka Paku Alam VIII, berasal dari Bleberan, Brosot, Galur, Kulonprogo. Sementara ibunya adalah Maimunah binti K.H. Idris, Pakualaman. Sumber dari http://www.muhammadiyah.or.id/ content-165-det-kh-ar-fachdrudin.html
Seri Studi Islam 149 Seri Studi Islam 149
a. Khittah Muhammadiyah, yang dikenal dengan khittah ponorogo yang kemudian dikuatkan dan disempurnakan dalam muktamar ke
40 di Surabaya.
b. Melakukan pendekatan dengan pemerintah Soeharto (atas saran jenderal Sarbini).
c. Ikut membidani kelahiran Partai Muslimin Indonesia.
d. Perubahan AD Muhammadiyah dengan menetapkan Pancasila sebagai asas organisasi.
e. Tersusunya konsep dakwah oleh PPM majelis tabligh beserta beberapa tuntunan praktisnya.
f. Tersusunnya konsep kaderisasi dan pedoman praktisnya oleh badan Pendidikan Kader (BPK)
g. Tersusunnya berbagai pedoman pendidikan oleh Majelis Pendidikan dasar dan Menengah
h. Terkonsolidasinya berbagai majelis-majelis yang lain.
3. Periode KH.A.Azhar Basyir (1990-1995)
Pada periode KH. A. Azhar Basyir, MA 12 dirumuskan beberapa kebijakan antara lain:
a. Program Muhammadiyah
Jangka
Panjang (25 tahun) yang meliputi: 1. Bidang Konsolidasi Gerakan, 2. Bidang Pengkajian dan penegmbangan, 3. Bidang kemasyarakatan.
b. Program Muhammadiyah tahun 1990- 1995, yang meliputi: 1) Bidang konsoli- dasi gerakan, yaitu: Konsolidasi gerakan, kaderisasi dan pembinaan AMM, Bim- bingan keagamaan, peningkatan hubngan dan kerjasama, 2) Bidang
12 KH Ahmad Azhar dilahirkan di Yogyakarta tanggal 21 Nopember 1928. Dia dibesarkan di lingkungan masyarakat yang kuat berpegang pada nilai agama yakni di Kauman. Ayahnya bernama HM Basyir dan ibunya Siti Djilalah
150 Seri Studi Islam
Pengkajian dan Pengembangan, yaitu: Pengkajian dan pengembangan pemikiran Islam, Penelitian dan Pengembangan, Pusat informasi, Ke- pustakaan dan Penerbitan, 3) Bidang Dakwah, Pendidikan dan Pem- binaan Kesejahteraan Umat, meliputi: kayakinan Islam, Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan pengembangan masyarakat, kebudayaan, par- tisipasi politik, ekonomi dan kewiraswastaan, pengembangan gnerasi muda, pembinaan keluarga, pengembangan pern wanita, lingkungan hidup, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
4. Periode Prof. Dr. HM.Amin Rais (1995-2000)
Pada periode
Amien
Rais, 13 dirumuskan program Muhammadiyah tahun 1995-
2000 denganmengacupadaantara lain: 1) masalah global, 2) masalah dunia Islam, masalah nasional, 3) permasalahan Muhammadiyah,
4) pengembangan pemikiran, yang
terdiri:
pemikiran
keagamaan, ilmu dan teknologi, pengembangan basis ekonomi, gerakan sosial kemasyarakatan, dan PTM sebagai basis gerakan keilmuan/ pemikiran.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, telah dirumuskan program Muhammadiyah tahun 1995-2000 sebagai berikut:
a. Tujuan Program Peningkatan konsolidasi pergerakan dan peningkatan kualitas gerakan dakwah dalam era industrialisasi dan globalisasi dengan memperluas sasaran dan sarana dakwah.
b. Arah Program
13 Lahir di solo pada 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga aktivis Muhammadiyah yang fanatik. Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang Surakarta. Masa belajar Amien banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1968 dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1969), ia melanglang ke berbagai negara dan baru kembali tahun 1984 dengan menggenggam gelar master (1974) dari Universitas Notre Dame, Indiana, dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat
Seri Studi Islam 151
Program Muhammadiyah periode 1995-2000 diarahkan pada empat hal sebagai berikut: 1) pengembangan pemikiran dan wawasan, 2) peningkatan kualitas sumber daya manusia, 3) peningkatan kualitas dan pengembangan amal usaha sebagai sarana dakwah, 4) perluasan dakwah.
c. Jenis Program Dengan merujuk pada berbagai pokok pkiran yang disampaikan dalam Muktamar Muhammadiyah ke 43, Program Muhammadiyah periode 1995-2000 disusun menurut empat bidang utama sebagai berikut: 1) pengembangan manajemen Muhammadiyah, 2) pendidikan, perkaderan dan pengembangan sumber daya manusia,
3) dakwah pengembangan masyarakat, pembinaan kesejahteraan sosial dan ekonomi, 4) peningkatan dana Muhammadiyah. Pada periode ini terjadi perganitian ketua PP Muhammadiyah dari Prof. Dr. HM.Amien Rais kepada Prof Dr. A. Syafii Maarif. Pergantian ini bermula adanya sidang tanwir Muhammadiyah di Semarang pada tahun 1998 agar PP. Muhammadiyah melakukan ijtihad politik.
Dalam perkembangan yang sangat cepat, beberapa saat PP. Muhammadiyah belum melakukan ijtihadnya, Amien Rais berama beberapa temanya melakukan langkah membentuk sebuah partai terbuka, yang diberi nama Partai Amanat nasional (PAN). Dengan diangkatnya Amien Rais menjadi Ketua Umum DPP PAN, dan demi untuk dapat berkonsentrasi pada partai yang baru saja didirikanya, serta agar tidak menimbulkan image bahwa PAN adalah identik dengan Muhammadiyah, maka akhirnya Amien Rais melepaskan jabatanya selaku ketua umum PP Muhammadiyah. Sehingga Prof Dr. A. Syafii Maarif yang sebelumnya sebagai salah satu ketua PP Muhammadiyah, ditetapkan sebagai Ketua Umum PP. Muhammadiyah periode 1995-2000.