SISTEM PENGKADERAN MUBALLIGH MUHAMMADIYAH

G. SISTEM PENGKADERAN MUBALLIGH MUHAMMADIYAH

1. Pengertian Dan Kedudukan Kader

Kader (Perancis: Cadre) berarti elite, ialah bagian yang terpilih, yang terbaik karena terlatih, berarti jantung suatau organisasi. Kalau kader suatu organisasi lemah, maka seluruh kekuatan organisasi juga lemah. Kader berarti pula inti tetap dari suatau resimen. Daya juang resimen ini sangat tergantung dari nilai kadernya, yang merupakan tulang punggung, pusat semangat dan wawasan masa depannya. Maka jelaslah bahwa hanya orang-orang yang bermutu itulah, yang terpilih dan berpengalaman dalam medan pertempuran, yang taat dan berinisiatif, yang dapat disebut kader.

Dalam bahasa lain, Kader (quadrum) berarti empat persegi panjang atau kerangka. Dengan demikian kader dapat kita definisikan sebagai kelompok manusia yang terbaik karena terpilih, yaitu merupakan inti dan tulang punggung (kerangka) dari kelompok yang lebih besar dan terorganisir secara permanen. Fungsi dan kedudukan kader dalam suatu organisasi dengan demikian menjadi sangat penting karena kader dapat dikatakan sebagai inti penggerak organisasi.

2. Visi Dan Misi Pengkaderan Muhammadiyah

Secara umum, visi dan misi serta arah pengkaderan Muhammadiyah adalahdalamrangkamewujudkankader-kaderatautenagapenggerakyang berkemampuan dan memiliki integritas yang kuat dalam mengembangkan misi Gerakan Muhammadiyah, khususnya di bidang dakwah, tabligh dan penyiaran ajaran Islam baik ke dalam maupun ke luar, sehingga tercapai tujuan Persyarikatan melalui proses yang berkesinambungan. Ø Visi Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah diarahkan untuk

menjadi pusat pembinaan dan pengembangan kader muballigh yang handal dalam pengembangan persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwahn dan Tajdid yang kokoh dan Islami. Kader Muballigh Muhammadiyah adalah pribadi yang memiliki sifat-sifat keIslaman (muslim), keimanan hannan (peka dan peduli terhadap lingkungan), jihad (dedikasi dan kejuangan yang tinggi) dan istiqomah (teguh pendirian dan tahan uji), serta memahami visi dan misi perjuanagn Muhammadiyah.

Seri Studi Islam 165

Ø Missi Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan kembali konsep kader dan SDI Muballigh dan Da’I Muhammadiyah yang sesuai dengan visi dan misi perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah dan tajdid fil Islam, yang mampu memberikan arah pada setiap perkembangan dan perubahan jaman.

2) Merumuskan kembali system dan strategi pembinaan dan pengembangan Kader Muballigh dan Da’I dalam Muhammadiyah yang sesuai dengan kebutuhan persyarikatan menghadapi perubahan masyarakat dengan tetap berpegang pada visi dan missi perjuangan.

3) Melaksanakan program dan kegiatan pengadaan, pembinaan dan pengembangan Kader Muballigh dan Da’I Muhammadiyah secara kontinyu dan simultan, sesuai visi-misi dan perkembangan jaman.

4) Mengembangkan dan menyempurnakan system manajemen pembinaan, pendayagunaan dan pengembangan kader Muballigh dan Da’I Muhammadiyah, dengan berlandaskan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akurasi, dan kesinambungan perjuangan Muhammadiyah.

