OBJEK DAKWAH

E. OBJEK DAKWAH

Objek atau sasaran dakwah adalah manusia perorangan dan/atau masyarat. 8 Secara sosio-psikologis, objek dakwah dapat dikelompokkan

menjadi:

1. Dilihat dari segi sosio-geografis, terdapat masyarakat kota, pedesaan, pedalaman, terasing, terpencil, terpencar, termarginalkan.

2. Dilihat dari segi struktur kelembagaan, terdapat masyarakat keluarga, masyarakat, pemerintah.

3. Dilihat dari segi sosio-budaya, terdapat masyarakat priyayi, pejabat atau punggawa, rakyat jelata atau wong cilik, santri, abangan.

4. Dilihat dari segi tingkat usia, terdapat kelompok anak, remaja, orangtua,

8 Hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan hidup, dimana manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal ini penting dimengerti oleh dai, karena agar memahami apa yang menjadi kebutuhan hidup manusia, termasuk kebutuhan objek dai. Menurut Baharuddin (2004: 242) struktur kebutuhan dasar manusia ada enam yaitu: 1) Kebutuhan Keyakinan/ beragama (al fitrah), 2) Kebutuhan Perwujudan/Reaktualisasi Diri (al ruh), 3) Kebutuhan Cinta dan Kasih saying (al qalb), 4) Kebutuhan Penghargaan diri (al aql), 5) Kebutuhan Keamanan, seksual, dan Ketentraman (al nafs), 6) Kebutuhan Biologis dan Material (al jism). Sementara itu, Abraham Maslow menyebut lima struktur kebutuhan dasar manusia yaitu: 1) Kebutuhan Perwujudan/Reaktualisasi Diri (Reactualization Needs), 2) Kebutuhan Harga diri (Esteem Needs), 3) Kebutuhan Cinta Kasih Sayang dan Bersosial (Love Needs), 4) Kebutuhan rasa aman (Safety Needs), 5) Kebutuhan biologis atau pisik (Physiological Needs)

Seri Studi Islam 161 Seri Studi Islam 161

5. Dilihat dari segi profesi atau pekerjaan, terdapat petani, pedagang, seniman, pengusaha, politikus, buruh, karyawan, pegawai negeri sispil, tentara, polisi, pengacara, budayawan, wartawan, guru, dosen, pelajar,mahasiswa, dokter, dll.

6. Dilihat dari segi tingkat status ekonomi, terdapat golongan miskin, menengah, kaya, atas, elit, dll.

7. Dilihat dari segi jenis kelamin, terdapat kelompok wanita, pria, waria.

8. Dilihat dari segi ciri khusus, terdapat masyarakat tuna wisma, tuna susila, tuna

karya, tuna netra, tuna daksa, tuna grahita, tuna rungu, narapidana, dll.

9. Ditinjau dari segi kasta terdapat kelompok sudra, aria, ksatria, brahmana.

10. Dilihat dari kepemelukan agama, terdapat kaum ijabah atau muslim, kaum dakwah atau non muslim, dan kaum mualaf atau baru masuk Islam.

Menurut Baharuddin (2004: 273) sebagai sasaran dakwah manusia memiliki enam dimensi potensi untuk memenuhi kebutuhan, mencari, menemukan, dan menerima kebenaran, baik kebenaran hakiki maupun kebenaran ilmu pengetahuan. Enam dimensi tersebut adalah: 1). Al-Jism

Al jism memiliki potensi dorongan untuk memenuhi dan menerima kebenaran indrawi atau sensoris; Al jism merupakan dorongan biologis dari sisi luar seperti dorongan untuk makan dan kebutuhan biologis lainnya. Misalnya lezatnya makanan, segarnya udara, indahnya pemandangan dapat diterima melalui al jism. Tak salah jika Allah membuat perumpamaan bahwa Allah menghidupkan yang mati seperti Allah menghidupkan tetumbuhan setelah sekian lama mati kekeringan. Kalian ingin tahu bagaimana Allah menghidupkan orang setelah mati? Silakan baca QS. 2 (Al Baqarah): 258-260, dan QS. 35 (Ar Rum): 25-27. Allah juga memotivasi hambanya dengan pahala dan surga untuk yang beriman dan beramal shalih. Surga itu indah dan di dalamnya serba tercukupi. Maka tidak terlalu keliru jika orang berbuat baik berharap pahala, dibalik keikhlasannya. Dan oleh sebab itu hadiah/ reward disenangi orang.

