Tinjauan skema kebijakan yang ada

2.1.3.5. Amendemen UUD 1945 dan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Upaya mencapai sistem perlindungan sosial yang komprehensif dan universal di Indonesia ditandai dengan dua pijakan penting: amendemen UUD 1945 tentang perluasan jaminan sosial bagi seluruh penduduk dan diundangkannya UU Sistem Jaminan Sosial Nasional/ UU SJSN).

Pada 2002, Pemerintah Indonesia mengamendemen UUD 1945 tentang jaminan sosial. Pasal 28 H, Sub-bagian 3,

ia

es on

menyatakan: Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh

d In l

sebagai manusia yang bermartabat”, dan Pasal 34, Sub-bagian 2, menyatakan: “Negara mengembangkan sistem

ia os

jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

S an n g

martabat kemanusiaan”

u d lin

Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang disahkan pada 19 Oktober 2004, dirancang untuk

er P

menciptakan sistem jaminan sosial yang mencakup semua pekerja Indonesia beserta tanggungan mereka, baik di

an d as

sektor formal maupun informal dengan lima program berikut:

an L u ju

• Jaminan Kesehatan disediakan untuk semua orang yang membayar iuran atau orang miskin dan tidak

mampu yang kontribusinya dibayar oleh Pemerintah. Peserta yang menerima upah akan membayar kontribusi

:: ia es

Men

berdasarkan persentasi dari upahnya, ditanggung bersama dengan pengusaha yang mempekerjakan. Peserta on d yang tidak menerima upah akan membayar dalam jumlah nominal tertentu. Kontribusi untuk orang miskin

In

d i akan dibayar oleh Pemerintah, juga berdasarkan jumlah nominal tertentu.

al si on

• Jaminan kecelakaan kerja memastikan bahwa jika terjadi kecelakaan kerja atau sakit yang berhubungan

Na

dengan pekerjaan, peserta menerima layanan kesehatan, serta kompensasi tunai jika kecelakaan atau

ia log

penyakit tersebut menyebabkan kematian atau cacat permanen. Iuran untuk pekerja penerima upah diatur

n D ka

berdasarkan persentasi upah dan untuk yang tidak menerima upah berdasarkan jumlah nominal.

ar d as

Jaminan hari tua memberi manfaat bagi para pekerja yang mencapai usia pensiun atau mengalami cacat,

l B er

dan apabila pekerja meninggal maka diberikan kepada anggota keluarga yang ditinggalkan. Jumlah manfaat

ia

os S

ditentukan berdasarkan total akumulasi kontribusi ditambah hasil pengembangannya.

g an u n

• Jaminan pensiun menyediakan manfaat bulanan tetap kepada para pekerja yang mencapai usia pensiun

d lin er

atau mengalami cacat permanen, dan keluarga yang ditinggal apabila pekerja meninggal. Pesertanya berhak

P an

menerima manfaat bulanan secara tetap setelah membayar iuran minimal 15 tahun. Jika peserta mencapai usia as d pensiun sebelum memenuhi kontribusi minimal 15 tahun, mereka akan menerima total akumulasi kontribusi

an n L

ditambah dengan hasil pengembangannya. Skema ini hanya tersedia bagi pekerja yang menerima upah, dan

ia ila

iurannya diatur berdasarkan persentasi upah dan ditanggung bersama oleh pekerja dan pengusaha.

en P

• Jaminan kematian menyediakan manfaat tunai kepada ahli waris dari pekerja yang meninggal dunia. Iuran

10 dibayar oleh pengusaha dalam hal pekerja penerima upah dan untuk pekerjaan bukan penerima upah ditetapkan berdasarkan jumlah nominal.

Dewan Jaminan Sosial Nasional adalah lembaga yang bertanggungjawab kepada Presiden dengan fungsi merumuskan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN. Dengan diundangkannya UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, DJSN mengkoordinasikan transformasi empat BUMN (PT Askes, PT Jamsostek, PT

Taspen, PT Asabri) menjadi dua institusi publik nonprofi t (BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan) yang akan bekerja langsung di bawah pengawasan presiden. PT Askes akan ditransformasikan menjadi BPJS Kesehatan

untuk menyediakan skema asuransi kesehatan bagi seluruh penduduk dimulai pada 1 Januari 2014. Sedangkan PT Jamsostek akan ditransformasikan menjadi BPJS Ketenagakerjaan dan akan menyediakan jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, pensiun, dan jaminan kematian. BPJS Ketenagakerjaan ditargetkan sudah beroperasi pada Juli 2015. Dua perusahaan lain, PT Taspen dan PT Asabri diperintahkan oleh UU BPJS untuk merancang peta jalan (road map) pengalihan bertahap ke BPJS Ketenagakerjaan.

Sejalan upaya menyiapkan implementasi BPJS Kesehatan, telah disusun peta jalan (road map) untuk mencapai cakupan menyeluruh (universal coverage) asuransi kesehatan di Indonesia yang dimulai pada 1 Januari 2014. Peta jalan ini akan memberikan arah dan tahapan untuk mencapai cakupan kesehatan universal.