3. Sasaran Dan Tujuan Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah

Pengkaderan pada hakikatnya merupakan pembinaan personal anggota dan pimpinan secara terprogram dangan tujuan tertentu bagi Persyarikatan. Dalam konteks tugas Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Muhammadiyah, pengkaderan Muballigh Muhammadiyah dititik- beratkan pada pembinaan dan penguatan ideology (hasil Muktamar ke-

37) dan pembinaan kepemimpinan (hasil Muktamar ke-38). Sehingga pengkaderajn Muballigh Muhammadiyah sebagai upaya penanaman nilai-nilai, sikap dan cara berfikir, serta peningkatan kemampuan terutama dalam dua aspek tersebut yaitu aspek ideology dan aspek kepemimpinan.

a) Pembinaan Ideologi, meliputi: - Penanaman nilai-nilai Islam sesuai dengan pendangan

Muhammadiyah - Pembinaan Akidah

- Pembinaan Ibadah - Pembinaan Akhlak - Pembinaan Muamalah duniawiyat

166 Seri Studi Islam 166 Seri Studi Islam

- Penguasaan Strategi Perjuangan Muhammadiyah - Pemahaman Matan dan keyakinan hidup dan cita-cita

Muhammadiyah

c) Pembinaan Kepemimpinan, meliputi: - Pemahaman visi dan missi Persyarikatan - Pengembangan penguasaan metodologi keilmuan dan berfikir

ilmiah - Pengembangan wawasan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan. - Pemahaman kemampuan manajemen organisasi - Pemahaman dinamika dan peta perjuangan umat Islam - Penguasaan manajemen gerakan, manajemen ide, kemampuan

advokasidan kemampuan pengambilan keputusan/kebijakan. - Pemahaman program Muhammadiyah - Kemampuan manajemen pengembangan masyarakat

d) Pembinaan penguasaan keterampilan, Informasi, keilmuan, meliputi: - Penguasaan disiplin ilmu dan aplikasi teknologi sesuai bidang keahlian masing-masing - Pengembangan kecakapan/keahlian dan profesi - Pengembangan kemampuan penguasaan dan pemanfaatan

teknologi informasi, jaringan media, internet dan computer dalam kajian dan studi agama serta analisis data untuk keperluan dakwah Islam.

Melalui kurikulum, metode, dan proses yang ditentukan, maka dengan penekanan pada pembinaan keempat aspek tersebut diharapkan bahwa pengkaderan Muballigh Muhammadiyah dapat mencapai tujuannya, yakni terwujudnya kader Muballigh Muhammadiyah sebagai penggerak, penganjur dan pelaksana dakwah, baik kedalam maupun keluar sesuai denga misi serta tujuan Muhammadiyah.

4. Strategi Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah

a) Pengertian Strategi Pengkaderan Strategi berasala dari bahasa Yunani, stratus yang bermakna pasukan, dan agein yang berarti memimpin. Jadi strategi berarti memimpin

Seri Studi Islam 167 Seri Studi Islam 167

metode dan pendekatan yang harus ditempuh oleh Muhammadiyah dan satuan kurikulum yang diberikan dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan kader dan SDI Muballigh dalam Muhammadiyah. Beberapa hal lain yang harus diperkuat dalam strategi Pengkaderan Muhammadiyah, antara lain: sistem rekruitmen, sistem data kader dan SDI, sistem pendayagunaan kader, serta sistem manajemen Kader dan SDI Muballigh Muhammadiyah dengan menjalin komunikasi dan kordinasi dengan Ortom/ AMM. Oleh karena dakwah dan tabligh adalah merupakan inti gerakan Muhammadiyah, yang menjiwai seluruh aktivitas Muhammadiyah, maka strategi pengembangan kader harus mencangkup multidimensi. Setidak- tidaknya meliputi tiga focus pembinaan, yaitu konsolidasi ideologi, Konsolidasi Organisasi dan konsolidasi wawasan.

b) Bentuk-bentuk dan Media Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah Muktamar Muhammadiyah ke-37 sebagai Muktamar strategi di mana Muhammadiyah mentajdidkan kembali gerakannya, telah menyusun program pendidikan kader secara pragmatis dan terarah. Setelah disempurnakan oleh Muktamar-muktamar sesudahnya, maka bentuk pendidikan kader yang dikembangkan adalah :

1. Latihan Kader Muballigh (LKM), yang menitik beratkan pada pembinaan segi penguasaan materi, metode dan wawasan dakwah serta penguatan komitmen Muballigh, sehingga mampu menggerakkan umat mewujudkan tujuan Muhammadiyah.