2) Al-Nafs An nafs merupakan potensi dorongan untuk memenuhi kebutuhan

ingn tahu, dan merupakan kebutuhan biologis sisi dalam, seperti seksual, dan rasa tenang. Sedang al jism dorongan biologis dari sisi luar, seperti makan. Al nafs akan tenang jika kebutuhan seksual dan rasa aman terpenuhi dengan cara yang baik, tetapi jika tidak dengan cara yang

162 Seri Studi Islam 162 Seri Studi Islam

21 dinyatakan Dan dari tanda kekuasaan Tuhan adalah menciptakan untukmu pasangan dari jenis yang sama, untuk ketenangan, dan menjadikan diantaramu bahagia dan penuh kasih sayang.

3) Al-Aql Al aql memiliki potensi dorongan untuk memenuhi dan menerima

kebenaran pikir atau tafakkur, mengintepretasi atau al i’tibar, memahami atau tadabbur, merenung atau ta’ammul, melihat dengan mata batin atau istibshar, mengingat atau tazakkur. Misalnya walau menurut pandangan mata sepasang rel kereta api itu tampak menciut, namun secara al aql tidak mungkin, dan pasti lurus sejajar. Al aql inilah yang melahirkan bermunculan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Al-Qalb Al qalb memiliki potensi dorongan untuk memenuhi dan menerima

kebenaran supra rasional, dzikir, rasa kasih sayang, atau emosi. Qalb yang jernih misalnya pemaaf, pemurah, akan menghantarkan seseorang memiliki daya intuisi tinggi, dapat ilham; tetapi qalb yang kotor seperti dengki, iri, dendam, sombong, dll. menghantar kearah tensi tinggi, perasaan tidak dll. Misalnya ada orang yang benci pada seseorang, maka kalau bertemu denyut jantung cepat, tensi meninggi, dan tidak suka memandang apa lagi bersendagurau. Walau secara indrawi dan rasio tidak mungkin terjadi, tetapi hal itu nyata-nyata terjadi; karena memang yang bersangkutan mengalami perasaan yang semacam itu. Tetapi sebaliknya jika pemaaf akan terasa damai.

5) Al-Ruh Al ruh memiliki potensi dorongan untuk memenuhi kebutuhan

dan menerima kebenaran spiritual, beraktualisasi diri,dan moral, Al ruh sangat dipengaruhi oleh daya nafs, al aql, dan al qalb. Misalnya orang yang memiliki al aql bersih, al qalb bersih, dan nafs yang mutmainah, maka ruh akan menjadi suci; namun sebaliknya jika nafs jelek, al aql kotor, al qlb kotor, maka nafs pun menjadi tidak baik. Dari itu maka banyak orang yang stress, banyak orang yang tidak kuat menahan penderitaan hidup lalu bunuh diri. Dan banyak pula orang yang tabah dalam pendirian walau harus mati demi pendiriannya yang diyakini benar; seperti Socrates, Bilal, Imam Samodra, dll.

Seri Studi Islam 163

6) Al-Fitrah Al fitrah memiliki potensi dorongan untuk memenuhi kebutuhan

dan menerima kebenaran transcendental, iman, suci, beragama, dan memperoleh hidayah. Alfitrah ini dapat mempengaruhi al ruh, al qalb, dan al aql. Artinya jika al fitrah dominan maka benih bertuhan, mata hati, kata hati masih mengetahuin mana yang benar dan mana yang batil.. Misalnya: Hidayah pada Umar bin Khatab sadar dan tidak jadi membunuh adiknya yang mengikuti ajaran Islam, setelah mendengan al qur’an yang dibacanya. 9