MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR

B. MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR

Sebagai suatu organisasi, Muhammadiyah bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam rangka mencapai cita-cita tersebut, Muhammadiyah harus berdiri di atas landasan yang kokoh dengan berpegang teguh pada prinsip Islam, sebagai termaktub dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah. Prinsip-prinsip tersebut kemudian dikemas dalam pokok- pokok pikiran/prinsip-prinsip/pendirian yang diuraikan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun pada masa kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo, yang periodesasinya berlangsung dari tahun 1943-1953. muqaddimah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mengatasi problem dalam diri Muhammadiyah sendiri. Setelah 40 tahun Muhammadiyah berkiprah mulai terasa kekaburan semangat perjuangan di kalangan anggota-anggotanya. Hal ini terlihat pada fenomena mulai terdesak pertumbuhan dan perkembangan jiwa/roh Muhammadiyah oleh perkembangan lahiriyah. Di samping itu, pengaruh dari luar yang tidak sesuai dengan jiwa/roh Muhammadiyah bertambah besar.

Itulah yang mendorong Ki Bagus Hadikusumo pada tahun 1945 mulai merumuskan prinsip-prinsip pemikiran yang berjalan dari waktu ke waktu, yang kemudian rumusan tersebut di sahkan pada tahun 1951. Muqaddimah Anggaran Dasar tersebut mengandung 7 pokok pikiran. Sebelum masuk ke dalam 7 pokok pikiran tersebut Muqaddimah Anggaran Dasar dimulai dengan menukil Surat Al-Fatihah [1] : 1-7 :

(Dengan nama Allah Yang Mahapemurah dan Mahapenyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam; Yang Mahapemurah dan Mahapenyayang; Yang memegang pengadilan pada Hari Kemudian; Hanya kepada Engkau hamba minta pertolongan; Berilah petunjuk kepada hamba

64 Seri Studi Islam 64 Seri Studi Islam

(Saya ridha; bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Pokok pikiran pertama, hidup manusia harus berdasar tauhid (mengesakan) Allah, bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah. Pokok pikiran ini dirumuskan dalam teks Muqaddimah sebagai berikut: “Amma ba’du. Bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata. Bertuhanlah dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu- satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.”

Pokok pikiran kedua: hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran ini dirumuskan dalam teks muwaddimah sebagai berikut: “Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum kodrah iradah) Allah atas manusia.”

Pokok pikiran ketiga, hanya hukum Allah yang sebenar-benarnya satu- satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia yang hakiki di dunia dan akhirat. Pokok pikiran ini dirumuskan dalam muqaddimah sebagai berikut: “Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran dan persaudaraan gotong royong dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.”

Pokok pikiran keempat, berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah dan berbuat ihsan kepada manusia/ masyarakat. Pokok pikiran ini dirumuskan dalam muwqaddimah sebagai berikut: “Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agam Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian nabi sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW. Dan di-ajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia di dunia dan akhirat.”

Pokok pikiran kelima, perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi, terutama Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok pikiran ini dirumuskan dalammuwaddimahsebagaiberikut:“Syahdan,untukmenciptakanmasyarakat

Seri Studi Islam 65 Seri Studi Islam 65

Pokok piksiran keenam, perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah dapat dilaksanakan dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya. Pokok pikiran ini dirumuskan dalam muwaddimah sebagai berikut : “Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah dan didorong oleh firman Allah dalam Alquran” (QS Ali-Imran [3] : 104) :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Pada tanggal 8 Zulhijah 1330 Hijriyah atau 18 November 1912 Miladiyah, oleh Almarhum KH. Ahmad Dahlan, didirikan suatu Persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama Muhammadiyah yang disusun dengan Majelis (bagian-bagiannya), mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan Muktamar.”

Pokok pikiran ketujuh, pokok pikiran prinsip-prinsip/pendirian seperti yang diterangkan dan diuraikan di muka itu adalah yang dapat untuk melaksanakan idiologinya terutama untuk mencapai cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur lahir batin yang diridhai Allah, ialah masyarakat “Islam yang sebenar-benarnya.” Pokok pikiran ini dirumuskan dalam muqadimah sebagai berikut : “Kesemuanya itu perlu, untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul nabi Muhammad SAW, guna mendapat karunia dan ridha-Nya di dunia dan akhirat, dan udntuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah

66 Seri Studi Islam 66 Seri Studi Islam

Maka dengan Muhammadiyah ini mudah-mudahan umat Islam dapatkan diantarkan ke pintu gerbang surga jannatun na’im dengan keridhaan Allah Yang Rahman dan Rahim. 3