2. Pelatihan Instruktur Muballigh (LIM), yang menitikberatkan pada pembinaan segi kepemimpinan, dan keterampilan melaksanakan pelatihan kader Muballigh sesuai dengan tingkatan kepemimpinan.

3. Refresing Muballigh, yang menitikberatkan pada pemberian bahan-bahan mutakhir dan bahan khusus yang diperlukan oleh Muballigh dan Da’I Muhammadiyah, sesuai dengan tingkatan-tingkatan masing-masing, seperti kajian kristologi dan kristenisasi, kajian tentang ghazwul fikri.

4. Pelatihan khusus, yang menitikberatkan pada penambahan dan poendalaman materi, strategi dan metode dakwah yang bersifat

11 A. Rosyad Sholeh, Manajemen Dakwah Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005), hlm. 33.

168 Seri Studi Islam 168 Seri Studi Islam

5. Pengajian pimpinan. Kegiatan ini sebagai pembinaan rutin pimpinan dan Muballigh Muhammadiyah sekaligus pengayaan wawasan dan forum berbagi pengalaman, problem solving dan kajian isu- isu penting yang bersifat cepat dan perlu menjadi perhatian para Muballigh dan pimpinan Persyarikatan di masing-masing tingkat.

6. Sekolah Kader Muballigh, seperti menyelenggarakan Madrasah Muballighin, Pesantren Kader Tabligh, Sekolah Tinggi Dakwah atau menyusun kurikulum pendidikan Muballigh untuk dimasukkan ke dalam Madrasah, Pesantren, Sekolah, Perguruan Tinggi (khususnya Fakultas Agama Islam) dan Ma’ad Bahasa Arab dan Studi Islam yang ada di lingkungan Muhammadiyah, dan Pesantren Perguruan Tinggi, seperti Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran. Disamping itu, beberapa media yang menjadi lahan subur bagi persemaian kader Muballigh Muhammadiyah, yaitu melalui organisasi otonom, badan amal usaha persyarikatan, terutama amal usaha pendidikan.

c) Kurikulum Pengkaderan Muballigh Muhammadiyah Kurikulum dalam suatu pengkaderan tidak lain adalah merupakan program yang direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan dari pengkaderan dimaksud. Melalui pembinaan Ideologis keIslaman, jiwa Persyarikatan, pembinaan kepemimpinan dan pembinaan penguasaan keterampilan, informasi dan keilmuan. Kurikulum yang dikembangkan dalam pengkaderan Muhammadiyah sekarang ini adalah meliputi empat jenis materi kurikulum inti yaitu :

1) Dinul Islam - Aqidah, Akhlak, Ibadah, dan Muamalah - Metode Pengambilan Rujukan Dakwah - Manhaj tarjih dan Ushul Fikh - Tafsir Quran dan Hadits

2) KeMuhammadiyahan - Sejarah Muhammadiyah - Ideologi Muhammadiyah - Muhammadiyah dan aspek-aspek kehidupan

Seri Studi Islam 169

- Riwayat perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah

3) Ilmu dan strategi Dakwah (Fiqhud Dakwah) - Teknik pidato, ceramah dan khotbah

- Manhaj/ Metode-metode Dakwah - Manajemen Dakwah - Teknik Pengelolaan Jamaah - Pengembangan media Dakwah

4) Kapita Selekta - Komunikasi Efektif

- Psikologi Sosial - Ghazwul Fikri - Kristologi dan Kristenisasi

- Sosiologi Dakwah

12 Untuk melengkapi bacaan dapat di akses di http://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/artikel- sistem-pengkaderan-muballigh-muhammadiyah--detail-131.html.

170 Seri Studi Islam